Hari 34
Siapa yang meminta akan menerimanya.
Matius 21:21-22 (TB) Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi.
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”
Ketika kita mencari kebahagiaan, mengejarnya seolah kebahagiaan itu berada diluar kita, maka sama seperti anjing yang mengejar ekornya. Kita akan terus berputar tanpa pernah meraihnya. Karena kebahagiaan itu sudah diberikan Tuhan saat kita diciptakan, apalagi ketika kita menerima anugerah keselamatan Kristus dan menerima kehadiran Roh Kudus didalam diri kita.
Yang perlu kita lakukan adalah meminta dengan penuh keyakinan dan menerimanya karena kita memiliki sumber segala sumber kebahagiaan yaitu Allah sendiri. Tetapi berkat dari Allah yang adalah Roh adalah perkara2 supranatural yang harus kita terima dengan iman, seraya melanjutkan perjalanan hidup maka dengan caranya Allah akan membimbing kita mendapatkan apa yang kita doakan itu secara nyata. Sebuah prinsip hidup yang sering tidak dipahami banyak umat Tuhan. Ingat kisah Daniel yang jawaban doanya harus menunggu 21 hari karena dihalangi iblis, Dan 10:12-13.
Sering saya membayangkan ketika kita yang adalah anak2 Allah ini meminta sesuatu yang baik dan tidak melawan Firman-Nya, itu sama seperti seorang anak yang minta kepada Bapaknya hal2 yang sesuai dengan keinginan orang tuanya. Tentu sang bapak akan memnyediakan, meskipun kapan dan seberapanya akan ditentukan sesuai pertimbangan terbaik dari bapaknya.
Demikian pula permintaan dalam doa2 kita, bila permintaan itu hasil dari persekutuan pribadi dengan Firman dan tuntunan Roh Kudus, maka kita pasti akan menerimanya, karena itu sama dengan yang dikehendaki Bapa kita. Sehingga masalahnya bukan pada apa yang kita minta, tetapi apakah kita memiliki persekutuan pribadi dengan Allah setiap waktu.
Cerita berikut akan menolong kita merenungkannya.
Berhenti mengejar, tetapi nikmatilah kebahagiaan.
“Seorang lelaki tua tinggal di desa. Seluruh desa muak dengannya; dia selalu murung, dia terus mengeluh dan selalu dalam suasana hati yang buruk. Semakin lama dia hidup, semakin jahat dia menjadi dan semakin beracun kata-katanya. Orang-orang berusaha melakukan yang terbaik untuk menghindarinya karena kemalangannya menular. Dia menciptakan perasaan tidak bahagia pada orang lain yang dekat dengannya.
Tetapi suatu hari, ketika dia berusia delapan puluh tahun, sesuatu yang luar biasa terjadi. Seketika semua orang mulai mendengar desas-desus: “Orang tua itu bahagia hari ini, dia tidak mengeluh tentang apa pun, tersenyum, dan bahkan wajahnya segar.”
Seluruh desa berkumpul menemui pria itu dan bertanya kepadanya, “Apa yang terjadi padamu?”
Orang tua itu menjawab, ‘Tidak ada yang istimewa. Delapan puluh tahun saya mengejar kebahagiaan dan itu tidak berguna. Dan kemudian saya memutuskan untuk hidup tanpa mengejar kebahagiaan dan hanya menikmati hidup.saya apa adanya, Itu sebabnya saya bahagia sekarang.’”
Saudaraku terkasih memikirkan apa yang tidak kita miliki seringkali melupakan dan tidak mengenali apa yang telah kita miliki. Saya sering merasa begitu heran, ketika Allah yang Firman dan Roh-Nya telah tinggal didalam hati kita, tetapi kita masih sering merasa tidak memiliki apa2. Bagaimana ini bisa terjadi ?
Inilah yang membuat kehidupan kekristenan tidak menggairahkan, karena tidak memahami konsep dasar iman kita, bahwa ketika kita menerima anugerah keselamatan dengan mengimani karya Kristus. Maka Allah pencipta dan pemilik semesta ini telah hadir didalam hati kita, menjadi Penolong, Pembimbing, Pendoa, Imam Agung dengan kuasa tidak terbatas-Nya. Jadi bertanyalah, apakah kita menghidupi iman kita itu ? Yang perlu kita lakukan adalah utamakan persekutuan pribadi dengan Allah, kemudian memohon petunjuk dan kuasa-Nya membimbing kita saat kita melangkah bekerja, berkarya dan melayani. Pasti kita akan menghasilkan perkara2 mulia yang membangun kehidupan kita semakin mulia. Karena Allah adalah sumber kehidupan dan segala kebaikan yang kita butuhkan.
Ingatlah bahwa Roh Kudus senantiasa menunggu didalam diri kita, untuk menolong, menuntun dan memberikan kuasa Allah, ketika kita meminta dengan kerendahan hati dan kesungguhan.
Roh Kudus yang aku rindukan dan kasihi, inilah tubuh, jiwa dan roh yang aku persembahkan kembali pada Allah menjadi Bait-Mu. Berkaryalah dengan leluasa, tuntun dan perintahkan serta berikanlah kuasa-Mu agar aku bisa melakukan seluruh rancangan Allah dengan benar. Hingga seluruh perkataan dan perbuatanku menyenangkan hati Bapa.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments