Hari 75
V. Ketamakan.
4. Hidup dalam kewaspadaan pada roh ketamakan.
Lukas 12:15a (TB) “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan.”
Kita harus selalu mengingatkan diri kita bahwa ujung (akhir) dari rancangan Allah atas diri kita adalah hidup bersama Dia dalam Kerajaan Sorga. Sehingga hanya ketika kita sudah tidak efektif lagi di bumi, tidak ada alasan kita tetap disini. Karenanya segala hal, baik kekuatan, kesehatan, kekayaan, termasuk penderitaan dan permasalahan diijinkan Allah terjadi bukan untuk menjadikan kita makmur ataupun susah di bumi ini, tetapi menjadi sarana bagi kita untuk membentuk karakter2 mulia yang kelak akan kita pakai di Kerajaan Sorga. Termasuk ketika kita memperoleh kelimpahan itu bukan untuk kesenangan pribadi, tetapi untuk ditabur ke dalam kehidupan orang2 lain untuk meraih kekayaan di sorga. Yeremia 45:5, “Masakan engkau mencari hal2 yang besar bagimu sendiri ? Janganlah mencarinya!” Ingatlah selalu sebelum menimbun kekayaan untuk diri kita sendiri, seharusnya kita bertanya, “Ini akan menjadi milik siapa ketika saya meninggal ?”
Inilah yang menjadi penyebab paling mendasar mengapa manusia menjadi tamak, yaitu saat mereka mengidam2kan sesuatu yang tidak Allah rancangkan untuk mereka terima. Dalam 10 perintah Allah secara spesifik dinyatakan dalam hukum ke-10 di Ul 20:17.
Jika meletakkan keinginan kita pada apa yang dimiliki sesama kita, itu bukan saja menghancurkan semangat melayani kita, tetapi akan menciptakan sikap ketamakan. Keinginan memiliki hak orang lain membangun sikap iri hati, menghilangkan keinginan menolong orang lain berhasil, sebaliknya antusias untuk memakmurkan diri sendiri. Tuhan Yesus juga mengajarkan dengan tegas untuk tidak mengingini milik sesama di Luk 12:15b.
Perhatikan Tuhan Yesus kemudian memberikan perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh di Luk 12:13-21. Ketika ladangnya menghasilkan panen melimpah, berkatalah ia dalam hati : Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya ; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah : Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu. Itulah gambaran orang yang tamak yang hanya mengumpulkan harta bagi diri sendiri, yang tidak kaya dihadapan Allah. Mengenaskan ujung hidup kekalnya.
Hal2 yang tidak layak diinginkan.
Manusia telah diciptakan Allah sedemikian rupa ditiupkan (dicangkokkan), nafas hidup Allah yang membangun keserupaan dan kesegambaran dengan Allah, sehingga manusia hanya memiliki kemampuan untuk bergembira dan menikmati apapun yang akan membuat kita lebih produktif bagi Allah. Sebaliknya jika manusia bergembira dengan “buah terlarang” yaitu hal2 yang tidak bermanfaat menuju keserupaan Kristus, maka manusia pasti akan hancur.
Karena itu Firman Tuhan di Maz 37:4 berkata : “Bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.” Termasuk kita harus berusaha dan memohon berbagai karunia2 yang paling utama, 1 Kor 12:31a. Paulus mendorong secara spesifik karunia menyatakan kebenaran Allah (bernubuat), 1 Kor 14:39 yang sangat dibutuhkan ditengah2 masyarakat yang liar aturan saat ini.
Penerapan pribadi :
apakah saya mengingini milik sesama saya ?
apakah saya mencoba menimbun kekayaan agar saya dapat menikmati masa pensiun di bumi ini yang nyaman ? Atau saya menyiapkan segala hal untuk pensiun di sorga yang terbaik ?
apakah saya memiliki sesuatu yang berkarat jika tidak digunakan, berjamur karena disimpan, atau sangat mewah sampai2 saya selalu takut itu akan dicuri ?
sekaya apakah saya dihadapan Allah ?
Saudaraku, tidak ada larangan sedikitpun menjadi kaya karena banyak tokoh2 Alkitab yang kaya raya. Tetapi apakah kekayaan itu berasal dari Allah yang didapat karena Allah mengirimkan benih2 ke tangan kita ? Ataukah kekayaan itu adalah kepemilikan ‘semu’ yang melekatkan hati kita padanya, meninggalkan kebenaran dan cinta kita pada Allah.
Sekaranglah saatnya bertanya ke dasar hati kita, apakah kita masih waspada dan peka pada roh ketamakan ? Mamon itu punya kuasa di bumi ini, dan itu menjerat hati manusia, menipu dengan segala kemuliaan dan kekuasaan semunya, semakin memiskinkan kita dihadapan Allah bahkan sampai kita keluar dari Kerajaan Allah karena memeluk mamon dan meninggalkan Allah.
Selidikilah hati kita, ketika masih ada kesempatan, dan berilah hidup kita terus terbakar di atas mesbah Kristus sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan. Agar melalui hidup kita akan terus ditambah2kan benih Illahi yang akan terus kita tabur dengan tidak pernah lelah dan jemu. Semakin banyak, luas dan mulia.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw.
0 Comments