Seri Gambar Allah  – Part 11

by | Feb 13, 2024 | 0 comments

Hari 11

MANUSIA YANG HIDUP MELEKAT PADA ALLAH ADALAH KUAT

Pemahaman yang seringkali salah tentang manusia spiritual (roh) yang adalah ciptaan yang kuat bukan lemah. Yang saya maksud tentunya kekuatan roh-nya. Dia adalah orang yang kuat karena telah dipulihkan gambar dirinya didalam Kristus, sebagai ciptaan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:27). Dan Allah itu kuat, demikian pula gambar-Nya. Sehingga hidup anak-anak Allah seharusnya juga kuat…

Tubuh kita adalah bait Allah (Roh Kudus) (1 Korintus 6:19), dan Roh Kudus berdiam di dalam kita (1 Korintus 3:16). Bayangkan ketidakterbatasan kuasa didalam diri kita yang tersedia, mengalir dari Roh Allah. Bukankah janji Tuhan Yesus telah digenapi di dalam kita, seperti yang Dia katakan: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu,” (Kisah Para Rasul 1:8). Dan kekuatan ini adalah kekuatan dari tempat tinggi (Lukas 24:49). Kuasa besar yang telah diperlihatkan dalam pelayanan para Rasul. Demikianlah tertulis dalam Kisah Para Rasul: “Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah” (Kisah Para Rasul 4:33). Dan hal ini menggenapi janji Tuhan : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa “ (Markus 9:1).

Daud menyaksikan kekuatan yang dimilikinya hanyalah dari Tuhan : “TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku” (Mazmur 118:14). Dan Rasul Paulus mengingatkan : “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya” (Efesus 6:10). Dan juga berkata: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13). Ungkapan yang sama tentang kuasa yang diterima oleh manusia rohani di dalam Yesus Kristus : “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” (Markus 9:23).

Tidak ada yang mutahil baginya, maka manusia rohani tidak boleh berputusasa, merasa telah runtuh, atau menjadi lemah hati. Karena dengan iman ia menjadi kuat dari dalam dirinya, aliran kuasa dari Roh ke jiwa dan semangat yang kuat. Dia tidak pernah menjadi lemah, khawatir atau bermasalah dan berdiri tak berdaya. Dia kuat di dalam Tuhan yang bekerja di dalam dia, Tuhan yang menguatkan dia…Dan ini juga berlaku untuk semua manusia rohani sebagai umat beriman, dan untuk gereja sebagai kelompok umat beriman.

Hatiya hidup melekat pada Tuhan dan mengambil kekuatan dari-Nya. Dimana roh manusia mengambil kekuatan dari Roh Kudus yang bertahta di dalam dirinya. Dia adalah anggota kelompok penakluk dan pemenang, mereka yang berperang melawan Tuhan dengan kekuatan. Kita membaca dalam Kitab Hakim-Hakim bahwa malaikat Tuhan berbicara kepada Gideon dengan mengatakan: “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani” (Hakim-hakim 6:12). Demikian pula dikatakan tentang Daud bahwa dia adalah: “….yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia” (1 Samuel 16:18).

Dan tentang orang-orang yang dibawa Yosua untuk memasuki tanah perjanjian, mereka adalah: “…pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa,” (Yosua 8:3). Semua ini adalah lambang dari mereka yang memasuki perang rohani, lawan mereka adalah penghulu-penghulu kerajaan angkasa. Mereka kuat dalam Roh dengan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, perisai iman, baju zirah kebenaran, ketopong keselamatan dan pedang roh, (Efesus 6:11-17).

Alkitab memberi kita banyak contoh tentang orang-orang kuat seperti itu. Misalnya Nabi Elia, yang membersihkan Israel dari semua nabi Baal dan dari para nabi Asyera (1 Raja-raja 18:19,40). Demikian juga Yohanes Pembaptis, tentang siapa malaikat yang mengumumkan kelahirannya berkata: “…ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia….” (Lukas 1:17). Dan Stefanus yang penuh dengan Roh Kudus dan iman. Tiga sinagoga berdebat dengan dia: “Akan tetapi, mereka itu tidak mampu membantah kebijaksanaan dan Roh yang dengan-Nya Stefanus berkata-kata” (Kisah Para Rasul 6:10).

Manusia diciptakan kuat, dengan otoritas ilahi, di Eden Tuhan berfirman: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi” (Kejadian 1:28). Tetapi manusia kehilangan kekuatan otoritas ilahinya ketika dia berdosa dan mulai mengalami ketakutan… Kemudian Tuhan datang kembali dan memberi kekuatan kepada manusia melalui karya kasih karunia-Nya di dalam Kristus, oleh kuasa Roh Kudus yang menguatkan dia dengan janji-janji-Nya dan bahkan tinggal bersama-sama.

Manusia rohani mengingatkan kita pada kuasa roh yang dimiliki para malaikat. Daud berkata: “Pujilah TUHAN, hai malaikat-malaikat-Nya yang perkasa, yang mendengarkan dan melakukan perintah-Nya” (Mazmur 103:20(BIS)). Malaikat-malaikat yang datang menolong Daniel : “Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu,” (Daniel 6:22). Dan dalam Kitab Raja-Raja: “Maka pada malam itu keluarlah Malaikat TUHAN, lalu dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur” (2 Raja-raja 19:35). Sumber kekuatan malaikat adalah bahwa mereka adalah roh yang dekat dengan Roh Tuhan. Demikian manusia roh akan menjadi seperti mereka dan akan masuk ke dalam persekutuan dengan Roh Kudus dan Tuhan akan bekerja di dalam dia dan melalui dia.

Karenanya manusia rohani yang di dalamnya Roh Allah bekerja, harus kuat. Seperti Daud yang kepadanya Roh Tuhan datang (1 Samuel 16:13) kuat. Dia lebih kuat dari raja Saul. Dan setiap kali roh jahat mengganggu Saul, Daud biasa mengambil kecapi dan memainkannya dengan tangannya, maka Saul menjadi segar dan sehat, dan roh yang menyusahkan itu pergi darinya (1 Samuel 16:23). Karena Roh Tuhan yang ada dalam diri Daud itulah yang mengusir roh yang menyusahkan itu. Daud bahkan lebih kuat dari seluruh tentara yang takut pada Goliat. Adapun Daud, dia maju untuk melawan Goliat dan berkata kepadanya: “Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan …, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah,” (1 Samuel 17:46).

Manusia rohani juga tidak memiliki rasa takut karena Tuhan menyertainya: Daud berkata kepada Tuhan, Gembalanya: “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;…” (Mazmur 23:4). Bahkan ditengah himpitan musuh sekalipun : “Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itupun aku tetap percaya” (Mazmur 27:3). Kekuatan manusia spiritual berasal dari Tuhan. Dia tidak takut karena Tuhan bersamanya. Tuhan yang berkata kepada Yosua: “kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi ; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu,” (Yosua 1:9,5).

Pesan untuk tidak takut juga diberikan pada Rasul Paulus, dalam sebuah penglihatan : “…Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini” (Kisah Para Rasul 18:9,10). Kepada Nabi Yeremia Tuhan berfirman : “sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN” (Yeremia 1:18,19).

Apakah kita anak-anak Tuhan masih memiki dan menggunakan kekuatan yang maha besar dan tidak terbatas ini untuk meraih kemenangan dalam kehidupan dan pelayanan ?

Kekuatan spiritual sama sekali tidak bertentangan dengan kelembutan dan kerendahan hati. Banyak yang menyukai kelembutan, tetapi banyak yang salah memahaminya. Tidak bertentangan seseorang yang memiliki kepribadian yang kuat tetapi tetap lembut dan rendah hati. Tuhan Yesus adalah model untuk kesempurnaan ini. Dialah yang berkata: “Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati” (Matius 11:29). Dan pada saat yang sama, Dia memiliki kepribadian yang kuat, kuat dalam argumen-Nya dengan semua orang yang menentang Dia dari ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi, imam-imam kepala, tua-tua dan Saduki. Dan Yesus biasa membungkam mereka dan menyampaikan pesan-Nya dengan penuh tegas penuh kuasa…

Maka adalah mungkin bagi seseorang untuk menjadi lembut dan kuat. Yang penting adalah: apa konsep kekuatan? Dan juga, apa konsep kelembutan dan kerendahan hati? Bedakan antara kekuatan palsu dan kekuatan sejati. Kekuatan sejati adalah kekuatan Roh di dalam, yang mengekspresikan Diri-Nya keluar, ini mutlak membutuhkan yang sering saya sebut ‘intuisi’ dari Roh. Selain itu juga membutuhkan hikmat, dari pengalaman dalam mewujudkan kehendak Allah dalam kehidupan. Disnilah sebuah sinergi terjadi dan menyatu antara karya Roh dan hikmat yang diterima manusia ketika taat pada kehendak dan pimpinan Roh.

Kekuatan yang berasal dari Roh (bukan dari manusia) ini sangat mudah hilang bila tidak menjaga kemelekatan dengan Roh. Betapa mudahnya seseorang terlihat kuat dalam situasi tertentu kemudian tak lama kemudian, ia kehilangan kekuatannya dalam situasi lain. Simson adalah contoh yang begitu jelas, yang membuktikan kekuatannya dalam beberapa situasi, kemudian akhirnya melemah di hadapan Delilah (Hakim-hakim 16).

Manusia melemah dan kehilangan kekuatan spiritualnya karena berbagai alasan. Dia mungkin melemah di hadapan keinginan orang yang dia cintai, atau melemah di hadapan air mata beberapa orang. Dia mungkin juga menjadi lemah karena banyak desakan atau tekanan emosional atau kesehatan atau keuangan. Dia juga bisa melemah jika godaan semakin kuat, seperti yang terjadi pada raja Daud. Dan kelemahan itu terjadi ketika seseorang menjadi lemah di dalam. Hati yang tidak dijaga murni dan nurani yang tidak dibersihkan senantiasa dengan kuasa darah Yesus.

Manusia rohani seharusnya menyadari dan menahan semua alasan ini. Dan jika terjadi dia menjadi lemah dan jatuh, dia segera bangkit. Dan dia akan melakukan apa yang dikatakan dalam Kitab Mikha : “Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, TUHAN akan menjadi terangku” (Mikha 7:8).

Kunci kekuatan manusia spiritual adalah kemelekatan dengan Roh Kudus, dengan terus menjaga hati dan nuraninya terus murni, polos, tulus dan sederhana. Hatinya selalu dan hanya terpesona pada Tuhan Yesus yang sangat dikasihinya, melebihi apapun : istri, anak bahkan dirinya sendiri. Be strong, because God always with the brave!

Amin

(HKW)

Artikel Terkait

Seri Gambar Allah  – Part 15

Seri Gambar Allah  – Part 15

Hari 15 MEMPERBAIKI KELEMAHAN Realita hidup dalam kelemahan kemanusiaan yang telah jatuh dalam dosa dan hidup ditengah dunia yang berdosa, membuat persoalan kelemahan menjadi semakin kompleks dan sukar. Tetapi Puji Tuhan, semua itu telah diselesaikan Kristus dengan...

Seri Gambar Allah  – Part 14

Seri Gambar Allah  – Part 14

Hari 14 KELEMAHAN MANUSIA TERMASUK MANUSIA ROH Sangat menarik adalah cara Tuhan yang tetap mengijinkan manusia melanjutkan kehidupannya menggunakan tubuh dan jiwa serta identitas dunianya setelah menjadi umat Allah. Mereka tidak dicabut dari keberadaan kemanusiaannya....

Seri Gambar Allah  – Part 13

Seri Gambar Allah  – Part 13

Hari 13 ELEMEN KEKUATAN MANUSIA ROHANI Kita akan membahas satu-persatu elemen kekuatan yang dimiliki manusia roh dalam kesehariannya. Sehingga kita akan bisa membiasakan hidup dengan penuh gairah, kuat dan produktif dalam mengiring Kristus. Elemen pertamanya adalah...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *