Hari 1
Siapakah manusia ?
Apa sih yang sebenarnya harus dimulai ketika seseorang benar-benar pingin memulai perjalanan hidup yang terbaik ? Ya, diri kita harus mengerti asal-usul dan akan kemana melangkahkan kaki. Inilah pertanyaan-pertanyaan bagi mereka yang sangat serius menjalani kehidupan : Siapa kamu? Siapakah manusia ? Untuk apa kamu diciptakan ? Apa istimewamu ? Bagaimana kamu bisa meraih yang terbaik dalam dirimu ?
Kita nggak bicarakan mereka yang hidup dalam kehidupan asal-asalan ya, juga mereka yang tidak peduli hal-hal hakiki beginian. Beberapa orang mungkin akan menjawab : Saya adalah manusia, yang punya tubuh, jiwa dan roh. Yang lain akan menjawab: saya adalah makhluk yang hidup, punya akal, berbicara, bebas, dan memiliki imajinasi. Tetapi Sebagian kecil (nih yang sadar) akan mengatakan – dengan perasaan rendah hati – bahwa saya adalah debu dan abu, seperti yang dikatakan bapa kita Abraham tentang dirinya sendiri : Abraham menyahut: “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.” (Kejadian 18:27).
Lalu jawaban mana yang paling akurat nih ? Ketika kita meruntutnya dari awal manusia diciptakan, maka inilah jati diri manusia, dan alasan untuk apa manusia diciptakan oleh Allah : kita (manusia) adalah Makhluk Spiritual atau Makhluk Roh dan (nih yang paling penting ya) : DIA ADALAH GAMBAR ALLAH.
Inilah yang dikatakan Tuhan dalam Sejarah Penciptaan: “Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (Kejadian 1: 26,27).
Mungkin manusia dalam gambar ilahinya adalah apa yang dicari oleh filsuf Diogenes yang hidup di Yunani tahun 412-323 SM yang mengkritik dengan tajamnya kehidupan manusia yang hanya mengejar kesenangan hidup “Diogenes berpendapat bahwa keutamaan tentang yang baik adalah ketika manusia memiliki rasa puas diri dan mengabaikan segala kesenangan duniawi.” Sebuah pendapat dan cara hidup yang dijalani dengan konsisten seumur hidupnya : “Asketis, sebuah gaya hidup yang dilakoninya bercirikan berpantangan dengan kenikmatan-kenikmatan duniawi untuk mencapai maksud-maksud rohani.”
Dan tahukah, sampai saat ini manusia terus bertanya tentang dirinya : Apakah dan siapakah manusia pada hakikatnya? Bagaimanakah kodrat manusia itu? Apakah sifat-sifat manusia yang unik yang membedakannya dari makhluk-mahluk yang lain? Bagaimanakah hubungan antara badan atau raga dengan jiwa manusia? Bagaimana mungkin manusia dapat bebas dan merdeka untuk melakukan segala yang dia inginkan? Apakah arti kepribadian seorang manusia? Ini adalah masalah yang paling serius kawan, padahal Alkitab sudah menjawabnya dengan sangat jelas !
Dengan tegas Alkitab memberikan kesaksian bahwa : pertama, manusia dibentuk dan diciptakan oleh Allah sendiri. Dalam Kejadian 1:26-27; 2:7 dinyatakan bahwa manusia merupakan ciptaan Allah, bukan makhluk yang menjelma dari sebagian (pecahan) dari diri Allah. Manusia adalah hasil karya-Nya yang diciptakan secara unik, berbeda dengan ciptaan-Nya yang lain. Allah membentuk manusia dengan tangan-Nya sendiri, dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Semua dilakukan dengan sempurna, persis menurut rencana Allah.
Kedua, manusia adalah gambar dan rupa Allah. Dalam Kejadian 1:26-27 dinyatakan bahwa Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah, baik laki-laki maupun perempuan. Ini adalah anugerah, kesempatan dan kepercayaan pada manusia dengan dasar eksistensi diri yang unik, agung dan dasyat kawan ! Eksistensi yang menunjukkan perbedaan hakiki dan prinsipil antara manusia dengan ciptaan Allah yang lain, karena hanya manusialah yang bisa menjalin hubungan yang intim (personal) dengan Allah. Sayang ya manusia saat ini lebih asyik dengan dirinya dan ciptaan lain (dunia) dari pada menikmati “hak istimewa” ini……..
Padahal gambar bercirikan : pertama, memiliki keterikatan dengan sumbernya (Allah) dan menunjuk pada pemilikan serta ketidak terpisahan dengan Allah ; kedua, gambar juga memiliki makna responsif, yaitu sebuah hubungan timbal balik (ya manalah ada gambar/bayangan yang tidak melakukan sama dengan yang dilakukan pemiliknya ?). Ketika menerima kasih dan kebaikan Allah, manusia bukan menerima buat diri sendiri, tetapi malakukan hal yang sama buat sesama dan semesta dimanapun ia berada. Nah selanjutnya ketiga, gambar juga memiliki makna memiliki otoritas (yang terbatas), karena ia sudah dilengkapi dengan akal, kebijaksanaan dan hukum-hukum Allah yang sudah diberikan padanya.
Ketiga, manusia adalah mandataris Allah, dalam Kejadian 1:28 dikatakan bahwa manusia diberi kuasa atas alam semesta (bukankah ini seharusnya tujuan hidup ?). Allah mempercayakan kepada manusia tugas dan tanggung jawab untuk memperbanyak keturunan, memenuhi dan menaklukan bumi, serta berkuasa atas ikan-ikan dilaut, burung-burung di udara, serta segala binatang yang merayap di bumi. Secara khusus itu dimulai dalam Kejadian 2:15, bahwa Tuhan menempatkan manusia di taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman tersebut, ya iyalah itu tugas besar harus dimulai dari yang kecil (ingat mereka kan baru berdua saja), ketika mereka sudah beranak cucu maka tugas yang besar itu harus diteruskan ke seluruh bumi.
Keempat, manusia adalah makhluk sosial, dalam kejadian 2:18 Allah menyatakan bahwa tidak baik bagi manusia untuk seorang diri saja, sehingga Ia menjadikan penolong bagi manusia, yang sepadan dengannya. Nah jelaskan bahwa manusia itu hanya akan lengkap ketika hidup bersama manusia (bukan hewan apalagi robot). Sebelum Hawa diciptakan, telah banyak ciptaan Tuhan yang lain, seperti hewan dan tumbuhan yang menemani Adam, namun semuanya tidak sepadan dengannya. Makanya penting tuh gaul…….
Kelima, karena keterikatan antara gambar dengan pemiliknya (Allah), maka dibuatlah sebuah perjanjian Kejadian 2 : 16-17 dan hanya ketika manusia (sebagai gambar) taat pada pemiliknya (Allah) saja maka keistimewaan manusia sebagai gambar Allah itu akan masih berlaku. Dan ini menunjukkan bahwa manusia dipandang oleh Allah sebagai mitra (kawan sekerja) yang punya posisi, suatu kesempatan namun juga tanggungjawab yang sangat mulia sekali.
Dan tahukah (sadarkah) bahwa Allah memperlengkapi seluruh kapasitas manusia bahkan termasuk pasangan (penolong) untuk menikmati, melaksanakan dan terus mendewasakan diri yang akan dilanjutkan pada keturunan mereka sampai seluruh bumi akan dikuasai dan ditaklukkan. Manusia memiliki roh sebagai hasil tiupan nafas Allah. Manusia memiliki jiwa, dimana pikiran, perasaan dan kehendaknya dibangun, dan tentu manusia memiliki tubuh sebagai sarana untuk melakukan semua kapasitasnya itu.
Tahukah saudara bahwa hal yang sama juga berlaku buat kita (saat ini) ? Yang sudah dipulihkan hubungan dengan Allah melalui penebusan Kristus ? Dalam Roma 5:8 “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Dan oleh darah-Nya kita memperoleh kembali hak sebagai anak-anak Allah, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”, Yohanes 1:12.
Nah, berarti bagi anak-anak Allah mereka telah memulai kehidupan baru sama seperti Adam dan Hawa di Taman Eden (sebelum jatuh dosa). Kita adalah gambar Allah (didalam Kristus), yang punya kewajiban untuk melaksanakan mandat sebagai gambar Allah yaitu : pertama, menghormati bahwa kita adalah ciptaan Allah (namanya juga ciptaan, ya harus tahu diri dengan menghormati “memuliakan” Sang Penciptanya).
Kedua, kita harus terus melekat (hanya) pada Allah bukan cinta pada manusia dan hal-hal lain (dunia dengan segala kemewahannya). Karena hanya dengan cara ini, kita akan mendapatkan aliran kehidupan, kasih dan kuasa yang memampukan kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Ketiga, kita di bumi ini harus bekerja keras dan serius dalam menaklukkan bumi dan menguasainya, bagi kemuliaan Allah. Melalui kita maka kehidupan, kasih dan kemuliaan Allah akan tersebar keseluruh bumi. Dan jangan lupa ya….beranak cucu dan mengajarkan pada keturunan kita apa yang harus dilakukan itu.
Keempat, berinteraksilah dengan sesama manusia (tentu pilih lingkungan yang bener) untuk bekerjasama, mempertajam visi dan memperluas karya dan kerja.
Kelima (terakhir), jaga tuh kepercayaan Allah dengan terus bertobat dan mendeklarasikan kuasa Darah Yesus, setiap kali kita jatuh dalam dosa. Jangan berlama-lama merenungi dosa (ntar dimasukin ide-ide iblis lho !). Hidup dalam menjaga kekudusan dengan terus membasuh dengan kuasa darah Yesus, jangan sok suci dengan kemampuan sendiri, tetapi jangan juga minder oleh dosa yang pernah kita lakukan. Semua akan tuntas…tas…oleh darah Yesus.
Jadi jangan berhenti dengan bertobat dan (pengakuan) menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat saja ya. Lanjutkan perjuangan kita mewujudkan kemuliaan Allah didalam dan melalui hidup kita akan tersebar keseluruh bumi…….. Sehingga dimanapun, dalam level apapun, semua orang akan melihat karya dan kasih Allah terjadi di bumi ini lagi (melalui kehidupan kita lho !). Betapa berharga, mulia dan luar biasanya hidup menjadi “rekan sekerja” Allah. Be proud dan don’t forget be happy !
Tuhan Yesus memberkati.
Amin
(HKW)
0 Comments