Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 3

by | Mar 19, 2024 | 0 comments

Hari 3

SAYAP

Shalom, puji Tuhan, hari ini saya mau berbagi tentang sebuah teguran Tuhan untuk saya, yaitu tentang sayap, dalam
Amsal 1:17 => Sebab percumalah jaring dibentangkan di depan mata segala yang bersayap,
Dikatakan “segala yang bersayap” itu, tidak bisa dijerat, tidak bisa dibelenggu. Jadi jika kita bersayap, kita bukanlah orang yang gampang dijerat kemudian di jebak dan dihentikan. Orang boleh menjebak, menjerat dan menghentikan tapi buat siapapun yang bersayap maka semua jaring itu tidak ada gunanya.

Wahyu 4:1-2 => Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini. Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.

Dalam ayat diatas dikatakan tentang apa yang harus terjadi sesudah ini dan itu bicara tentang masa depan. Siapa yang bisa melihatnya? Hanya orang yang bisa memenuhi panggilan Tuhan yang berkata “Naiklah kemari” yang bisa melihatnya. Masa depan itu milik mereka yang bisa naik keatas, yang tidak dipengaruhi oleh gravitasi bumi. Orang-orang yang memiliki ‘sayap’ yang membawanya naik.

Lalu siapa orang- orang yang bersayap ini? Orang yang seperti apa? Saya berkata di dunia ini pernah ada, pernah hidup orang – orang yang punya kekuatan sayap yang luar biasa, yang tidak sama dengan kebanyakan orang pada umumnya. Dan kita akan belajar dari mereka yang sebelum kita yang pada zamannya mereka merentangkan sayap yang ajaib, supaya kita bisa mencapai destiny kita dengan kuat. Ada 3 sayap yang hari ini saya mau sharingkan :

1. Habel (Sayap didikan)

Ibrani 11:1-4=> Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.

    Habel adalah orang pertama, yang pada zamannya dialah orang yang memiliki sayap dan bisa terbang. Kalau orang sudah mati dan ia masih bisa berbicara maka kita bisa berkata “Dia orang yang memegang akan masa depan”
    Alkitab berkata sangat sederhana sekali. Habel memberikan korban yang lebih baik. Kata lebih baik tidak boleh lepas dari kehidupan kita. Kita hari ini harus lebih baik dari kemarin dan kita besok pagi harus lebih baik dari hari ini. Dengan kata lain tidak ada pilihan lain bagi orang percaya bahwa hidup kita dari hari ke hari harus terus mengalami perubahan demi perubahan. Hanya Pribadi Yesus yang tidak boleh berubah dari dulu sekarang dan selamanya. Anda dan saya, kita semua harus berubah, kalau tidak kita akan dengan mudah dilindas oleh dunia. Hanya mereka yang mengijinkan Tuhan untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik yang akan mempunyai sayap dan kepada orang seperti itulah masa depan akan diberikan kepadanya. Mari kita menjadi pribadi yang lebih baik, dan lebih baik dalam waktu doa kita, saat teduh kita, pembacaan alkitab kita, pengabdian, penyembahan kita. Hanya orang yang bodoh yang kemudian berkata “sudahlah, ini sudah hebat”. Kemudian dia berhenti. Hanya mereka yang bersayap yang akan memiliki masa depan. Jika kita berhenti berubah kita akan punah.. Mari jadi orang yang lebih baik.

    2. Henokh (sayap keintiman)

    Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah, Ibrani 11:5.

    Mungkin ada pertanyaan “Kalau kita sudah ditemukan oleh Tuhan dan menjadi anak-Nya kenapa kita harus mencari Dia lagi?”

    Ada sebuah perumpamaan di alkitab, yang mungkin sudah berkali2 dibagikan yang diberi judul “Anak yang terhilang”, walaupun judulnya kurang tepat, seharusnya “Anak – anak yang terhilang” Karena kedua anaknya terhilang. Hanya bedanya yang bungsu hilang diluar, yang sulung hilang di dalam rumah. Dan sebenarnya yang paling parah adalah si sulung yang hilang di rumah Bapanya sendiri. Kalau si bungsu terlihat hidupnya kacau, main perempuan, dia habiskan hartanya kemudian melarat, itu terlihat jelas hitam putihnya. Tapi si sulung, dia terhilang di rumah bapaknya dan tidak merasa terhilang. Bahkan dia berkata “Bertahun – tahun aku melayani bapa dan tidak pernah melanggar perintah Bapa.” Kalau ia bukan orang terhilang, seharusnya saat bapaknya membuat pesta untuk menyambut adiknya yang telah kembali, ia juga diundang. Namun kenyataanya tidak, ketika ia pulang dari ladang ia dengar bunyi musik dan dia bingung dengan suara itu. Lalu dia panggil pegawainya dan bertanya “apa yang sedang terjadi?” Lalu pegawainya menjawab “Oh bapakmu sedang membuat pesta karena adikmu sudah kembali”. Saat dia mendengar hal itu dia merasa tidak diterima oleh ayahnya karena ia tidak diundang.

    Jika kita ingin mempunyai sayap, coba untuk mencari Dia, ingini untuk bisa menangkap hati-Nya dan bisa mengerti perasaan-Nya. Karena jangan2 ada banyak orang yang terhilang di rumah Bapa. Ada istilah yang cukup keren berkata “Pulang ke rumah Bapa”. Tapi ada juga yang gawat yaitu orang yang “Hilang di rumah Bapa”. Kelihatannya kristen, kelihatannya pelayanan, kelihatannya aktif, tetapi Bapa tidak kenal, tidak ada sebuah kehangatan hubungan antara anak dengan Bapa. Dia sangat tidak mengerti apa yang di hati Bapanya, tetapi Bapanya mengerti anaknya yang sulung tidak bisa mengerti hatinya. Menurut saya mungkin Bapanya berpikir seperti ini ‘Jika saya mengajak berunding anak saya yang sulung ini percuma, karena ujungnya cuma bantah-bantahan”. Demikian juga dengan pribadi Bapa di surga, Dia itu sangat berdaulat, apakah dia akan mengajak kita atau tidak itu adalah keputusan Dia. Tidak bisa kita terlalu percaya diri dan berkata “oh aku pasti diundang” belum tentu.

    Si sulung itu marah dan berkata “Aku ini anak yang tidak melanggar perintah Bapa, tetapi adikku si bungsu telah menghabiskan uangmu. Buatku, bapa tidak pernah memberikan seekor anak kambing untuk aku bersukacita dengan teman2ku.” Ini menjelaskan sebenarnya si sulung itu kalau mengadakan pesta, dia hanya membuat pesta untuk dirinya sendiri.

    Seringkali kita jumpai orang membuat kebaktian, buat pesta atau buat KKR dimana ia sedang makan daging dengan teman – temannya tetapi Bapa tidak ada disitu. Dan tanpa sadar banyak dari kita yang melakukan berdasarkan apa yang kita pikir baik tetapi sebetulnya dia tidak pernah bisa menangkap apa yang ada di hati Bapanya, apa yang Bapanya rindukan. Dan oleh karena ia berpikir tidak pernah berbuat yang aneh aneh, baik-baik di gereja dan berkata “aku tidak pernah melanggar perintah Bapa” tidak melanggar perintah-Nya itu hanya satu hal, tapi tidak mengerti hati-Nya itu hal yang lain lagi. Dan kalau kita baca, akhir perumpaan itu tidak pernah jelas, apakah si sulung masuk ke rumah atau tidak. Karena istilahnya “selebihnya terserah dia dan terserah kita.” Sebab banyak sulung yang justru tidak bahagia ketika si bungsu kembali dan menikmati keintiman dengan Bapanya.

    Si bungsu ini sebetulnya ingin melamar menjadi pegawai. Tapi pertobatan hatinya membuat Bapa seperti berkata “Pegawai aku sudah cukup banyak, bahkan ada satu pegawai yang adalah darah dagingku sendiri. Aku butuh anak yang bisa aku peluk”. Kalau kita mengejar Tuhan sampai Tuhan bisa peluk kita, maka tiba2 kita memiliki sayap.

    Semua orang kristen tahu Roh Kudus itu adalah seorang Pribadi, kalau kita pernah membaca pengakuan iman rasuli, kita percaya Roh Kudus itu seorang Pribadi dan bukan sebuah zat atau benda apalagi hanya kuasa. Cara kita berurusan dengan Dia, cara kita berbicara dan memperlakukan-Nya akan berakibat pada perasaan-Nya. Kalau kita baca Alkitab dikatakan Roh Tuhan itu bisa dibuat sedih, bisa didukakan dan ujungnya membuat Roh Kudus undur daripada kita.

    Billy Graham pernah berkata kalau hari ini Roh Tuhan diangkat dari Gereja Tuhan maka 90% kegiatan gereja akan berlangsung seperti biasa. Maka itu artinya 90% dari apa yang kita buat sama sekali tidak melibatkan Roh Kudus dan kita hanya percaya pada kekuatan manusia dan pada ide dan visi manusia. Dia mensinyalir hanya 10% yang selama ini berjalan bersama Roh Tuhan dalam melakukan apa yang Tuhan mau. Setiap kali kita hanya meminta Roh Kudus mengurapi kita dan bekerja melalui kita sehingga itu membuat kita memperlakukan Roh Kudus seperti pembantu kita. Kita menyuruh Roh Kudus ini dan itu sehingga kita lupa siapa Tuan yang sebenarnya.

    Habel setiap hari berubah dan memberi yang lebih baik untuk Tuhan, tetapi Henokh mengajar kita supaya jangan ada orang yang terhilang di rumah Bapa. Saya berdoa kita akan punya sayap untuk mengejar dan mengenali Dia lebih lagi.

    3. Nuh (Sayap iman)

    Ibrani 11:7 => Karena iman, maka Nuh—dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan—dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.

    Kalimat kuncinya adalah dengan iman. Karena iman maka Nuh dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan maka Nuh taat. Ini sebuah sayap yang ajaib sekali. Ini sebuah sayap terobosan yang luar biasa. Nuh tidak melihat apa-apa, dia hanya mendengar petunjuk Allah dan mentaatinya. Butuh orang yang cukup gila sebetulnya untuk hidup seperti Nuh. Banyak orang mengatakan bahwa Nuh itu membangun bahtera kira – kira 120 tahun dan hanya 8 orang yang mengerjakan ini dan tidak ada pengikut tambahan.

    Nuh hanya berdelapan, tidak ada dari luar keluarganya yang bergabung. Dia tidak melihat apa-apa secara jasmani. Tidak ada ramalan cuaca saat itu. Kalau disuruh menanti 1 atau 2 bulan masih masuk akal. Tetapi Nuh saat itu harus menanti ratusan tahun dan selama waktu itu tidak pernah ada simulasi air bah. Tuhan tidak bilang “Baiklah Nuh, supaya mereka percaya, Aku beri tsunami kecil2an” Tidak pernah, dan semua tempat saat itu kering. Tetapi ajaibnya Nuh tetap taat dan ini bagian yang tidak mudah untuk orang percaya. Apakah kita bisa tetap mentaati petunjuk dan apa yang Tuhan perintahkan di saat kita tidak melihat apa2.

    Ada pepatah mengatakan “Jika kita gagal merencanakan maka kita merencanakan untuk gagal” lalu Nuh ini merencanakan apa? Membangun bahtera, itu hal yang mustahil. Pengikut Nuh terakhir adalah binatang semua dan tidak ada manusia. Apakah kita bisa tetap percaya jika diperhadapkan dengan hal ini? Ini bukanlah hal yang mudah.

    Dalam cerita Nuh, ketika air mulai surut yang diutus Nuh keluar untuk melihat apakah ada kehidupan pertama kali, bukanlah ular yang mungkin paling cerdik ataupun buaya. Nuh juga tidak mengutus singa yang paling kuat atau gajah yang paling besar bahkan Nuh tidak mengutus jerapah yang paling tinggi. Yang Nuh utus hanya seekor burung merpati, sebab mereka yang bersayap yang akan memiliki masa depan. Burung merpati itu pulang dengan membawa daun ranting pohon zaitun dan menyampaikan pesan “Nuh ada kehidupan disana”. Nuh mungkin bertanya “Mengapa engkau bisa lihat adanya kehidupan?” Merpati itu berkata “Sebab aku bersayap, aku terbang ke tempat yang engkau tidak bisa lihat dengan matamu. Aku naik ke ketinggian yang tidak bisa engkau daki. Aku menjelajah ke kejauhan yang tidak pernah bisa engkau tapaki.” Because the future belongs to those who can fly. Karena masa depan itu, masa depan yang tidak kelihatan itu adalah milik mereka yang bisa terbang..
    Mengikuti apa yang Tuhan perintahkan walaupun mata kita belum melihatnya dan keberanian untuk beriman seperti itu adalah sayap yang luar biasa untuk meraih masa depan kita.

    Amin

    Artikel Terkait

    Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 25

    Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 25

    Hari 25 Jubah Kesulungan (5) Cara untuk memperoleh anugerah Jubah Kesulungan berikutnya adalah : 2.Mendapatkan impartasi dari orang lain. Kita bisa baca di Kejadian 27:1-46 disitu diceritakan bahwa Yakub menipu Ishak. Sebelum kejadian 27 Esau sudah menjual hak...

    Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 24

    Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 24

    Hari 24 Jubah Kesulungan (4) Shalom hari ini kita akan membahas bagaimana cara kita memperoleh Jubah Kesulungan? Beberapa yang kita temukan didalam Alkitab : 1. Mendapatkan langsung dari Tuhan. Orang-orang tertentudalam proses hidupnya dengan Tuhan, mereka mendapatkan...

    Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 23

    Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 23

    Hari 23 Jubah Kesulungan (3). Bagaimana Tuhan menginginkan sikap yang benar terkait dengan perkara rohani 'Jubah Kesulungan' ini terlihat dalam peristiwa setelah kebanhkitan-Nya ketika Tuhan menemui 2 murid-Nya dalam perjalanan ke Emaus diLukas 24:28-29.Tuhan...

    0 Comments

    Submit a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *