Hari 71
Hidup dengan ketajaman membedakan, arif bijaksana bukan menghakimi.
Matius 7:1-3 (TB) “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Berada ditengah2 manusia berdosa membuat kita sangat sulit memahami suatu kejadian dengan benar. Begitu banyak kebohongan, manipulasi, dan kejahatan di sekitar kita. Tetapi ketika kita melekat pada Allah Sang Sumber kebenaran maka kita bisa menerima karakter ketajaman membedakan ini. Tajam membedakan adalah memahami penyebab suatu kejadian atau masalah secara lebih mendalam, ini mengungkapkan wawasan dan pengertian serta kualitas pribadi yang mampu menangkap dan memahami sesuatu yang masih samar2. Saya membayangkan bila kita masih berada di kubangan, kita tidak akan bisa dengan tajam melihat jalan keluar, hanya mereka yang berada di tempat lebih tinggi dan tidak ditutupi lumpur yang berat dan licin saja yang bisa melihat dengan jelas segala sesuatunya.
Firman Tuhan dan tuntunan Roh Kudus lebih dari cukup untuk memberikan hikmat agar kita memiliki, melihat secara akurat, bukan hanya masalah di permukaan, bahkan melihat kedepannya. Kita akan tahu penyebab dibaliknya dan akibat didepannya dengan benar. Orang yang berada dalam situasi tenang, damai karena merasa aman hidupnya dan masa depannya karena jaminan Allah, akan tenang menghadapi masalah. Ia mampu dengan detil dan tajam memilah dan menerapkan informasi untuk mengambil keputusan yang bijaksana. Kekuatan ‘tenang dalam tangan Allah’, membuat tidak menghakimi dengan sembrono atau mencela orang dengan kasar. Kerendahan hati dan kepekaannya membuat ia mudah menerima dan mempertimbangkan sebelum mengambil keputusan.
Saya teringat ketika terlibat dalam penyidikan kasus kejahatan. Kami bukan hanya dengan teliti mengumpulkan bukti dan informasi dari saksi, tetapi membersihkan hati dari segala perasaan terkait kejahatan itu sendiri, hingga kami bisa berada diluar masalah, secara emosi tidak terpengaruh hingga dapat melakukan penyelidikan dengan benar. Hati yang bersih, pengalaman, ketelitian, ketajaman membedakan adalah kunci keberhasilannya. Pertanyaannya bukan hanya kapan, dimana, bagaimana, tetapi juga ‘mengapa’ ini yang mempertajam kemampuan membedakan bukan hanya apa yang terlihat tapi mencari motivasi dibaliknya.
Ketajaman membedakan ini juga menjadi dasar keberhasilan dalam menemukan cara2 baru bahkan penemuan2 baru. Dengan cara mengajukan pertanyaan2 kritis, tidak terburu2 menyimpulkan namun memikirkan baik2 masalahnya, juga belajar dari pengalaman untuk tidak mengulangi kesalahan, sehingga merunut masalah sampai ke akar penyebabnya. Berujung pada kesimpulan dan pengambilan keputusan yang bijaksana.
Berikut 5 langkah praktis mengembangkan karakter tajam membedakan.
1. Saya akan mengajukan pertanyaan.
Mereka yang mencari data biasa bertanya, siapa? Apa? Kapan? Dan dimana? Tetapi orang yang tajam membedakan juga akan bertanya, mengapa? Untuk apa? dan bagaimana? Dan mengindari jawaban ‘ya’ atau ‘tidak.’ Sehingga dapat menggali lebih banyak informasi termasuk motivasi dibalik peristiwanya.
2. Saya tidak akan menghakimi secara terburu2.
Setelah terkumpul informasi, yang dibutuhkan kemudian waktu lebih lama untuk memproses informasi itu. Demikian saat mengambil keputusan sehari2 kerap kita dituntut menyimak dan mengurai detil informasi menghindari kesimpulan yang terburu2.
3. Saya akan belajar dari pengalaman.
Saya sering mengambil sebanyak mungkin pengalaman orang lain, dengan mendengarkan setiap cerita pengalaman mereka. Sehingga saya bisa mendapat pengalaman dengan biaya sangat murah, karena tanpa harus mengalami sendiri.
4. Saya tidak akan mengulangi kesalahan.
Kalau kita tidak pernah mau belajar dari kesalahan, kemungkinan kita memiliki gejala dari masalah emosional yang serius. Karena pada dasarnya manusia akan menghindari penderitaan dan mengejar kebahagiaan bukan sebaliknya.
5. Saya akan merunut masalah sampai akar penyebabnya.
Orang dengan ketajaman membedakan tidak akan mengajukan dalih, menyalahkan orang lain atau suka mengumbar janji kosong. Karena ia telah merunut masalah sampai ke akar penyebabnya, sehingga ia bertanggungjawab atas tindakannya dengan perhitungannya yang cermat.
Saudaraku terkasih, kita harus selalu menyadari bahwa perilaku kita pasti mempengaruhi sesuatu atau seseorang. Dan konsekuen buruk bisa dihindari bila kita merunut akar penyebabnya dan memperbaiki dari sana. Konflik akan bisa dihindari ketika mengambil keputusan dengan bijaksana.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments