ST1, VII

Buku Saat teduh 1 Bagian 5 – Part 93

by | Feb 3, 2024 | 0 comments

Hari 93

VII. Kedengkian (Iri Hati).

1. Memberikan penghormatan pada orang2 lain, kualitas karakter yang dihasilkan : KEPEKAAN.

Matius 7:12 (TB)  

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Dalam Kitab Ester 6:1-11, dikisahkan raja Ahasyweros meminta nasehat kepada Haman tentang bagaimana memberikan penghargaan pada seseorang yang istimewa. Haman berpikir ialah orang istimewa itu, jadi ia membuat daftar penghormatan tertinggi yang dapat diberikan. Kemudian tanpa disangka, raja berkata, “Cepat pergi dan lakukan semuanya itu untuk Mordekhai” (orang yang paling dibenci Haman bahkan sudah ia rencanakan untuk membunuhnya). Haman dipaksa melakukan perintah untuk memberikan penghormatan pada orang yang sangat dibencinya dalam cara yang tidak pernah ia perkirakan. Segala hal yang sangat fiinginkan Hamman filakukan orang padanya, itu harus dilakukan Hamman pada Mordekhai, orang yang paling dibencinya.

Kedengkian tidak akan bertahan ketika perintah untuk memberikan penghormatan pada orang lain ini dilaksanakan sepenuh hati ! Perintah ini sebenarnya adalah antitesis kedengkian, suatu  perintah yang berfokus pada memberikan manfaat bagi orang2 lain dengan hal2 yang sama yang kita inginkan dari mereka.

Kedengkian adalah stres yang terberat yang hanya bisa dihilangkan dengan melakukan hukum kasih, yaitu dengan kerelaan kita harus memberikan penghargaan, penghormatan kepada orang2 lain yang menurut kita, kitalah yang seharusnya paling kayak menerimanya. Ini persis dengan kisah Hamman dan Mordekhai diatas.

Karenanya mengasihi sesama adalah penggenapan Hukum2 Allah dan seluruh perintah para Nabi.

Apa yang ingin orang lain lakukan pada kita ?

Tuhan Yesus memerintahkan hal yang sangat mendasar tentang perbuatan pada sesama di Mat 7:12, bahwa apa yang kita kehendaki orang lain lakukan pada diri kita, lakukanlah hal2 itu pada mereka.  Sehingga inilah strategi memperlakukan orang lain yaitu buatlah daftar tentang apa yang kita inginkan dari orang lain, kemudian lakukan itu pada mereka. Tak perlu diragukan lagi, daftar itu pasti berisi manifestasi kasih tulus seperti : penerimaan, hormat, respek, persetujuan, semangat dan dukungan.

Tantangan yang sangat menariknya adalah perintah Tuhan Yesus untuk melakukannya pada orang2 yang kita cenderung iri pada mereka. Ketika kita sanggup melakukan maka ada dua hal terjadi. Pertama, kita berinvestasi dalam kehidupan mereka, menanamkan benih2 kebaikan. Kedua, hati kita akan mulai berubah menjadi lembut oleh aliran kasih yang mulai tumbuh dan mewujud. Berikut daftar investasi harta sorgawi itu :

1. Senyum hangat yang penuh kasih.

2. Kata2 pujian yang tepat.

3. Ucapan berkat.

4. Kata2 penyemangat.

5. Ucapan pujian.

6. Doa yang bersungguh2 untuk kebutuhan mereka.

7. Hati dan telinga yang mendengarkan.

8. Laporan yang baik yang disampaikan kepada orang2 lain tentang perbuatan mereka.

9. Mengucapkan selamat pada hari istimewa mereka.

10. Kata2 penghiburan saat mereka sedih.

Sepuluh hal diatas tidak ada satupun yang membutuhkan uang untuk mewujudkannya. Tetapi itu semua membutuhkan lebih dari uang : suatu oerhatian yang tulus terhadap kebutuhan2 mereka, bukan fokus pada mementingkan keinginan kita sendiri. Ini adalah esensi dari melakukan Hukum Kasih yang didalamnya terkandung seluruh Hukum Taurat dan kitab para Nabi.

Penerapan pribadi :

apakah saya cenderung mendambakan hal2 yang orang2 lain miliki seperti sahabat, pengakuan, penerimaan, kekaguman, respek dan hormat ?

bagaimana saya dapat memberikan hal2 berikut kepada orang2 yang saya iri pada mereka : menjadi sahabatnya, mengakui pencapaiannya, memuji sifatnya, dll.

ketika saya melakukannya, akankah saya menyadari bahwa saya melakukannya karena wujud kasih saya kepada Kristus dan kasih Kristus kepada orang2 itu ?

apakah saya akan memprioritaskan terlebih dahulu melayani orang2 terdekat saya ?

Saudaraku terkasih, betapa berat kehidupan orang2 yang memikul kedengkian. Mereka tidak pernah merdeka hidupnya, karena setiap hari didera pikiran2 tentang kehidupan, keberhasilan orang2 yang dia irikan. Dan Tuhan Yesus memberikan solusinya dengan lebih mengasihi dalam tindakan2 nyata. Segala hal yang sungguh2 kita inginkan kita dapatkan dari orang2 lain. Semua itu bisa kita lakukan saat kita mulai menggeser tujuan kehidupan kita bukan untuk kesenangan dan kepuasan diri, tetapi melakukan pujian, kesenangan, penghormatan bagi orang2 lain. Cobalah lakukan dari hal2 sederhana seperti tersenyum hangat, memberikan hormat, datang lebih awal, rela berkorban, memberikan perhatian terutama mereka yang sedang berduka. Bergeserlah dari fokus pada diri sendiri berubah jadi fokus pada kebutuhan orang lain.

Tuhan Yesus memberkati.

hkw

Artikel Terkait

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 23

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 23

Hari 23 Jubah Kesulungan (3). Bagaimana Tuhan menginginkan sikap yang benar terkait dengan perkara rohani 'Jubah Kesulungan' ini terlihat dalam peristiwa setelah kebanhkitan-Nya ketika Tuhan menemui 2 murid-Nya dalam perjalanan ke Emaus diLukas 24:28-29.Tuhan...

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 12

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 12

Hari 12 Petrus Shalom puji Tuhan,Marilah kita buka di Lukas 22:28-30 =>Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu...

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 7

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 7

Hari 7 Garis Akhir Palsu Shallom, dalam pengiringan saya akan Kristus ada saat dimana saya merasa jenuh, capek, ngos – ngosan, dan saya berkata “Kita berhenti disini saja ya, Tuhan” tapi Tuhan berkata “Tidak, kita menyeberang kesana” Ada saat dimana, saya berhenti di...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *