I, ST2

Buku Saat teduh 2 Bagian 6 – Part 53

by | Feb 3, 2024 | 0 comments

Hari 54

Hidup yang tulus.

Matius 5:45-47 (TB)  Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?

Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?

Ketulusan adalah hidup melakukan apa yang benar sesuai Firman dengan motivasi yang transparan, jujur, bebas dari kepura-puraan dan kemunafikan, sebuah tindakan yang murni penuh keaslian. Di jaman Romawi kuno banyak orang ingin memiliki keramik Yunani yang terkenal berkualitas tinggi dan mahal. Tetapi orang Romawi nembuat keramik dengan bahan2 campuran hingga saat dibakar banyak bagian yang retak. Untuk menutupinya mereka memberikan lilin dan mengecatnya. Orang tudak pernah tahu adanya lilin itu kecuali saat ditaruh diatas api, maka lilin itu akan meleleh, catnya mengelupas. Hingga pedagang yang jujur akan memberi tulisan ‘sine cere’ yang artinya tanpa lilin.

Standar hidup kekristenan bukan saja terlihat melakukan kebenaran Firman tetapi dimulai dari sikap hatinya. Ingat Roh Kudus yang diam didalam hati kita akan mengerami setiap Rhema dari Firman Tuhan hingga saat momentum tiba, akan meluap dari hati mewujud sebagai aliran2 kehidupan melalui perkataan dan perbuatan yang tulus penuh kuasa. Bedakan bila itu hanya perbuatan daging dari kepentingan manusia, didalam perkataan dan perbuatan itu tidak ada aliran kuasa Allah, tetapi hanya perbuatan2 manusia saja. Kita harus selalu mengingat daging melahirkan daging hanya Roh yang melahirkan roh.

Karenanya ketulusan hanya bisa terjadi saat kita berkomitmen untuk menjaga hati nurani yang murni. Ingat betapa liciknya hati, ia bisa membatu, tapi Allah menguji hati, Yeremia 17:9-10. Allah tidak membutuhkan perbuatannya tetapi dari mana asalnya apakah murni dari Roh Allah dan Firman. Karena standar Allah adalah SEMPURNA yang itu tidak dimiliki manusia tetapi telah disediakan Allah sendiri. Jangan cemari hati dengan perbuatan dan cinta akan dosa. Hati yang murni ini hanya bisa diterima melalui pengakuan dosa dan pendeklarasian kuasa darah Yesus setiap saat. Menutup2i kesalahan mengarahkan pada ketidak tulusan dan kemunafikan.

Jangan mencari2 pembenaran diri, 

Berusaha menjadi orang lain agar bisa diterima lingkungan (dunia). Kadang2 orang yang menyembunyikan luka hati menutup2inya dengan gurauan2 garing terus-menerus. Seperti orang minder yang pura2 tahu segalanya, demikian banyak orang kesepian yang berusaha aktif mengelilingi dirinya dengan banyak kegiatan tetapi gagal membina hubungan yang dalam dan tulus hingga tetap kesepian.

Berikut beberapa tindakan yang akan menolong mengembangkan karakter ketulusan.

1. Saya mau mengembangkan seluruh potensi yang saya miliki.

Setiap orang berpotensi untuk menjadi orang yang efektif karena Allah sudah mempercayakan kepada setiap pribadi. Akan tetapi hal itu bergantung pada pilihan2 yang diambilnya. Orang bisa berjuang sepenuh hati, melakukan yang terbaik untuk meraih kemenangan ATAU menjalani dengan sekedarnya tanpa usaha berarti. Ciri orang tulus memilih mengembangkan dan menggenapi seluruh janji2 Allah melalui Firman-Nya didalam setiap tantangan dan masalah kehidupan dengan taat dan setia sepenuh hati, kekuatan dan kesungguhan.

2. Saya mau bertanggungjawab atas tindakan2 saya.

Kita harus belajar bahwa orang akan menghormati kita ketika kita mau bertanggungjawab atas perbuatan kita. Baik berhasil ataupun gagal. Saat gagal, saat mengakui salah dan dosa itu, maka kita akan dinilai dari kerendahan hati dan kemauan untuk memperbaiki kesalahan itu. Darah Yesus tersedia bagi mereka untuk kembali memiliki hati yang murni, dari pada menutup2i kesalahan dengan menyalahkan dan merendahkan orang2 lain. Meski ini tidak mudah, tetapi memikul tanggungjawab, dan dengan kerendahan hati dan terus datang membasuh setiap dosa adalah satu2nya jalan untuk ketulusan sejati.

3. Saya mau bersungguh2 dengan perkataan saya.

Kita harus sadar benar bahwa kuasa Allah didalam hati kita itu, yang kita alirkan keluar adalah melalui aliran udara yaitu melalui perkataan. Pilihannya selalu mengalirkan kuasa Firman dan Roh Kudus ATAU kuasa dosa. Saudaraku terkasih tanpa kuasa Allah, maka perkataan baik sekalipun dapat mengalirkan kerusakan karena berasal dari kedagingan kita. Kepekaan pada tuntunan Firman dan Roh Kudus harus menjadi kebiasan dalam kehidupan, hingga kita menjadi semakin peka pada kehendak-Nya saja untuk kita salurkan melalui perkataan.

4. Saya mau menghargai pendapat orang lain.

Orang yang tulus menyadari bahwa setiap pribadi dapat memiliki perbedaan dalam bersikap. Kebiasaan untuk peka pada suara hati membuatnya lebih mudah memahami orang lain, meski tidak disetujuinya. Selayaknya setiap orang dihargai dan diperhatikan.

5. Saya tidak mau mengambil keuntungan dari orang lain.

Ciri mutlak menjadi tulus adalah memiliki motivasi transparan, tidak egois, dan tidak memiliki maksud2 tersembunyi, tidak ada agenda2 pribadi yang memanfaatkan pihak lain. Kita sadar di dunia yang jahat ini, banyak sekali orang tulus yang dimanfaatkan oleh mereka yang memiliki motivasi culas yaitu kepentingan diri. Tetapi bagi orang yang tulus, ketulusan akan tetap teguh bagi apa yang benar dengan tetap mempertahankan tidak mengambil keuntungan dari pelayanan dan pengorbanan yang dilakukannya. Karena ia tahu, Allah tidak akan tinggal diam, dan akan membela pada waktunya.

Saudaraku, seperti saat kita membuka buah jeruk yang kita tidak pernah tahu apakah rasanya manis atau asam sebelum kita membuka dan memakannya. Demikian anak2 Allah bukan hanya permukaannya yang benar tetapi sumber hatinya juga benar. Karena pekerjaan Allah itu dimulai dari hati.

Saudaraku terkasih, tidak mudah hidup tulus di zaman akhir ini. Tetapi itulah tujuan Allah menciptakan kita di ujung akhir zaman ini. Untuk menjadi saksi bahwa masih ada kasih, ketulusan dan kerendahan hati yang menghasilkan perbuatan2 mulia di bumi ini.

Tuhan Yesus memberkati.

hkw

Artikel Terkait

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 24

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 24

Hari 24 Jubah Kesulungan (4) Shalom hari ini kita akan membahas bagaimana cara kita memperoleh Jubah Kesulungan? Beberapa yang kita temukan didalam Alkitab : 1. Mendapatkan langsung dari Tuhan. Orang-orang tertentudalam proses hidupnya dengan Tuhan, mereka mendapatkan...

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 19

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 19

Hari 19 Membentuk Nurani yang murni. Yohanes 8:2-9 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan...

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 9

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 9

Hari 9 Rumah Kesukaan Tuhan Shalom, puji Tuhan yang saya mau bagikan kali ini adalah sebuah teguran dan bagaimana Tuhan membuka mata saya untuk lebih intim lagi dengan Dia. Ada sebuah tokoh di Alkitab yang saya kagumi selain Tuhan Yesus tentunya, ia adalah Daud, dan...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *