Hari 8
Bertobatlah dari kerajaan maut memasuki Kerajaan Allah.
Matius 4:17 (TB)
Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”
Kerajaan sorga = Kerajaan Allah memiliki dua masa yaitu, pertama, masa depan dimana Kerajaan Allah berlaku pada segala bangsa dan tempat. Kedua, masa sekarang, dimana Kerajaan Allah berlaku atas hati, jiwa, pikiran dan kekuatan orang2 percaya.
Dan didalam Kerajaan Allah itulah Tuhan Yesus memerintah sebagai Raja, batasan yuridiksinya adalah segenap hati kita, hukum yang berlaku adalah perintah2 Kristus, warga yang setia adalah mereka yang hidup sebagai murid yang taat, dan musuhnya adalah kerajaan kegelapan.
Dan pertobatan adalah gerbang masuknya, saat kita menyadari bahwa kesalahan dan dosa kitalah yang selama ini bertahta dalam hati kita, menghidupi kehidupan hanya untuk kesenangan diri kita saja. Dan mulai berbalik menyerahkan tahta kehidupan kita untuk dikuasai Kristus serta melalui hadirnya Roh Kudus dalam hati kita. Sebuah babak baru dimulai, dari keangkuhan pada ketertundukan pada Allah. Bertobat adalah berbalik dari otoritas diri diserahkan pada otoritas Allah atas kehidupan pribadi kita.
Saya lebih senang menggunakan istilah pertobatan adalah saat kita tepat menempatkan Tuhan sebagai Tuhan dan kita sebagai manusia, ciptaan Allah yang berada dibawah otoritas -Nya. Ketika Kristus yang memerintah maka orientasi hidup kita beralih dari diri sendiri kepada sesama dan hal2 yang jauh lebih esensi dan kekal. Persekutuan dengan Allah dipulihkan, ekspektasi hidup kita bukan pada hal2 dunia yang mudah rusak dan berkarat tetapi pada hal2 mulia.
Kisah berikut kiranya memberikan perenungan kita.
Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena dia buta. Satu-satunya orang yang tidak dia benci adalah kekasihnya yang sangat setia, karena dia selalu ada untuknya. Dia berkata bahwa hanya jika dia bisa melihat dunia, dia akan menikah dengannya.
Suatu hari, seseorang menyumbangkan sepasang mata padanya – sekarang dia bisa melihat semuanya, termasuk pacarnya. Pacarnya bertanya kepadanya, “Sekarang kamu bisa melihat dunia, maukah kamu menikah denganku?”
Gadis itu terkejut ketika dia melihat bahwa pacarnya juga buta, dan menolak untuk menikah dengannya. Pacarnya berjalan pergi sambil menangis, dan kemudian menulis surat kepadanya yang mengatakan:
“Rawat mataku, Sayang.”
Kita melihat bahwa gadis itu tidak pernah memiliki hidup diluar kesenangannya sendiri, bahkan ia demikian saja melupakan kebaikan bahkan pengorbanan orang yang sangat mencintainya untuk mengejar kesenangan diri saja.
Inikah yang akan kita lakukan dihadapan Kristus yang telah rela berkorban nyawa bagi kita ? Tidakkah cukup tanda kasih Allah itu untuk kita ? Dan maukah kita turun dari tahta hati yang egois ini, menyerahkan pada Kristus dan mulai hidup dalam Kerajaan-Nya. Keputusan itu harus dengan kesadaran penuh kita pilih, karena tidak akan ada satupun orang yang bisa memaksa, bahkan Tuhanpun tidak, keputusan untuk bertobat dan memasuki Kerajaan Allah adalah kesadaran, kerelaan dan tekad diri kita sendiri. Pertobatan adalah pilihan sadar dan komitmen seumur hidup. Maukah saudara menerima kasih Allah dan menempatkan Tuhan Yesus sebagai Tuan dan Tuhan yang memerintah kehidupan kita dimulai dari hati kita saat ini juga ? Maukah saudara bergantung dan terus melekatkan hidup pada perintah2 Kristus ? Maukah saudara mendengar dan mentaati tuntunan Roh Kudus ?
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments