Hari 15
Jangan menghakimi.
Matius 7:1-3 (TB) “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Orang yang mudah menghakimi sebenarnya adalah orang yang menyimpan rasa bersalah, Rm 2:1 karena saat menghakimi orang lain kita sedang menghakimi diri sendiri.
Mengapa Allah menetapkan hakim2 dan itu bukan kita ? Karena para hakim akan menimbang dengan cermat semua bukti2 untuk mengambil keputusan dengan cermat. Dan itu semua tidak kita miliki.
Tugas kita bukan menghakimi tetapi, menyatakan apa yang salah, menegur dan menasehati dengan segala kesabaran dan pengajaran, 2 Tim 4:2. Sehingga didalam kehidupan ini kita harus cepat untuk mendengar dan lambat untuk berbicara, Yak 1:19. Sebagai manusia kita memiliki keterbatasan dalam segala hal, baik secara fisik, pikiran, perasaan dan kehendak. Kita tidak pernah tahu bahkan semenit didepan kita, juga kita tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi dibalik setiap peristiwa. Dan kita selalu terbatas melihat segala sesuatu dari perpektif diri kita, bukan perspektif Allah yang sempurna.
Karena segala realita itulah yang menjadi alasan mengapa hanya Allah saja Hakim yang adil, dan kita tidak memiliki hak menghakimi sesama kita.
Kisah inspiratif berikut kiranya menolong kita memahaminya.
Seorang pria muda berusia dua puluhan melihat keluar dari jendela kereta berteriak …
“Ayah, lihat pepohonan! Mereka tertinggal! ”
Ayah pemuda itu tersenyum pada lelaki itu dan pasangan muda yang duduk di dekatnya, memandang sinis komentar kekanak-kanakan pemuda itu dengan kasihan.
Tiba-tiba, pemuda itu berseru lagi.
“Ayah, lihatlah awan! Mereka semua berlari bersama kita! ”
Pasangan itu tidak bisa menahan lagi dan berkata kepada orang tua itu.
“Mengapa kamu tidak membawa anakmu ke dokter yang baik?”
Pria tua itu tersenyum dan berkata
“Kami melakukannya dan kami baru saja datang dari rumah sakit. Anak saya buta sejak lahir dan dia baru saja mendapatkan penglihatannya hari ini.”
Saudaraku terkasih, setiap orang di dunia memiliki cerita. Jangan menilai orang sebelum kita benar-benar mengenal mereka. Kebenarannya mungkin akan mengejutkan kita. Karena itu dalam menghadapai segala sesuatu, jagalah hati tetap rendah dan lembut, serta telinga dan mata yang cermat tidak tergesa mengambil kesimpulan. Mintalah hikmat Roh Kudus agar membukakan pengertian2 dan hikmat sorgawi. Sehingga setiap perkataan dan tindakan kita bukan mendatangkan penghakiman tetapi sokongan, dukungan, doa dan sukacita yang membangun iman, optimisme, kehidupan dan kasih.
Ingatlah selalu, cepatlah mendengar dan mencari data2 serta motivasi2 dibalik segala peristiwa, dan lambatlah menyimpulkan dan lambatlah merespon melalui kata2 dan tindakan. Mintalah tuntunan Roh Kudus yang memahami setiap peristiwa dengan sempurna.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments