Hari 89
VI. Ketakutan.
7. Hidup tidak dalam ketakutan “Jangan Takut”, kualitas karakter yang dihasilkan : KEBENARAN
Matius 10:28 (TB) Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; “
Ketakutan terbesar manusia adalah kematian, dan hal2 yang akan dihadapi setelah kematian. Dan kekuatan dunia dan iblis benar2 memanfaatkannya untuk mengikatkan ketakutan seumur hidup manusia agar manusia tidak bisa menghasilkan buah2 kehidupan nya secara maksimal. Ancaman kematian biasa dipakai untuk menghentikan berbagai kegiatan pelayanan para hamba2 Tuhan. Namun sesungguhnya Kristus telah mati untuk mengalahkan ketakutan yang satu ini, “supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut,” Ibr 2:14b-15.
Oleh karena itu saat ditangkap karena memberitakan Injil, Dr. Josef Tson di pemerintahan komunis Rumania, yang diancam dibunuh oleh para penangkapnya. Ia tersenyum dan dengan tenang menjawab, “Seharusnya saudara tahu bahwa senjata utama anda adalah membunuh. Saya beritahu bahwa senjata utama saya adalah kematian.”
“Semua kotbah2 saya telah direkam dan diedarkan ke seluruh negeri, ketika saya mati saudara tembak. Maka saudara sedang memerciki kotbah2 saya dengan darah saya. Kotbah2 itu akan berbicara lebih lantang dan kuat setelah kalian membunuh saya. Silahkan, lakukan saja!” Maka para penangkap itu menjadi takut dan dengan berteriak2 berkata, “Jangan harap! kami akan membunuhmu, yang akan membiarkan itu terjadi!”
Tahukan saudara hampir sepertiga dari pengeluaran BPJS yang trilyunan rupiah itu untuk kalangan manula dihabiskan untuk perawatan akhir dari hidup mereka ? Motivasi perawatan yang intensif yang sedikit akan memperpanjang hidupnya sering didasari oleh perasaan takut terdalam karena kematian. Seharusnya ini tidak terjadi pada anak2 Allah, mereka akan hidup dan tidak akan mati dengan cara apapun, ketika pekerjaan yang dipercayakan Allah di bumi ini belum selesai. Kematian bukan sesuatu yang harus ditakuti, tetapi justru sebuah keuntungan masuk kedalam perjumpaan dengan kekasih kita yaitu Kristus.
Memiliki harapan akan kehidupan setelah kematian.
Sebagai orang percaya kita memiliki harapan mulia setelah kehidupan kita di bumi ini berakhir. Kita akan menikmati hadirat Allah dalam semarak kemegahan-Nya Kerajaan sorga. Ketika Dr Tson diberitahu bahwa ia akan dibunuh jika tidak meninggalkan Tuhan, ia menjawab dengan tersenyum, “Tidakkah saudara mengerti bahwa ketika anda membunuh saya, saudara sedang mengirimkan saya pada kemuliaan? Dan saudara tidak bisa menakut2 saya dengan kemuliaan!” Demikian seharusnya kita, seharusnya kita tidak takut dan kebingungan saat menghadapi kematian, “seperti orang2 lain yang tidak mempunyai harapan,” 1 Tes 4:13.
Memiliki gairah untuk menjalani kehidupan sebelum kematian.
Kita tidak hidup di bumi ini karena proses alami dan kebetulan saja, tetapi jauh2 bahkan sebelum kita ada dalam kandungan, Allah merancangkan tujuan kehidupan kita adalah melakukan pejerjaan2 BESAR yang Allah rancang untuk dituntaskan, Ef 2:10. Dan salah satu yang terpenting adalah membawa sebanyak mungkin orang yang kita bisa lakukan kepada kasih dan kebenaran didalam Kristus, kemudian memuridkan mereka sesuai dengan perintah2-Nya, Mat 28:19-20. Dan itu yang seharusnya membuat kegairahan yang sangat besar ketika kita menjalani kehidupan ini setiap harinya karena kita memiliki tujuan yang sangat mulia di bumi dan setelah kematian kita.
Inilah yang mengobarkan semangat dan ketidakmau menjadi lelah dan lemah bagi Paulus menjangkau bangsa2 non Yahudi dengan Injil yang penuh kuasa, Kol 1:28-29. Dan Paulus ketika ia menghadapi kematiannya (oleh hukuman mati karena memberitakan Injil), ia sangat merindukannya karena ia akan segera besatu dengan Allah, tetapi ia tahu bahwa pekerjaannya belum selesai, jadi ia bertekad untuk tetap tinggal lebih lama di bumi untuk menuntaskan tugasnya, Fil 1:21-24.
Penerapan pribadi :
apakah saya memiliki keyakinan bahwa jika saya meninggal saat ini juga, saya akan segera bersama Tuhan di sorga ?
ketika saya bertemu Tuhan di sorga, dan Tuhan bertanya berapa orang yang sudah saya bawa kepada kasih Kristus dan saya muridkan, apa yang akan saya katakan ?
sudahkan saya memilih untuk menyerahkan hidup saya untuk melayani Tuhan dan apakah saya menyadari bahwa saya tidak dapat dibinasakan sampai pekerjaan yang Tuhan percayakan itu sekesai ?
Paulus meminta orang2 percaya lainnya untuk mendoakan agar ia memiliki keberanian, Ef 6:19. Sudahkan saya meminta teman2 saya mendoakan saya agar memiliki keberanian, kegairahan dalam hidup ini untuk mewujudkan kehendak dan karakter Kristus, tidak hidup hanya mengejar kesenangan diri saya sendiri.
Saudaraku terkasih, seolah hidup ini dalam kendali kita hingga kita bisa melakukan apa saja termasuk memilih mana yang mau kita lakukan dan katakan. Tetapi sesungguhnya hidup ini diberikan bersama dengan rancangan dari Penciptanya dan kita suatu saat akan kembali pada Allah untuk mempertanggungjawabkan kepercayaan atas hidup ini. Saya hanya bisa memohon dengan sangat, berilah dirimu pada Allah, bersungguh2lah dan bergairahlah untuk mewartakan Injil dan memuridkan yang semakin mewujudkan Kerajaan Allah di bumi ini, tanpa ada ketakutan.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments