IX, SGA

Seri Gambar Allah  – Part 7

by | Feb 13, 2024 | 0 comments

Hari 7

KEDALAMAN DOA

Pemazmur mengungkapkan sebuah doa yang benar-benar menyentuh dalam Mazmur 130, dimana Daud memohon dan “berserah” : “Dari jurang kesusahan aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN”. Dari lubuk hati saya berseru : Dari lubuk hati dan hasrat terdalam aku meminta pertolongan, seperti yang dikatakan dalam Mazmur 119:10, “Dengan segenap hati aku mencari Engkau, jangan biarkan aku tersesat dari perintah-perintah-Mu”. Pemazmur berdoa dari kedalaman iman dan keyakinan bahwa Allah akan menanggapi. Sungguh, dari lubuk hati ia menangis : Dari kedalaman keletihan dan kebutuhan… Dari kedalaman kelemahan dan ketidakmampuan… dari kedalaman jurang maut di mana pemazmur berada…

Ini adalah doa yang dalam, mirip dengan doa Yunus dari dalam perut ikan.
Sungguh, dari lubuk hati yang terdalam aku telah berseru kepada-Mu, karena tidak ada yang lain selain Engkau yang tulus dan penyelamat…
Sepenuhnya seperti doa orang-orang sebelum pindahnya Gunung Al Mokattam (tempat tersebut diyakini berpindah saat Paus Abraham dari Aleksandria melakukan misa di dekatnya dalam rangka membukitkan kepada Khalifah bahwa Injil itu benar, dimana kitab tersebut berkata bahwa “Sesungguhnya sekiranya kamu punya iman sebiji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini kesana”)… Sebuah doa yang menjadi sandaran seluruh masa depan gereja saat itu.

Atau mungkin seperti doa dalam hati Daniel ketika mereka melemparkannya ke dalam gua singa.. Atau doa tiga pemuda ketika mereka dilemparkan ke tengah-tengah perapian yang menyala-nyala… Dari hati yang sedemikian terdesak, karena kebutuhan dan ketiadaharapan kecuali pertolongan Tuhan…
Seperti suara orang yang tenggelam memanggil perahu penyelamat untuk segera mencapainya sebelum dia tenggelam…

Seperti doa Elia, meminta air untuk menyiram korban bakarannya (1 Raja-raja 18), atau doa orang-orang yang berbaris mengelilingi tembok Yerikho (Yosua 6).

Yang penting bukanlah panjangnya doa atau pemilihan kata-katanya, tetapi kedalaman perasaan, kebergantungan dan ungkapan iman di dalamnya…

Doa orang Farisi lebih panjang dari doa pemungut cukai (Lukas 8:14). Mengapa? Karena doa pemungut cukai adalah doa dari kedalaman: kedalaman kerendahan hati, penyesalan, perasaan berdosa dan malu … Dia berdiri jauh tanpa berani mengangkat matanya ke surga. Beberapa kata-katanya cukup karena Tuhan melihat kedalamannya. …

Dan seperti doa pemungut cukai, demikian pula doa penjahat di sebelah kanan Kristus. Doa yang singkat tapi dalam. Doa seseorang di saat-saat terakhirnya, di ambang kematian. Dari kedalamannya dia merindukan keselamatan keabadiannya, dan meminta Tuhan untuk mengingatnya. Dia berkata kepada penjahat lain sebelumnya: “Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah” (Lukas 23:41).
Sungguh, itu adalah doa yang penting, diucapkan secara mendalam.. Itu didengar.

Satu kalimat dari seseorang yang mengatakan secara mendalam, seperti “Tuhan kasihanilah”, menjadi salah satu dari dua puluh empat tua-tua maju dan mengambil doa ini di cawan emas dan naik dengan itu ke takhta Tuhan sebagai bau dupa yang merupakan doa orang-orang kudus (Wahyu 5:8). Orang lain mengucapkan doa yang sama puluhan kali dan tidak ada yang diterima, seolah-olah dia tidak berdoa!

Lalu bagaimana kita bisa membedakan doa yang di kedalaman terdalam itu ?
Ini adalah doa yang memiliki keterikatan perasaan, hubungan dengan Tuhan, doa dengan semangat, pengertian, kontemplasi, konsentrasi, kehangatan, cinta, kerendahan hati, penyesalan … dengan iman, keyakinan dan harapan … Doa yang bersumber dari roh (kedalaman terdalam manusia) dan bukan hanya kata-kata…
Panjangnya tidak penting tetapi kedalamannya, seperti dilakukan oleh ahli Taurat dan orang Farisi dan sejenisnya, – untuk suatu alasan- membuat doa panjang (Matius 23:14).

Rasul Paulus menegaskan : “Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh” (1 Korintus 14:19) … Jadi doa kita harus keluar dari kita kedalaman; dan jika kita memiliki doa panjang dengan kedalaman, itu akan jauh lebih baik.

Pentingnya kedalaman …
Betapa indahnya perkataan Pemazmur: “Keindahan belaka puteri raja itu di dalam “(Mazmur 45:13). Dan meskipun pakaiannya ditenun dengan emas dalam jubah banyak warna, tetapi semua kemuliaannya ada di kedalamannya … yaitu dii dalam hatinya.

Percayalah, satu perbuatan yang dilakukan seseorang secara mendalam, dapat menampakkan seluruh hidupnya. Perbuatan tersebut tetap dan akan dicatat dalam sejarah karena kedalamannya.

Saya akan memberi contohnya :

Mempersembahkan dari kedalaman :
Perhatikan kedalaman di mana Abraham membawa putranya untuk mempersembahkannya sebagai korban bakaran :
Dalam sikap persembahannya, Abraham sangat mencintai Tuhan … Dia mencintai Tuhan lebih dari putranya, putra satu-satunya yang dia cintai, putra perjanjian yang digenapi setelah bertahun-tahun … Juga, dalam persembahannya dia berada di kedalaman ketaatan kepada Tuhan dan di kedalaman iman, karena dia percaya bahwa terlepas dari persembahannya, pasti keturunannya akan bertambah banyak seperti pasir yang ada di tepi laut … Dalam mempersembahkan Ishak, Abraham melakukannya dari kedalaman sangat dalam. Tidak ada pemberian yang lebih dalam dari ini.

Contoh lain adalah janda yang meletakkan dua keping. Tuhan memuji dia dan berkata: “Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya” (Markus 12:44).

Juga, di antara contoh-contoh lain, apa yang ditawarkan janda Sarfat kepada Elia sang Nabi : “Hanya segenggam tepung dalam wadah dan sedikit minyak dalam buli” (1 Raja-raja 17:12). Kedalaman dari persembahan ini adalah bahwa dia memberikan semua yang dia miliki pada saat kelaparan… Untuk mempersiapkan dirinya dan putranya, agar mereka dapat memakannya dan mati.. Tetapi dia lebih memilih Elia daripada dirinya dan putranya.

Kita tidak bisa mengukur dari luar apa yang dilakukan oleh sesama kita. Karena hanya Tuhanlah yang bisa melihat kedalaman hati manusia, karena tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Dalam pengalaman kehidupan saya, yang terpenting dalam kehidupan adalah menjaga hati agar tetap murni (bukan sekedar bersih), yang berarti hati yang tulus, polos, transparan, sederhana dan jujur bahkan bodoh karena hanya berisi Tuhan Yesus saja dan tidak ada yang lain. Tidak harta, kekuasaan juga cinta pada istri/suami bahkan anak sekalipun yang melebihi cinta kita pada Tuhan. Apapun yang terjadi selalu kita hadapkan pada kekasih hati kita, Yesus.

Sehingga apapun yang masuk kedalam diri kita, akan melewati pertanyaan : “apakah itu menyenangkan hati Tuhan Yesus ?”. Demikian pula apa yang akan keluar dari hati mewujud dalam perkataan dan perbuatan selalu melewati pertanyaan yang sama : “apakah itu menyenangkan hati Tuhan Yesus ?”. Bila kita merasakan hati yang sudah tidak lagi terpaut erat dengan Tuhan, maka segeralah mengakui dosa-dosa kita dan deklarasikan kuasa darah Yesus untuk menguduskan, menyucikan dan menudungi kita serta menghancurkan kuasa setan, iblis dan niat orang jahat didalam diri dan disekitar kita dan di sepanjang perjalanan hidup kita. Inilah yang akan menyucikan hati Nurani kita tetap kudus dan tidak bercacat dan bercela, sehingga akan mudah bagi Roh Kudus memberikan bimbingannya.

Inilah 2 (dua) langkah untuk menjaga kemelekatan pada Kristus : menjaga kemurnian hati dan menjaga kesucian Nurani. Jadikan itu sebuah kebiasaan, di malam sebelum tidur dan di pagi-pagi setelah bangun tidur. Ini akan menjaga hidup kita baik dalam berkarya, berdoa, menyampaikan persembahan serta melayani sesama dan Tuhan.

Amin

(HKW)

Artikel Terkait

Seri Gambar Allah  – Part 15

Seri Gambar Allah  – Part 15

Hari 15 MEMPERBAIKI KELEMAHAN Realita hidup dalam kelemahan kemanusiaan yang telah jatuh dalam dosa dan hidup ditengah dunia yang berdosa, membuat persoalan kelemahan menjadi semakin kompleks dan sukar. Tetapi Puji Tuhan, semua itu telah diselesaikan Kristus dengan...

Seri Gambar Allah  – Part 14

Seri Gambar Allah  – Part 14

Hari 14 KELEMAHAN MANUSIA TERMASUK MANUSIA ROH Sangat menarik adalah cara Tuhan yang tetap mengijinkan manusia melanjutkan kehidupannya menggunakan tubuh dan jiwa serta identitas dunianya setelah menjadi umat Allah. Mereka tidak dicabut dari keberadaan kemanusiaannya....

Seri Gambar Allah  – Part 13

Seri Gambar Allah  – Part 13

Hari 13 ELEMEN KEKUATAN MANUSIA ROHANI Kita akan membahas satu-persatu elemen kekuatan yang dimiliki manusia roh dalam kesehariannya. Sehingga kita akan bisa membiasakan hidup dengan penuh gairah, kuat dan produktif dalam mengiring Kristus. Elemen pertamanya adalah...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *