Hari 14
Kasihilah sesamamu seperti engkau mengasihi dirimu sendiri.
Matius 22:39-40 (TB) Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Mengasihi sesama adalah Hukum kedua tetapi sama kedudukannya dengan Hukum yang pertama mengasihi Allah. Karena ketika kita mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan maka hidup kita akan dikuasai oleh kasih Allah. Maka kasih Allah itu secara natural akan mengalir keluar mengasihi sesama kita dengan kualitas kasih Allah. Orang akan melihat kualitas kehidupan Kristus mengalir dari kehidupan anak2-Nya.
Kasih Allah adalah kualitas kasih Agape, sebuah wujud kasih yang rela berkorban tanpa menuntut apapun respon dari orang yang dikasihinya, kasih tanpa syarat. Inilah kasih yang hanya berasal dari Allah sendiri, dan untuk memilikinya kita harus terus melekat pada Firman dan pimpinan Roh Kudus saja. Kasih Agape adalah kasih yang turun dari sorga tidak ada di dunia, kita hanya menerima dan menyalurkannya.
Kisah berikut akan menginspirasi kita.
Bertahun-tahun yang lalu, ketika saya bekerja sebagai relawan transfusi di Rumah Sakit, saya mengenal seorang gadis kecil berusia tiga tahun yang menderita penyakit. Gadis kecil itu membutuhkan darah dari saudara lelakinya yang berusia lima tahun, yang secara ajaib selamat dari penyakit yang sama. Bocah itu telah mengembangkan antibodi yang dibutuhkan untuk memerangi penyakit itu dan merupakan satu-satunya harapan bagi saudara perempuannya.
Dokter menjelaskan situasinya kepada adik lelaki itu, dan bertanya apakah bocah itu bersedia memberikan darahnya kepada saudara perempuannya. Aku melihatnya ragu hanya sesaat sebelum dia menarik napas panjang dan berkata, “Ya, aku akan melakukannya jika itu akan menyelamatkan adikku.”
Ketika transfusi berlangsung, dia berbaring di tempat tidur di sebelah saudara perempuannya dan tersenyum, pipinya terlihat memerah bahagia. Beberapa saat kemudian wajahnya menjadi pucat dan senyumnya memudar. Dia menatap perawat di sampingnya dan bertanya dengan suara bergetar, “Kapan saya akan mulai mati?”
Bocah laki-laki itu telah salah paham tentang dokter dan mengira dia harus mati untuk menyelamatkan saudara perempuannya yang sakit.
Saudaraku, pernahkah kita menghayati betapa mahalnya KASIH yang Kristus berikan untuk kita, untuk membayar harga keselamatan kita. Kristus membayar dengan nyawa-Nya sendiri. Dan bila kita menghayatinya dengan benar, kualitas kasih itu juga akan diimpartasikan dalam diri kita, dan kita bisa mulai mengasihi sesama dengan kualitas kasih Kristus itu.
Saudaraku terkasih, marilah kita terus bergerak mengalirkan kasih Kristus kepada siapapun yang Tuhan ijinkan kita temui dalam hidup kita. Agar bumi ini akan penuh dengan kasih yang menyelamatkan mereka yang tersesat.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments