IV, ST1

Buku Saat teduh 1 Bagian 5 – Part 63

by | Feb 1, 2024 | 0 comments

Hari 63

IV. Kepahitan.

2. Menghidupi kehidupan dalam penyangkalan diri : kualitas karakter yang dihasilkan KEBULATAN TEKAD.

Lukas 9:23 (TB)  Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 

Sebagai manusia yang masih hidup didalam tubuh dosa, jiwa rusak dan roh yang rapuh maka kita harus sadar bahwa kita ditaklukkan oleh kematian kita bukan oleh kehidupan. Paulus menjelaskan dalam 2 Korintus 4:10-12 (TB)  “Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.

Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.

Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.” Perhatikan prinsip mendasar ini, bahwa kematian Yesus-lah yang harus terus-menerus disandang apabila kehidupan Yesus akan menjadi nyata. Menyangkal diri adalah konsekuensi logis saat karakter2 Kristus ingin diwujudkan karena keinginan tubuh yang berpusat pada diri sendiri harus mati.

Mengetahui apa artinya menyangkal diri.

Kecenderungan manusia secara alami berpikir bahwa di dunia inilah perjalanan ‘hidup’-nya, sehingga manusia akan menjaga dengan segala upaya hal2 yang dapat dinikmati di bumi ini. Dan kita akan bereaksi keras terhadap mereka yang menghalangi kesenangan2 itu. Tetapi Tuhan Yesus mengajarkan hal yang berbeda, bahwa jalan menuju kehidupan (sejati) adalah melalui kematian pada diri sendiri. Dalam Lukas 9:24, Yesus menegaskan,  yang berusaha menyelamatkan nyawanya (karena mempertahankan ‘hidup’ sementara) justru akan kehilangan nyawanya (hidup sejati), justru yang kehilangan nyawanya karena Kristus, maka akan mendapatkan kehidupan.

Kata menyangkal dalam bahasa Yunaninya adalah ‘aparneomai’ yang berarti menyingkirkan (dari pihak si pembicara). Sehingga menyangkal diri adalah menyingkirkan kehidupan yang berpusat pada diri sendiri secara permanen. Sehingga dapat mengalami karya Kristus yang berkuasa didalam dan melalui kita. Inilah proses yang dimaksudkan Paulus, bukan lagi aku yang hidup tetapi Kristus yang hidup didalam aku, Gal 2:20.

Berbeda dengan pemahaman sebagian orang bahwa menyangkal diri itu menarik diri dari kenikmatan secara temporer, kemudian masuk kedalam kenikmatan diri dalam bentuk yang berbeda. Ini sangat berbeda dengan konteks menyangkal diri ketika menyatu dalam Kristus, yaitu menyingkirkan dari diri sendiri, menolak, menyangkal dan mundur dari persekutuan (komunitas). Yang bermakna menghilangkan apapun dalam diri yang akan menjadi penghalang persekutuan dengan Kristus bahkan mengundurkan diri dari kelompok2 orang yang tidak mau menyangkal diri. Prinsip mendasarnya, manusia berdosa itu diperbudak dosa, sekarang didalam Kristus mereka adalah BUDAK kebenaran.

Menerima motivasi untuk secara sukacita memikul salib diri.

Budak dosa berujung maut, sedangkan budak Kristus bukan saja berujung kehidupan kekal tetapi juga selama di dunia bisa hidup mewujudkan kehendak Allah membawa jiwa2 pada keselamatan dan menghidupi karakter2 Kristus. Sebuah lompatan kehidupan tiada tara, seharusnya dihukum maut, bisa menjadi wakil Allah di bumi mewujudkan kehendak Allah. Ini meneladani ketika Yesus memikul salib-Nya, Kristus mengerti bahwa Ia akan menderita dan mati di salib itu, tetapi pandangan-Nya jauh tertuju pada begitu banyaknya orang yang akan menikmati kemerdekaan-Nya melalui kematian-Nya. 

Perhatikan bahwa perintah Kristus bukan untuk memikil salib-Nya, tetapi salib kita sendiri. ‘Salib’ kita itu terkait dengan hal2 yang menjadi kesenangan kita yang melawan kehendak Kristus, juga melibatkan pengorbanan yang harus kita tinggalkan atau ambil untuk menjangkau kelompok2 yang akan kita Injili. SepertinPaulus yang merelakan melepas apapun yang menghalangi dan memakai apapun yang bisa memudahkan penginjilan, 1 Kor 9:20. Sehingga memikul salib dan menyangkal diri didorong oleh anugerah Kristus yang sebenarnya tidak layak kita terima, dan ditarik oleh kerinduan membawa jiwa2 untuk dibebaskan dari dosa dan dibentuk menjadi wakil2 Kristus di bumi.

Penerapan pribadi :

apakah ada kelompok tertentu yang Tuhan kehendaki dijangkau melalui kehidupan saya ?

apakah saya sudah menyangkal diri untuk mewartakan Injil pada orang2 itu ?

apakah respon saya terhadap luka2 yang menimbulkan kepahitan dari kelompok orang2 itu ?

apalah saya sudah meninggalkan kelompok2 yang menyeret saya hidup dalam kepahitan, yang membuat saya sulit hidup menyangkal diri ?

Saudara terkasih, kita menerima kehidupan melalui kematian Kristus. Kita menerima kemerdekaan dari kuasa dosa, tetapi kehidupan itu bukan untuk kehidupan yang berpusat pada kesenangan diri, tetapi pada Kristus. Dan itu hanya bisa dilakukan dengan mematikan keinginan, kesenangan diri digantikan dengan melakukan perintah2 Kristus dengan mewujudkan karakter2-Nya.

Sebuah kesempatan sangat mulia yang seharusnya kita perjuangkan sepenuh hati, dari budak dosa yang menebar kematian, yang dibebaskan menjadi budak Kristus yang menghidupkan dan menyelamatkan.

Tuhan Yesus memberkati.

hkw

Artikel Terkait

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 20

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 20

Hari 20 Kematian rohani. Kematian rohani lebih mengerikan dari pada kematian jasmani, orang yang mati jasmani, dia selesai, tapi orang yang mati rohaninya, mati urapannya, mati passionnya, dia akan menularkan ke yang lain, karena orang ini secara fisik masih hidup,...

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 15

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 15

Hari 15 Peperangan Rohani (2) Kemarin kita sudah belajar tentang perhitungan Tuhan dan sekarang kita akan masuk lebih dalam lagi. Zakaria 3:1=> Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah...

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 5

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 5

Hari 5 Pornografi Rohani atau Keintiman Rohani Suatu kali Tuhan menegur kepada seorang pendeta dengan berkata “Aku sudah melihat pelayananmu, sekarang apakah kamu ingin melihat pelayanan-KU?” Ada perbedaan antara aktifitas 'pelayanan' yang Tuhan kerjakan dan yang...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *