Hari 13
Memilih Jalan Sempit.
Matius 7:13-14 (TB) Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;
karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”
Semua manusia mengetahui bahwa hidup mereka dibatasi waktu, tetapi begitu banyak manusia yang tidak linier cara hidupnya dengan pengetahuan itu. Manusia banyak yang hidup dalam kesia2an yang berujung pada penyesalan di saat2 akhir hidupnya. Secara pribadi saya menemani saat2 terakhir orang2 yang menyatakan penyesalannya telah melakukan hal2 sia2 dan tidak menggunakan untuk hal2 yang bijaksana. Mereka telah kehilangan momentum2 kehidupan untuk hal2 tidak berguna.
Memilih jalan yang lebar yang seolah bebas melakukan apa saja, menikmati apa saja adalah cara hidup yang paling menyenangkan. Tetapi banyak yang tidak menyadari ujungnya adalah maut. Karena itu Tuhan Yesus mengajarkan untuk memilih jalan yang sempit, dan berat tetapi ujungnya adalah kehidupan kekal.
Beberapa tokoh Alkitab yang menunjukkan keteguhan pilihannya sejak muda pada jalan sempit itu adalah Yusuf, Daniel, Stefanus dan Daud. Mereka tidak membiarkan dirinya melakukan hal2 yang mudah yang sekedar melampiaskan kesenangan sesaat tetapi mengorbankan misi Allah dalam hidupnya. Mereka menetapkan hatinya untuk memilih jalan hidup bukan untuk hal yang sia2, tetapi hatinya dituntun melakukan karya2 Allah yang besar dan mulia.
Kisah pendek ini kiranya menolong kita untuk memahaminya.
Seorang petani memiliki seekor anjing yang biasa menunggu di pinggir jalan agar bisa mengejar saat ada kendaraan datang. Begitu seseorang datang, dia akan berlari di jalan, menggonggong dan mencoba mengejar kendaraan itu. Suatu hari tetangga petani itu bertanya kepada petani itu, “Apakah menurut Anda anjing itu akan sanggup mengejar kendaraan-kendaraan itu?” Peternak itu menjawab, “Bukan itu yang menggangguku. Yang mengganggu saya adalah apa yang akan dia lakukan jika dia berhasil untuk menangkapnya. ”
Saudaraku terkasih, banyak sekali orang dalam kehidupan berperilaku seperti anjing yang mengejar tujuan yang tidak berarti. Mereka membuang energi dan hidupnya sekedar memberikan kesenangan sesaat. Kita diciptakan Allah untuk tujuan mulia, melakukan hal2 mulia yang Allah rancangkan sebelumnya, Ef 2:10. Jangan sia2kan kesempatan itu, karena waktu kita sangat terbatas di bumi ini.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments