II, ST2

Buku Saat teduh 2 Bagian 6 – Part 48

by | Feb 3, 2024 | 0 comments

Hari 49

Hidup dalam kejujuran.

Matius 5:37 (TB)  Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Hidup jujur adalah sifat yang selalu menyerukan kebenaran, melaporkan fakta yang benar. Dalam kejujuran ada kejelasan, kepastian dan keteguhan. Oleh kejujuran kita memperoleh kepercayaan. Meski sebagian orang menjaga reputasi dan kepercayaan dengan menyembunyikan kesalahannya dengan tidak jujur mengakuinya.

Bagi orang jujur sifat aslinya tidak akan pernah berubah yaitu kebenaran. Dia tidak akan mengubahnya dengan standar2 disekitarnya yang berlaku relatif. Demikian bila kita sebagai anak2 Allah melekat pada pimpinan Firman dan Roh Kudus, maka kita akan hidup dalam kebenaran yang tidak tergoyahkan oleh keadaan sekitar. Karena Allah tidak pernah berubah, Dialah kebenaran.

Prinsip dasar kejujuran, pertama adalah menghidupi karakter Kristus dengan konsisten. Ia berani memberikan fakta2 yang sebenarnya. Karena kejujuran adalah prinsip universal yang kekal. Tetapi kejujuran harus dibangun dan dipertahankan melalui pengalaman2 kehidupan. Saudaraku, ingatlah karakter hanya akan terus terbangun saat kita haus untuk terus belajar.

Kedua, reputasi hidup dijaga dengan kejujuran. Sehingga kepercayaan diraih sebagai hadiah dari reputasi jujur. Dan karakter untuk jujur terus diperkokoh dengan kepercayaan yang diterima dari orang disekitar.

Ketiga, ketika kita membuat pernyataan, evaluasi, sikap dan tindakan harus didasari oleh fakta/keadaan yang jujur, lengkap bukan asumsi, atau hanya sebagian kebenaran. Apalagi bila itu akan menimbulkan persepsi bagi orang lain. Kita harus bertanggungjawab bila perkataan dan tindakan kita membuat orang lain salah menangkap pesannya.

Saudaraku terkasih menjadi jujur dan bertahan jujur adalah sebuah perjuangan yang berat. Seperti membangun sebuah rumah, yang harus dibuat dari pondasi hingga atapnya. Bisa dibutuhkan belasan tahun sampai orang2 di sekitar kita menyakini dan mempercayai bahwa kita memang layak dipercaya perkataan dan tindakan kita.

Berikut 5 langkah membangun karakter jujur :

1. Saya mau berkata benar.

Berkata selalu benar bahkan disaat sulit adalah bukti keberanian dan ketulusan hati. Hidup mengatakan dan melakukan kebenaran membutuhkan juga sikap yang sungguh2 dan hati2 serta teliti. Karena dari hidupnya ia sedang menyaksikan kebenaran. Firman adalah kebenaran, bila dengan teguh dan konsisten melakukannya kita akan memperoleh hormat dan kepercayaan Tuhan dan sesama.

2. Saya mau mengakui kalau bersalah.

Setiap perkataan dan tindakan yang tidak tepat harus segera dikoreksi. Ini adalah ciri dari karakter untuk berbuat benar. Kesadaran bersalah dan keberanian mengoreksi diri muncul dari hati nurani yang terjaga. Inilah pimpinan Firman dan tuntunan Roh Kudus yang didengar dan ditaati.

3. Saya tidak mau menipu atau mencuri.

Saat menipu kita kehilangan kesempatan untuk melakukan dan memperoleh yang terbaik. Demikian juga berkompromi akan selalu ada akibat buruk yaitu merusak reputasi yang tidak mudah untuk memperbaikinya. Disinilah ujian karakter apakah kita tetap teguh berada dalam hadirat Allah, atau kita sudah keluar dari otoritas Firman, inilah kunci mempertahankan hidup jujur, tulus dan tidak munafik.

4. Saya mau mendorong orang lain untuk menjaga kebenaran.

Keberanian untuk menuturkan dan melakukan yang tepat dan teliti dalam hal sepele maupun besar akan meneguhkan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Sebagaimana kejahatan itu menular, maka kejujuran juga akan menular. Bayangkan saat kita sudah meninggal, orang akan terinspirasi mendengar riwayat kehidupan kita yang jujur.

5. Saya tidak mau berkata berlebihan untuk membuat sesuatu seolah2 berbeda dari sebenarnya.

Orang benar tidak akan membesar2kan masalah, atau mengatakan kebenaran sebagian, atau melakukan ‘kebohongan putih’. Firman dan tuntunan Roh Kudus itu untuk ditaati sebagai kebenaran, bukan disalahtafsirkan untuk kepentingan sesaat. Banyak orang menambah2kan kebenaran agar terlihat menarik, spektakuler yang berujung ingin populer dan menyanjung diri. Siapakah kita dihadapan Firman ? Ingatlah perkataan dan perbuatan kita adalah pembawa warta, yang membawa akibat orang lain yang mendengar atau menyaksikannya apakah akan mendapatkan aliran kehidupan dari Allah atau kematian dari iblis.

Saudaraku, meski kejujuran bukan lagi hal yang mudah saat ini, tetapi karakter jujur adalah bukti bahwa kita melekat pada kebenaran. Kita tahu dan percaya, berapapun harganya dan resikonya kita akan tetap jujur karena tahu pasti itulah yang menyenangkan hati Bapa. Kita akan mendapat hadiah dari Tuhan yang jauh dari segala kesusahan yang kita rasakan untuk tetap mengatakan dan melakukan kebenaran apa adanya.

Tuhan Yesus memberkati.

hkw

Artikel Terkait

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 25

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 25

Hari 25 Jubah Kesulungan (5) Cara untuk memperoleh anugerah Jubah Kesulungan berikutnya adalah : 2.Mendapatkan impartasi dari orang lain. Kita bisa baca di Kejadian 27:1-46 disitu diceritakan bahwa Yakub menipu Ishak. Sebelum kejadian 27 Esau sudah menjual hak...

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 18

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 18

Hari 18 Mengapa kita perlu Roh Tuhan dalam hidup kita? Kejadian 1:1-4 => Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah:...

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 16

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 16

Hari 16 Perang Rohani (3) bagian terakhir. Struktur Alam Roh. Kita mesti serius dengan apa yang Tuhan kehendaki, kita harus kerjakan juga dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan. Ini menyangkut banyak hal. Adam melakukan satu tindakan, ia melanggar yang Tuhan...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *