Hari 45
Menghormati pernikahan.
Matius 19:4-6 (TB) Jawab Yesus: “Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”
Hampir satu tahun terakhir saya dan istri tinggal berdua di rumah kami. Dahulu ada anak, menantu bahkan cucu membuat rumah kami terasa meriah, sekarang terasa sepi. Ada banyak hal yang bisa kita hindari, tetapi tidak pada ketentuan waktu yang akan memberikan musim2 sesuai dengan kealamiahannya. Bersyukur saya dan istri telah melampaui dan menyelesaikan segala sumber2 permasalahan dalam pernikahan, sehingga kami benar2 menikmati keberduaan saat ini.
Menghormati pernikahan bukan suatu hal yang mudah dilakukan, bahkan bagi pasangan2 yang sudah puluhan tahun bersama. Karena hanya ketika kedua pihak secara bersama2 melekatkan diri pada Kristus maka hubungan pernikahan akan makin dieratkan. Tanpa Kristus, pernikahan apapun di dunia ini akan gagal yang hanya menghasilkan penderitaan yang berujung pada penderitaan dan sakit penyakit.
Tulisan berikut menolong kita untuk menyadari musim2 kehidupan di masa senior.
Inilah empat musim kehidupan di masa senior
Pertama : memasuki pensiun usia 58an, Sesukses apapun karir kita dan sehebat apapun kekuasaan kita saat menjabat, kita harus kembali menjadi manusia biasa. Karena kita tidak akan pernah berada disana selamanya.
Kedua : memasuki usia 70 tahun, Semakin sedikit teman dan kolega yang bergaul dengan kita, dan hampir tidak ada yang mengenal kita lagi bahkan kadang2 teman2 dekat kita. Di tempat dimana kita paling berjasapun, sudah terisi anak2 muda yang tidak lagi tahu dan peduli siapa kita.
Ketiga : usia 80 tahun, Sekalipun kita memiliki banyak anak dan cucu, hampir sepanjang waktu kita hanya akan tinggal bersama istri atau hidup sendirian. Sekalipun anak-anak datang berkunjung sesekali bertalian hubungan kekeluargaan, jangan terlalu berharap ..mereka bisa jarang datang, karena mereka juga punya kehidupan dan kesibukan sendiri.
Keempat : usia 90 tahun, Orang2 yang kita kenal satu per satu meninggalkan kita selamanya. Kita bahkan semakin sulit bercengkerama dan bercerita dengan orang yang memahami kita.
Saudaraku terkasih, jangan sedih saat membaca renungan ini. Karena hidup akan memiliki musim2 seperti ini, semua orang akan menjalaninya.
Begitu penting dan menjadi semakin penting suami dan istri kita untuk menjadi teman, sahabat, soul-maid melewati masa2 tua kita. Apapun dan bagaimanapun keadaannya saat ini, dialah pilihan kita yang kita nyatakan dihadapan Allah dan jemaat-Nya sebagai pasangan hidup. Berdua kita telah menjalani masa-masa senang dan duka, sehat dan sakit, yang mendalamkan pemahaman satu dengan yang lain. Karenanya tidak ada satupun yang bisa lebih memahami kita kecuali istri atau suami kita.
Yang perlu kita lakukan hanyalah, masing2 memiliki komitmen yang sama untuk melekat pada Kristus, jaga hati dan cinta kita pada Allah. Maka bersamaan kita semakin melekat pada Kristus, kitapun akan saling mendekat. Hanya ikatan yang kuat oleh komitmen dan diisi oleh kasih yang akan membawa pernikahan semakin hari semakin indah dan mulia serta menjadi berkat bagi sesama dan semesta.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments