Hari 25
Jubah Kesulungan (5)
Cara untuk memperoleh anugerah Jubah Kesulungan berikutnya adalah :
2.Mendapatkan impartasi dari orang lain.
Kita bisa baca di Kejadian 27:1-46 disitu diceritakan bahwa Yakub menipu Ishak. Sebelum kejadian 27 Esau sudah menjual hak kesulungannya pada Yakub. Dan Esau tidak berbohong dengan Yakub, namun di kemudian hari Esau curang, ketika bapanya ingin memberkati dia, Esau tidak mengaku dengan berkata “Sudah kujual kepada Yakub”, tetapi di awalnya dia benar benar telah menjualnya.
Dan sebenarnya dengan legal Yakub bisa berkata “Sudah dijual kepadaku, maka aku berhak menerima jubah kesulungan” Yakub merupakan pribadi yang mengerti kekuatan rohani dari bapaknya, jika bapanya sampai mengutuk, itu akan sangat berat bagi hidupnya dan ia tidak berani melakukannya.
Yang menjadi pertanyaan kenapa Yakub harus menyamar? Dengan sah sudah dibeli Yakub, dia tidak menipu Esau, dia bicara terang2an “Jual dulu hak kesulunganmu kepadaku” dan Esau menjawab “aku tidak perlu, nah ini aku jual” dan Yakub itu Yahudi sekali, sebab yang diminta Esau Cuma bubur kacang merah, tetapi Yakub menambahinya dengan roti dan minum. Sebab ia tahu bahwa hak ini begitu mahal dan hanya dengan bubur kacang merah, Esau mau, dengan sungkan Yakub menambahinya dengan roti dan anggur.
Lalu kenapa Yakub harus sampai menyamar? Ketika Tuhan ingin memberikan jubah kesulungan ini melalui orang lain, ada faktor dari orang yang akan melepaskan atau mengimpartasikan yang dia punya, faktor itu namanya passion (harus keluar melalui hubungan batin) karena jubah ini mengalirnya melewati hubungan batin, marilah kita perhatikan dalam
Kejadian 25:28 => Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub”
Mengapa Yakub harus menyamar? Jika Ishak berkata “oh, ini Yakub ya?” padahal Alkitab berkata sayangnya itu kepada Esau. Rupanya hati dan kasihnya cenderung mengalir kemana, itu penting sekali, untuk melepaskan apa yang dia punya. Yakub mengerti, jika dia bermain secara legal dan mengaku apa adanya, Ishak mungkin tidak akan pernah bisa mengucapkan berkatnya. Yang dia butuhkan bukan sekedar perkataan, perkataan tanpa rasa darii dalam itu tidak ada gunanya, dan Yakub mengerti benar tentang hal ini.
Kita juga membaca tentang Yusuf :
Kejadian 37:1-3 => Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah Kanaan. Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun—jadi masih muda—biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya. Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
Dari ayat ini kita bisa melihat kualitas dari seorang Yusuf. Sejak muda dia terbiasa menggembalakan kambing domba ayahnya, dan bekerja bagi kepentingan ayahnya, hatinya buat ayahnya, dia tahu mana yang benar dan mana yang salah dan hatinya buat bapaknya bukan buat kesenangannya sendiri. Akhirnya tidak mengherankan ketika sampai kepada pembahasan bagaimana Yakub mengasihi Yusuf, Alkitab mengubah namanya dan bukan memakai Yakub lagi melainkan kata Israel, ketika Israel memberikan jubah kepada Yusuf, jubah yang diberikan itu artinya jubah pemimpin, jubah seorang penguasa. Dikatakan “Israel lebih mengasihi Yusuf dari yang lain” Bagaimanapun ada hubungan batin antara Israel dan Yusuf. Ketika belasan tahun menghilang Israel terus meratapi Yusuf, dia meratapi karena karena merasa kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya, yaitu orang yang sangat dia kasihi. Apa yang membuat seperti itu? Hubungan batin yang dalam. Seringkali ini yang gagal dalam hidup kita.
Jika kita bergaul dengan seseorang dan hati kita sudah negatif dengan dia, maka kita tidak bisa mendapatkan apa2. Kalau kita bertemu orang yang dipakai Tuhan, mungkin bukan pendeta, dan respon kita iri atau negatif maka yang dia dapat tidak bisa terimpartasi ke kita, sebab yang didalam sudah menolak. Sebab itu penting sekali untuk menjaga hati, jika kita melihat orang diberkati dan diurapi, bangun hubungan baik dengan mereka, tidak perlu menyembah mereka, tetapi hiduplah damai dan bergaul dengan baik.
Mungkin kita cuma perlu kasih air putih aja, sebab Alkitab berkata “Barangsiapa menerima nabi sebagai seorang nabi, ia mendapat upah nabi” jika kita menerima nabi seperti orang biasa maka kita tidak akan mendapat upah nabi. Gehazi tidak pernah mendapatkan jubah Elisa, seharusnya Gehazi ini seperti Elisa terhadap Elia. Gehazi ini menggunakan nama tuannya untuk kepentingannya akhirnya yang ia terima bukan urapan Elisa tetapi harta plus kusta Naaman. Hubungan batin seperti ini jika sampai rusak dan terganggu, kita tidak akan mendapat apa2.
Pada waktu Ishak memberkati dan memberikan blessingnya maka pikiran dan hatinya kemana? Ke Esau. Kita mau sama2 mengerti hari ini, bahwa bagaimanapun juga jika kita ini ingin mendapatkan impartasi, kita bisa bergaul dengan orang-orang di sekitar kita dan tidak selalu orang yang sangat hebat dengan rohani yang sangat tinggi. Bisa dengan ayah kandung, om, tante, yang punya kemampuan tertentu dan anda mengerti itu dan membutuhkan impartasi dari hal-hal rohani yang mereka miliki.
Yakub bisa datang dengan cara legal, tetapi yang legal itu walaupun ia bisa melakukannya, tidak pernah ia lakukan, kenapa? Karena semua jubah, hak kesulungan yang Tuhan mau berikan kepada kita melalui orang lain, keluarnya melewati perasaan, hati orang yang bersangkutan.
Tuhan pun ketika didesak orang banyak pada waktu ada wanita yang 12 tahun mengalami pendarahan, Alkitab berkata “tanpa iman tidak seorangpun berkenan kepada Allah (ibrani 11:6) artinya tanpa iman tidak mungkin kita membuat Tuhan berkenan. Ada banyak orang yang menempelkan atau bersentuhan dengn Yesus dan tidak berakibat apa2. Tetapi seorang wanita yang 12 tahun sakit pendarahan, dengan iman ia berkata “asal kujamah saja jumbai jubahnya aku sembuh” itu menghisap kuat, Yesus berkata “siapa yang menjamah Aku?”
Mungkin yang lain berkata “Yesus ini GR, gara2 sudah populer sekarang, orang banyak berdesakan kog nanya siapa yang menjamah Aku?” bukan sembarang orang, tetapi orang yang menyentuhnya dengan Iman. Begitu hati Bapa kena, ada hubungan, ada koneksi, maka kuasa-Nya akan mengalir, Yesuspun terkejut. Dan itu terjadi secara otomatis dan begitu cepat, seperti hukumnya memang sudah seperti itu.
Kenapa Yakub menyamar menjadi Esau? Supaya bapanya bisa mengalirkan apa yang dia punya. Apakah setelah ketahuan, Ishak menjadi marah? Ternyata tidak, sebab Ishak ini hamba Tuhan, dia akhirnya mengakui sebuah kenyataan bahwa Tuhan memilih Yakub dan bukan Esau.
Esau sampai menangis meraung2, dia minta berkat yang lain. Akhirnya diberi tetapi yang keluar justru ampas. Orang ini tidak mengerti awalnya barang itu begitu berharga, sampai dia kehilangan itu baru sadar betapa berharganya apa yang ia anggap ringan selama ini.
Kita buka di 2 Raja – raja 3:9-12 => 9. Maka berjalanlah raja Israel dan raja Yehuda dan raja Edom. Tetapi sesudah mereka berkeliling tujuh hari perjalanan jauhnya, maka tidak terdapat air untuk tentara dan untuk hewan yang mengikuti mereka.Lalu berkatalah raja Israel: “Wahai, TUHAN telah memanggil ketiga raja ini untuk menyerahkan mereka ke dalam tangan Moab!” Tetapi bertanyalah Yosafat: “Tidak adakah di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita meminta petunjuk TUHAN?” Lalu salah seorang pegawai raja Israel menjawab, katanya: “Di sini ada Elisa bin Safat, yang dahulu melayani Elia.” Berkatalah Yosafat: “Memang padanya ada firman TUHAN.” Sesudah itu pergilah raja Israel dan Yosafat dan raja Edom kepada Elisa.
Reputasinya adalah Elisa bin safat yang dahulu melayani Elia. Yosafat mengerti firman dn berkata “memang padanya ada firman Tuhan” bagaimana dia mengerti ada firman? Karena reputasi Elisa berkata “yang dahulu melayani Elia”. Tetapi Gehazi tidak bisa.
Contoh lain adalah Musa dan Yosua, Yosua 1:1 Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:
Yosua punya reputasi sebagai abdinya Musa dan itu yang membuat Yosua menerima warisannya. Jika kita membaca kisah Yosua, ketika Musa naik gunung 40 hari 40 malam,Yosua ada dan menunggu, ketika Musa masuk kemah pertemuan, Yosua ada menunggu diluar. Dia bela tuannya dengan luar biasa. Ketika Tuhan memilih Yosua. Bagi Musa itu pilihan yang luar biasa.
Ketika kita membaca kisah para rasul, Petrus dan Yohanes ditangkap oleh mahkamah agama. Mereka ditekan dan diancam untuk tidak lagi memberitakan nama Yesus, tetapi mereka justru bersaksi didepan tokoh agama. Alkitab berkata “Ketika mereka melihat keduanya bukan orang terpelajar dan betapa beraninya mereka berbicara, maka mereka mengenali keduanya, they had been with Jesus (mereka pernah dengan Yesus)” Dari cara keberaniannya, spiritnya mereka berkata “lho, ini kog sama ya?” dengan siapa? Ya, itu, dengan Yesus”. Jika kita cukup mempunyai hubungan batin yang dekat, bagaimanapun akan ada yang mengalir.
Sayang sekali keadaan saat ini ada 2 anomali. Pertama, para pemegang otoritas, bahkan pemimpin agama tidak memiliki lagi hubungan yang dekat dengan Allah yang bisa diwariskan. Kedua, tidak banyak orang bisa hidup tunduk pada otoritas karena biasa melihat banyak pemegang otoritas yang tidak benar. Sayang sekali itu terjadi juga didalam gereja, sehingga mudah pecah, mudah kecewa bahkan mudah saling menyerang. Ini terjadi ketika para pemimpinnya tidak memiliki hubungan batin yang dalam dengan Tuhan dan para anggota tidak memiliki hubungan batin dengan pemimpinnya.
Saya menutup bagian ini dengan kalimat sederhana, aliran perkara2 Illahi akan lancar hanyalah ketika terjaga hubungan yang dalam dengan Tuhan dan sesama dalam setiap tingkatan otoritasnya. Ini sebuah disiplin pribadi dan korporat.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
0 Comments