Hari 37
Waspada terhadap nabi-nabi palsu, mereka yang seolah sahabat tetapi ternyata hanya memikirkan diri sendiri.
Matius 7:15 (TB) “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Kerajaan dunia ini memiliki ciri berpusat pada kepentingan diri sendiri. Sehingga apapun akan dinilai pada apakah kepentingan diri sendiri terpenuhi, jika tidak maka semua akan segera berakhir. Demikian akan hadir para nabi palsu yang dalam setiap pelayanan dan aktifitas yang mereka hanyalah berujung pada kepentingan diri saja meski ditutupi dengan segala cara.
Tuhan memerintahkan kita untuk waspada terhadap mereka, dengan sungguh2 dan penuh perhatian karena kelicikan para nabi palsu itu sampai tidak akan dapat dibedakan lagi dengan kegiatan pelayanan yang benar. Bahkan ada kemungkinan semua baru terungkap saat pengadilan terakhir dihadapan Kristus. Bersyukur bahwa tangan Allah sendiri yang pada waktunya akan menebang pohon liar itu.
Lalu apa yang mesti kita lakukan menghadapi mereka ? Secara praktis kita harus sabar dan tenang, tapi dengan kewaspadaan hingga kita bisa mulai melihat perbedaan antara apa yang dikatakan dengan yang dilakukan serta ujung buahnya. Tentu kita harus mengambil sikap untuk menjauhinya, karena yang akan bertindak adalah Tuhan sendiri, dengan memotongnya atau nanti dalam pengadilan akhirnya.
Cerita berikut kiranya menolong untuk merenungkannya.
“Budi dan Raju adalah sahabat. Suatu hari saat liburan, menjelajahi hutan, mereka melihat beruang datang ke arah mereka.
Tentu, mereka berdua ketakutan, jadi Raju, yang tahu cara memanjat pohon, memanjat pohon dengan cepat. Dia tidak memikirkan temannya yang tidak tahu bagaimana memanjat.
Budi kebingungan, berpikir sejenak. Dia pernah mendengar bahwa binatang tidak akan menyerang mayat, jadi dia menjatuhkan diri ke tanah dan menahan napas. Beruang itu mengendusnya, mengira dia sudah mati, dan melanjutkan perjalanan.
Raju, setelah dia turun dari pohon bertanya pada Budi, “Apa yang dibisikkan beruang itu di telingamu?”
Budi menjawab, ‘Beruang itu memintaku untuk menjauh dari teman-teman sepertimu. ‘”
Saudaraku terkasih, tidak akan terhindarkan dalam hidup kita bertemu dengan orang2 yang hanya mementingkan dirinya saja, tidak memiliki kasih yang rela berkorban. Itu tidak berarti kita harus memusuhi mereka, tetapi dengan kewaspadaan dan hikmat kita harus memutuskan untuk membatasi diri tanpa memutus tali pertemanan. Terutama saat dimana tantangan dan kesulitan ada, kita tidak akan bisa meminta pertolongan mereka. Mereka ada hanya saat bisa memanfaatkan kita ataupun menerima keuntungan dari kita. Bila itu tidak ada lagi, dengan mudah mereka akan tidak menganggap kita lagi.
Kita tidak perlu menjadi pahit dan marah, tetapi bersyukurlah dan petiklah pembelajarannya terutama jangan sampai kita sendiri memiliki sifat licik seperti itu. Percayakan kepada Tuhan yang akan mengambil tindakan untuk mereka entah di dunia ini atau di pengadilan akhir nanti.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments