Hari 21
Berjaga dan berdoalah.
Matius 26:41 (TB) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.”
Rasa putus asa, lelah dan menyerah hingga kehilangan gairah dalam kehidupan adalah ujung dari gagalnya sikap berjaga2 dan berdoa. Musuh kita si iblis telah hidup sejak Adam, ia begitu banyak belajar dari kehidupan manusia dan terus berusaha mencari kelemahan2 manusia agar dapat ditelannya. Itu semua hanya bisa dikalahkan dengan teguh melawan menggunakan iman dan Firman, 1 Pet 5:8-9.
Awal dari kehidupan yang tidak berjaga2 adalah berpalingnya fokus kehidupan kita dari Tuhan kepada diri sendiri dan dunia. Ini akan membuat kita tercabut dari akar atau cabang yang terputus dari Pokoknya. Kita kehilangan kasih mula2 kita pada Kristus, dan inilah celah yang akan segera dimasuki iblis hingga kita tidak lagi efektif dipakai Allah untuk menyatakan pekerjaan2 Allah yang besar dan mulia itu. Kita menjadi kering, hidup hambar, tidak menghasilkan buah2 pertobatan, berujung mati kering dan dibakar dalam maut.
Tentu kita teringat pada Jemaat Laodekia yang menjadi suam2, yang sangat memuakkan Allah. Dan yang lebih mengerikan adalah dalam keadaan yang memuakkan, mereka masih merasa baik2 saja, kaya dan tidak kekurangan suatu apapun, padahal mereka malang, miskin dan merana, Wah 3:14-22. Kekasih2 Allah yang telah kehilangan cinta dan rindunya pada Kekasihnya dan berpaling mengasihi diti sendiri dan dunia.
Kisah berikut menolong kita merenungkannya.
Seorang ahli biologi kelautan terlibat dalam percobaan dengan hiu. Dia menempatkan hiu di tangki bersama dengan ikan umpan kecil lainnya.
Seperti yang diharapkan, hiu memakan setiap ikan2 itu dalam sekejap.
Ahli biologi kelautan kemudian memasukkan fiberglass bening untuk membuat dua bagian di dalam tangki. Dia menempatkan hiu di satu bagian dan ikan lain yang lebih kecil di bagian lain.
Hiu itu dengan cepat menyerang, tetapi kemudian dia terbentur dengan fiberglass. Hiu terus mengulangi perilaku ini. Itu tidak akan berhenti mencoba.
Sementara ikan kecil di bagian lain tetap tidak terluka dan riang. Setelah sekitar satu jam, hiu akhirnya menyerah.
Percobaan ini diulang beberapa lusin kali selama beberapa minggu ke depan. Setiap kali, hiu menjadi kurang agresif. Akhirnya hiu menjadi lelah dan berhenti menyerang sama sekali.
Ahli biologi kelautan kemudian mengangkat fiberglass. Namun, hiu itu tidak menyerang. Ia telah dilatih untuk percaya pada adanya penghalang antara itu dan ikan umpan.
Saudaraku terkasih, berhati2lah, banyak dari kita, setelah mengalami kemunduran dan kegagalan, secara emosional menyerah dan berhenti berusaha. Kita lupa bahwa kehidupan kita ditopang oleh kehadiran Roh Allah didalam diri kita yang adalah sumber kekuatan yang tiada terkira. Sehingga seperti hiu, kita memilih dan membiarkan untuk terikat permanen dengan kegagalan masa lalu dan percaya bahwa kita akan selalu gagal. Kita membangun penghalang di kepala kita, bahkan ketika tidak ada lagi penghalang ‘nyata’ antara tempat kita dan ke mana kita ingin pergi. Jangan menyerah. Teruslah menempel pada Pokok Anggur yang benar, karena kekuatan kita berasal dari Kristus, itu yang akan terus memberikan fokus pada arah hidup dan penyertaan Allah melalui Roh Kudus akan memampukan kita terus berjuang di jalan Allah tanpa pernah menyerah. Saudaraku, tetaplah berusaha karena tujuan kita hidup ini bukanlah untuk dunia, tetapi bagi Allah dan kembali kepada Allah. Apapun yang kita hadapi ada masa kedaluwarsanya di bumi ini. Hanya Allah awal dan akhir kekal hidup kita. Apapun yang kita hadapi, hadapilah bersama Allah sekelam apapun lembah kehidupan itu, untuk mendapatkan permata2 kehidupan yang akan kita persembahkan melalui munculnya karakter2 Kristus dalam kehidupan di bumi ini sampai kelak di sorga.
Teruslah berjaga2 dan berdoa disetiap musim kehidupan agar kita tidak menjadi lemah dan menyerah. Penuhi hati kita dengan Firman dan dengar serta taati pimpinan Roh Allah, agar didalam dan melalui kehidupan kita kehendak Allah terjadi.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments