Kebijaksanaan (Discretion)
Jangan membuang mutiara pada babi.
Matius 7:6 (TB) “Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.”
Kita hidup ditengah manusia dan dunia yang berdosa. Setiap orang seperti membawa beban kehidupan masa lalu, masa kini dan masa depannya, hingga seringkali salah memberikan penilaian bahkan seduatu yang sangat baik dan mulia yang kita berikan untuk mereka. Bukan hanya karena kita kurang mengerti keadaan mereka, tetapi seringkali tuntutan yang mereka inginkan atas kita adalah hal2 yang tidak akan mungkin dapat kita jangkau. Keterbatasan kita tidak sedikitpun menarik mereka untuk merendahkan hati agar bisa memahami. Apalagi pusat hidup mereka adalah kesenangan diri, keserupaan dengan dunia dan mengikuti bapa mereka yaitu iblis.
Hal2 mendasar (penolakan) ini sering terjadi terhadap mereka yang kecil, lemah dan tidak diperhitungkan dari sisi sosial. Orang2 ini cenderung dianggap sebagai beban dan masalah. Hingga hal2 baik dan muliapun yang diberikan secara murni dan penuh kasih akan ditolak mereka yang merasa jauh lebih vesar kapasitasnya.
Kisah berikut semoga bisa membuka hati kita.
Beberapa waktu lalu, seorang ayah telah menghukum putrinya yang berusia 3 tahun karena menyia-nyiakan gulungan kertas pembungkus emas. Uang sangat sulit saat itu dan ia menjadi geram ketika anak itu mencoba menghias sebuah kotak untuk diletakkan di bawah pohon Natal.
Namun demikian, gadis kecil itu membawa hadiah itu kepada ayahnya keesokan paginya dan berkata, “Ini untukmu, Ayah.”
Pria itu menjadi malu dengan reaksi berlebihannya sebelumnya, tetapi amarahnya berlanjut ketika dia melihat bahwa kotak itu kosong. Dia berteriak padanya; “Tidak tahukah kamu, ketika kamu memberi seseorang hadiah, seharusnya ada sesuatu di dalam?”
Gadis kecil itu menatapnya dengan air mata berlinang dan menangis;
“Oh, Ayah, sama sekali tidak kosong. Saya meniup ciuman ke dalam kotak. Semuanya untuk kamu saja, Ayah.”
Sang ayah hancur. Dia merangkul gadis kecilnya, dan dia memohon maaf padanya.
Hanya beberapa saat kemudian, sebuah kecelakaan merenggut nyawa anak itu.
Ayahnya menyimpan kotak emas di samping tempat tidurnya selama bertahun-tahun dan, setiap kali dia berkecil hati, dia akan mengeluarkan ciuman imajiner dan mengingat cinta anak yang telah meletakkannya di sana.
Saudaraku terkasih, cinta-kasih adalah hadiah paling berharga di dunia ini. Dan Kristus menghadirkannya untuk kita. Akankah kita menjadi seperti babi2 yang tidak mempedulikan bahkan menginjak2nya karena lebih mengharapkan makanan untuk mengisi perutnya. Saudaraku kitapun terpanggil untuk terus menyebarkan kasih Allah itu, kepada siapapun juga. Tetapi berhati2lah saat bertemu babi yang hanya mengejar keinginan perutnya, bila hal mulia itu diberikan pada mereka bisa jadi mereka akan mengejar dan menandukmu karena memberikan bukan yang diinginkan hatinya.
Tetaplah nyatakan kasih Kristus melalui perkataan dan perbuatan kita, agar dunia ini makin sejuk, nyaman dan aman karena kasih yang menaunginya.
Orang yang rendah hati adalah orang yang mudah untuk menerima kebaikan sebagaimana adanya, tidak meihat siapapun yang membawanya. Alangkah malangnya bila pembawa kasih itu adalah Tuhan sendiri, tetapi kita merasa lebih tinggi dan sombong untuk menerima dan mensyukurinya dengan merendahkan diri dan bertobat. Karena siapakah kita saat berhadapan dengan kasih Allah ? Kalau kita masih juga menolak, kalau kita masih juga terlalu sibuk dengan hidup egois hanya untuk melampiaskan hawa nafsu, kita ini adalah babi2 saja yang tidak layak memperoleh hal2 mulia. Bertobatlah !
Tuhan Yesus memberkati.
hkw