Hari 21
Jubah kesulungan (1)
Shalom semua, hari ini dan beberapa hari kedepan kita akan sharing tentang jubah kesulungan..
2 Raja – raja 2:9-15 => 9. Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: “Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu.” Jawab Elisa: “Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu.” Berkatalah Elia: “Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi. Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai. Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: “Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!” Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan. Sesudah itu dipungutnya jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi sungai Yordan. Ia mengambil jubah Elia yang telah terjatuh itu, dipukulkannya ke atas air itu sambil berseru: “Di manakah TUHAN, Allah Elia?” Ia memukul air itu, lalu terbagi ke sebelah sini dan ke sebelah sana, maka menyeberanglah Elisa. Ketika rombongan nabi yang dari Yerikho itu melihat dia dari jauh, mereka berkata: “Roh Elia telah hinggap pada Elisa.” Mereka datang menemui dia, lalu sujudlah mereka kepadanya sampai ke tanah.
Sebenarnya kata “dua bagian” ini berarti dua pertiga daripada rohnya. Ini sebenarnya sebuah ungkapan yang hanya dipakai untuk menunjuk kepada sesuatu yang namanya “hak kesulungan”. Karena anak sulung mendapatkan dua pertiga bagian dari warisan ayahnya. Ketika Elia berkata “Apakah yang engkau minta? Maka Elisa ingin berkata “Bapa, aku ingin mendapatkan hak kesulunganku, lihatlah ada 50 orang nabi yang mengabdi padamu. Aku ini hanya pelayanmu, dan tidak ada seorangpun yang berkata bahwa aku ini nabi. Tetapi karena engkau bertanya “apa yang kau minta?” maka aku minta berikan kepadaku dua bagian dari rohmu, jadikan aku anak sulungmu”
Ada banyak orang yang tidak menyadari bahwa hak kesulungan ini sebenarnya luar biasa. Secara naturalnya diberikan kepada anak laki –laki yang lahir pertama kali. Dalam tradisi bangsa Yahudi hanya anak laki – laki pertama yang berhak mendapatkan hak kesulungan. Tetapi jika kita membaca Alkitab, penuh dengan cerita bagaimana anak laki laki pertama dalam keluarga tertentu, seharusnya mereka menerima hak kesulungan, tetapi ternyata mereka gagal mendapatkannya. Coba kita urutkan beberapa cerita, kita mendengar nama Kain, jelas bahwa Kain anak laki2 pertama, seharusnya dua pertiga dari ayahnya, jatuh kepadanya. Tapi Kain berakhir menjadi seorang pembunuh. Kita juga membaca kisah Ruben, dia anak pertama dari Yakub dan seharusnyalah Ruben ini yang mewarisi hak kesulungan ayahnya. Tapi kita mengerti Ruben tidak pernah mendapatkannya. Bahkan hak kesulungan itu jatuh pada adiknya, Yusuf. Kita juga tau tentang Esau, bagaimana ia memandang rendah hak kesulungan itu serta menjualnya. Pada akhirnya kita mengerti bahwa Esau meraung raung tetapi tetap tidak bisa mendapatkan kembali apa yang sudah hilang. Kita juga membaca kisah Gehazi, bujang Elisa, ia yang berada di posisi Elisa saat bersama Elia, tapi ia berakhir dengan kusta dan tidak pernah mendapatkan jubah kenabian dan hak kesulungan.
Kalau kita membaca perjanjian baru, ada orang yang terdahulu menjadi yang terakhir, kita juga membaca kisah anak sulung dan bungsu. Si sulung mengaku dirinya selama bertahun tahun melayani bapanya dan tidak pernah melanggar perintahnya. Tetapi pada akhirnya yang menikmati pesta dan jubah maha indah justru adiknya sendiri.
Lalu apa hebatnya jubah kesulungan? Ketika Elisa meminta hak kesulungan maka yang ditinggalkan Elia adalah jubahnya. Apa arti jubah disini? Dalam bahasa Ibrani mempunyai berbagai macam arti dan bila saya gabungkan pengertiannya adalah : sesuatu yang luas, sesuatu yang lebar, sesuatu yang sangat terkenal, sesuatu yang sangat baik, sesuatu yang megah dan mulia. Begitu jubah ini jatuh kepada seseorang dan dikenakan dalam hidup seseorang maka perubahan yang terjadi adalah tiba – tiba semuanya menjadi begitu besar dan menakjubkan. Selama hidup Elia dia membuat 7 kali mujizat besar. Selama hidup Elisa, dia membuat 13 kali mujizat besar dan satu lagi ketika tinggal tulang, ada mayat yang tersentuh kepada tulangnya, mayat itu bangkit dan hidup kembali. Elisa membuat mujizat 2 kali lipat.
Tuhan Yesus berkata “Jika engkau percaya, engkau akan melakukan yang Aku lakukan, bahkan yang lebih besar.” Apa itu? Itu adalah manifestasi yang akan terjadi pada anak-anak-Nya yang memiliki dan terus mengenakan jubah kesulungannya.
Jubah kesulungan adalah anugerah tetapi untuk menjadi pemilik dan bisa mengenakannya dengan segala kuasa yang ada membutuhkan pengertian dan sikap hati yang benar.
Kita akan mensharingkan beberapa hari ke depan karena jni sangat penting.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin
0 Comments