ST1, VI

Buku Saat teduh 1 Bagian 5 – Part 86

by | Feb 3, 2024 | 0 comments

Hari 86

VI. Ketakutan.

4. Menghidupi tubuh menjadi rumah doa, kualitas karakter yang dihasilkan : EFEKTIFITAS

Markus 11:17b (TB)  

“Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!” 

Doa menghasilkan kuasa, sehingga Rumah Doa harus menjadi rumah kuasa, dan itu tubuh dan hidup kita ! Untuk menjadi Rumah Doa, didalam diri kita sebagai Bait Allah perlu terjalin satu kesatuan, yaitu mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, pikiran dan kekuatan kita, Mark 12:30. Kesatuan itu dikuatkan dengan kesepakat berdoa beberapa orang, Mat 18:19-20. Sehingga dari hidup kita, akan mengalirkan hasil2 supranatural dari doa satu kesatuan, dalam tiap pribadi dan dalam kesepakatan bersama.

Fungsi tubuh (hidup) kita menjadi rumah doa, sumber kuasa menggentarkan iblis, yaitu ketika orang2 percaya bersatu berdoa, didasari di dalam dirinya pribadi  kesatuan tubuh, jiwa dan roh mengasihi Allah. Kuasa semacam itu akan menyebabkan kerusakan yang sangat besar pada pekerjaan2 destruktif iblis di antara orang percaya, maupun orang tidak percaya.

Tujuan iblis adalah menyiksa orang2 percaya dengan menembakkan panah ketakutan kedalam hati. Kita tahu bahwa ketakutan berasal dari iblis, karena Allah memberikan pada kita bukan roh ketakutan melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban, 2 Tim 1:7.

Persembahkan tubuh kita kepada Allah sebagai rumah doa.

Meskipun setiap kita tahu bahwa tubuh kita adalah Bait Allah, 1 Kor 6:19. Tetapi tidak setiap kita menyerahkan sepenuhnya otoritas hidupnya pada Roh Kudus. Sehingga bukan lagi apa yang menjadi kesenangan diri lagi yang menjadi tujuan hidup kita saat kita persembahkan tubuh kita menjadi rumah doa.

Sama seperti raja Salomo yang mempersembahkan Bait Suci sebagai rumah doa dengan korban persembahan, maka Allah juga menghendaki kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup untuk menjalankan fungsi2 doa yang penuh kuasa, Rm 12:1-2. Berbeda dengan persembahan korban di Bait Suci adalah hewan yang mati, maka persembahan di Bait Allah (tubuh) kita adalah persembahan hidup yaitu tubuh kita yang masih hidup tetapi dibakar untuk dikuduskan dan dipakai Allah.

Membersihkan rumah doa kita.

Ketika Yesus mengusir dan membersihkan Bait Suci dari para pedagang disebabkan aktifitas itu merusak peran sebagai rumah doa. Demikian juga saat ini, kita harus membersihkan kehidupan kita dari apapun yang merusak doa2 kita yang menyala2 dan efektif. Inilah pola hidup yang harus terus kita jalani yaitu, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna,” Rm 12:2.

Memperkatakan doa dengan kuasa.

Allah berjanji di Yeremia 33:3, “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.” Allah akan memberikan jawaban2 supranatural untuk doa kita yang kita serukan, percaya dalam hati, dalam permintaan2 yang konsisten dalam nama-Nya dan Firman-Nya. Janji Allah juga akan menjawab saat berdoa dalam kesesakan, Mazmur 50:15, “Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.” 

Kita juga harus mengingat bahwa kehendak Tuhan Yesus adalah rumah doa-Nya seharusnya untuk segala bangsa, tidak hanya untuk diri kita, keluarga dan teman2 dekat saja. Sehingga kita harus membesarkan kapasitas dan tanggungjawab kita makin luas lagi.

Penerapan pribadi :

sudahkan saya mempersembahkan tubuh saya kepada Allah sebagai persembahan yang hidup untuk menjadi rumah doa dan melayani Kerajaan-Nya ?

sudahkan saya membersihkan semua yang mendukakan Roh Kudus dan memadamkan kuasa-Nya di dalam dan melalui kehidupan saya ?

apakah saya mengerti bahwa untuk memiliki kuasa dari doa kesatuan, saya perlu mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, pikiran dan kekuatan saya ?

pernahkan saya mengalami hasil2 pertolongan supranatural Allah saat berseru dalam situasi yang secara manusia tampak mustahil ?

Saudaraku terkasih, menjadikan tubuh kita Bait Allah dan rumah doa bisa terjadi tidak bergantung dari siapapun diluar kita, tetapi pada diri kita. Bagaimanakah kasih kita pada Allah, cinta kita pada Firman dan kerinduan kita pada Roh Kudus ? Bila sepenuh2 hati, jiwa, pikiran dan kekuatan kita persembahkan bagi Allah, maka akan terjadi kegerakan besar di dalam dan melalui kehidupan kita. Yang akan menyelesaikan segala tantangan diri kita, keluarga dan orang2 terdekat kita bahkan bangsa2.

Tuhan Yesus memberkati.

hkw

Artikel Terkait

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 17

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 17

Hari 17 Pengurapan Raja dan Imam. Shallom, saya rindu membagikan sesuatu yang menurut saya sangat kita butuhkan hari-hari ini untuk menyambut lawatan Tuhan yang luar biasa, beberapa bulan dan minggu ini mungkin banyak dari teman2 yang mendengar kalimat “Yobel Besar”,...

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 11

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 11

Hari 11 “Poemia” Kita percaya Tuhan adalah Pribadi yang omnipresent, Maha Hadir, Dia hadir dimana2, Namun saya juga melihat bahwa kalau Tuhan itu disediakn tempat yang seharusnya maka dari setiap doa, ibadah anak2-Nya pasti selalu ada kunjungan Allah yang sangat...

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 8

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 8

Hari 8 TOLA Shalom, puji Tuhan marilah kita belajar, Firman ini tidak hanya buat teman2 tetapi juga buat saya, saya ingin share Firman yang menegur saya juga tentang destiny..kita akan belajar dari satu tokoh yang luar biasa Ketika kita membaca tentang hakim hakim...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *