Hari 48
Hidup dalam ketaatan.
Matius 11:28-30 (TB) Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”
Ketaatan adalah sikap dan tindakan untuk dengan segera dan senang hati melaksanakan perintah dari Allah yang bertanggungjawab atas kehidupan kita. Berbeda dengan ‘kekerasan hati’ suatu sikap yang menolak untuk mendengar apalagi menututi perintah yang diterimanya, karena orang yang keras hati hanya mau melakukan apa yang menjadi keinginannya sendiri.
Untuk memahami apakah kita memiliki hati yang keras, perlu kita pahami perbedaan antara :
- kesalahan yang terjadi karena kurang perhitungan, ketidakmampuan atau munculnya hal2 yang tidak diharapkan.
- kekeliruan yang timbul karena adanya kesalahan informasi, kesalahpahaman atau kesalahan proses yang seharusnya.
- kegagalan yang terjadi karena kurangnya kualitas karakter yang dimiliki.
Kita bisa memperhatikan apakah kesalahan, kekeliruan ataupun kegagalan kita adalah suatu ketidaktaatan atau pemberontakan. Kalau ada sikap tidak bertanggungjawab, tidak sungguh2 yang terus-menerus terjadi maka karakter lah yang harus diperbaiki.
Ketaatan akan menyingkapkan siapakah pemegang otoritas hidup kita, apakah Tuhan atau diri kita sendiri. Tuhan Yesus meneladankan kehidupan yang taat penuh pada Bapa-Nya, bahkan kesetiaan dan kasih-Nya yang tidak pernah berhenti dalam hidup kita. Apakah ada alasan kita untuk memberontak pada Tuhan yang telah lebih dahulu bahkan terus mengasihi kita ? Ketaatan adalah bukti bahwa kita memiliki kasih, tanpa kasih kita akan mudah memberontak dan menyakiti Tuhan.
Ada 5 sikap dalam ketaatan :
- Lakukanlah setiap perintah dengan segera. Karena yang memberikan perintah adalah Tuhan maka tidak ada sedikitpun keraguan untuk segera mentaatinya.
- Taati dengan senang hati. Kita akan dengan senang melakukan perintah dari Tuhan yang mengasihi dan kita kasihi sepenuh hati. Kegembiraan adalah bukti iman kita yang tearah pada Allah.
- Kerjakan semuanya dengan tuntas. Kerinduan hati menyenangkan Tuhan dan ingin memberikan yang terbaik sebagai bukti syukur membuat kita dengan teliti dan sungguh2 melakukan setiap perintah-Nya.
- Lakukan tanpa bersungut2 dan mengeluh. Bila kita bersungut2 maka kita menjadi sama dengan bangsa Israel yang memberontak.
- Saya rela berbuat lebih. Ketika kita menyelesaikan perintah dengan tuntas maka kita akan memperoleh pujian. Tetapi dengan melakukan lebih maka kita akan memperoleh kepercayaan dan hormat dari Tuhan.
Saudaraku terkasih, kita perlu mengingat ketaatan adalah kesadaran dan kerelaan menerima otoritas Tuhan yang kita cintai dan hormati. Penyimpangan sedikitpun akan mengandung konsekuensi. Karenanya kita harus benar2 memiliki fokus dan kesungguhan mendengar dan memahami setiap perintah-Nya, dan melaksanakannya sepenuh hati.
Perintah Tuhan sering diibaratkan seperti parasut bagi seorang penerjun. Bila penerjun hanya merasakan gangguan atau hambatan pergerakannya menjadi tidak cepat dan ia tidak mengunakan parasut itu dengan benar maka ia akan celaka. Atau ketika ia merasa terbebani hingga berkeluh kesah hingga melepaskan parasutnya, ia juga akan celaka. Bahkan bila ia memberontak dengan ingin berada diatas parasut, maka kecelakaan besar akan dialaminya.
Karena perintah Tuhan memiliki makna melindungi, mengarahkan dan memastikan kita memperoleh yang terbaik didalam hidup yang sementara di bumi ini.
Saudaraku terkasih, perintah2 Kristus adalah bukti kasih-Nya dan kepedulian-Nya pada kita. Karena itu akan menuntun kita masuk pada kehidupan semakin serupa Kristus yang juga berarti makin berbeda dengan dunia. Karena tujuan akhir hidup kita memang tidak untuk di dunia ini selamanya, tetapi berada di Kerajaan Allah bersama Kristus. Melalui ketaatan itulah kita dibentuk menjadi pribadi2 serupa Kristus hingga layak bersama2 Kristus dalam pemerintahan-Nya di sorga.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments