ST2, VII

Buku Saat teduh 2 Bagian 6 – Part 9

by | Feb 3, 2024 | 0 comments

Hari 9

Lakukanlah pada sesama apa yang kita ingin mereka lakukan kepada kita.

Matius 7:12 (TB)  

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Golden rule yang dikenal banyak orang adalah jangan lakukan sesuatu yang tidak ingin mereka lakukan pada kita. Tetapi Tuhan Yesus memberikan The truth golden rule, yaitu aktif lebih dahulu melakukan hal2 yang kita inginkan pada orang2 lain. Tidak ada jaminan apakah orang lain itu akan membalas hal yang sama baiknya atau tidak, atau bahkan tetap berbuat jahat pada kita. Itu tidak menjadi syarat sedikitpun dari perintah Kristus ini. Melakukan hal2 baik, melepaskan kehidupan, mendoakan dan memberkati sesama.

Saya pernah berada ditengah2 salah satu institusi terburuk, dimana perbuatan licik dan culas nyaris sempurna disetiap levelnya. Menjadi pegawai ditingkat menengah, saya memiliki otoritas yang cukup untuk melakukan pada anak buah, tetapi tidak pada atasan2 saya. Sampai suatu hari saya memutuskan bahwa saya akan tetap dan terus menjadi orang yang baik bukan karena apapun yang akan diperlakukan atasan2 saya. Tetapi saya baik karena saya berjuang menjadi orang baik oleh ketaatan saya pada Kristus. Dan setelah hari itu, saya mengalami ketenangan dalam bekerja dan berprestasi, meski tanpa dukungan atasan2 saya, tetapi mukjizat Tuhan. Mereka seperti tidak meniliki alasan lagi untuk menyerang saya. Saya melihat cara Allah dinyatakan, hadirat Allah itu turun saat kita melakukan perintah2 Kristus, muncul ketenangan, damai sejahtera saat kita terus-menerus melakukan kebenaran di sekitar kita 

Tuhan menggunakan momen2 kebaikan yang terus saya lakukan, membuat atasan2 saya tidak menemukan cara apapun untuk memusuhi saya ataupun mencelakakan saya. Akhirnya mereka tidak lagi menghalangi langkah2 saya meraih prestasi.

Kisah berikut kiranya memberikan kita pengertian bagaimana memperlakukan pihak lain sebagaimana diri kita.

Seorang pemilik toko meletakkan tanda di atas pintunya yang bertuliskan, “Anak Anjing Dijual.”

Adanya tulisan seperti ini selalu memiliki cara untuk menarik anak-anak kecil, dan tidak mengejutkan, seorang anak lelaki melihat tanda itu dan mendekati pemilik toko itu bertanya ;

“Berapa harga jual anak-anak anjing itu?” Tanyanya.

Pemilik toko menjawab, “Di mana saja dari 300 rb hingga 500 rb”

Bocah lelaki itu mengeluarkan uang receh dari sakunya. “Saya hanya punya 50 rb,” katanya. “Bisakah aku melihatnya?”

Pemilik toko tersenyum dan bersiul. Keluar dari kandang, induk anjing, yang berlari menyusuri lorong tokonya diikuti oleh lima anak2nya berbulu mungil dan menggemaskan.

Seekor anak anjing tertinggal jauh di belakang. Segera anak laki-laki itu memilih anak anjing yang tertinggal dan pincang dan berkata, “Apa yang salah dengan anjing kecil itu?”

Pemilik toko menjelaskan bahwa dokter hewan telah memeriksa anak anjing kecil itu dan mendapati bahwa ia tidak memiliki soket pinggul. Itu membuatnya akan selalu pincang. Ia akan selalu timpang.

Bocah itu menjadi bersemangat. “Itu adalah anak anjing yang ingin aku beli.”

Pemilik toko berkata, “Tidak, kamu tidak boleh membeli anjing kecil itu. Jika kamu benar-benar menginginkannya, saya hanya akan memberikannya padamu, gratis karena tidak akan ada seorangpun yang menginginkannya.”

Bocah kecil itu menjadi sangat kesal. Dia menatap langsung ke mata pemilik toko, menunjuk jarinya, dan berkata;

“Aku tidak ingin kau memberikannya kepadaku. Anjing kecil itu bernilai setiap bagiannya seperti semua anjing lain dan saya akan membayar harga penuh. Bahkan, saya akan memberi Anda 50 rb sekarang, dan 10 rb setiap hari selama sebulan sampai saya membuatnya lunas dibayar. “

Pemilik toko membalas, “Kamu benar-benar tidak ingin membeli anjing kecil ini bukan ?. Dia tidak akan pernah bisa berlari dan melompat dan bermain dengan mu seperti anak-anak anjing lainnya. “

Yang mengejutkan, bocah lelaki itu meraih ke bawah dan menggulung kaki celananya untuk memperlihatkan kaki kirinya yang bengkok dan lumpuh, yang didukung oleh penyangga logam besar. Dia menatap pemilik toko dan dengan lembut menjawab, “Yah, aku sendiri tidak berlari dengan baik, dan anak anjing kecil itu akan membutuhkan seseorang yang mengerti!”

Saudara terkasih, kita bisa memperlakukan hal2 yang baik dan mulia pada sesama saat kita merasakan memiliki kesamaan derajat. Yang sering membuat kita tidak mau mengasihi adalah kecongkakan dan kesombongan yang melihat orang lain terlalu rendah dan melihat diri terlalu tinggi dari keadaan yang sebenarnya. Kita merasa lebih penting, lebih tinggi, lebih kaya dari pada sesama hingga tidak perlu menghargai, menghormati dan bahkan mengasihi mereka. Belajarlah meneladani Kristus untuk memiliki fokus hidup bukan diri sendiri tetapi pada kebutuhan orang2 lain yang membutuhkan pertolongan dan kasih Allah.

Melakukan segala sesuatu yang kita kehendaki supaya orang perbuat pada kita, kepada orang lain adalah sama dengan telah melakukan seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Tuhan Yesus memberkati.

hkw

Artikel Terkait

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 23

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 23

Hari 23 Jubah Kesulungan (3). Bagaimana Tuhan menginginkan sikap yang benar terkait dengan perkara rohani 'Jubah Kesulungan' ini terlihat dalam peristiwa setelah kebanhkitan-Nya ketika Tuhan menemui 2 murid-Nya dalam perjalanan ke Emaus diLukas 24:28-29.Tuhan...

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 12

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 12

Hari 12 Petrus Shalom puji Tuhan,Marilah kita buka di Lukas 22:28-30 =>Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu...

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 7

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 7

Hari 7 Garis Akhir Palsu Shallom, dalam pengiringan saya akan Kristus ada saat dimana saya merasa jenuh, capek, ngos – ngosan, dan saya berkata “Kita berhenti disini saja ya, Tuhan” tapi Tuhan berkata “Tidak, kita menyeberang kesana” Ada saat dimana, saya berhenti di...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *