Hari 61
IV. Kepahitan.
Bagaimana mengalahkan kepahitan dengan pengampunan total.
Roma 8:28 (TB)
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Hati yang menyimpan kepahitan pelan tetapi pasti akan menyebar memenuhi hati dengan sistem kepercayaan yang akan menolak apapun yang menentangnya. Dan hanya lawatan Kasih Allah, Roh Kudus dan Firman saja yang bisa menembusnya menanamkan benih Illahi ‘sistem kepercayaan’ yang benar dan berkuasa, yang akan menghancurkan kuasa roh kepahitan hingga kita mampu mengambil keputusan secara bijak dan benar. Kita bisa mengikuti 3 langkah berikut untuk dapat mengalaminya :
1.Mengenali sisi baik tragedi.
Pondasi pengampunan adalah pengakuan akan kebaikan2 yang Allah maksud saat mengijinkan tragedi terjadi dalam kehidupan kita. Meskipun dari pihak kita sementara waktu tidak bisa menemukan sisi baik dari apa yang kita alami, akan tetapi Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa, Allah turut serta dalam segala perkara. Segala perkara termasuk perkara2 yang tidak kita lihat sisi baiknya. Allah darinya akan mendatangkan kebaikan. Sehingga sebenarnya bukan kita TIDAK tetapi BELUM menemukan sisi baiknya. Sehingga jika kita benar2 percaya pada maksud Allah, meski kita belum merasakannya, tetapi kita bisa percaya penuh pada Allah bukan ? Dengan bersyukur kepada Allah atas tujuan2 baik dalam segala sesuatu yang diijinkan terjadi, 1 Tes 5:18. Cobalah untuk bertanya lebih dalam :
Apakah kejadian itu membawa kita semakin dekat dengan Allah ?
Apakah tragedi ini mendekatkan hubungan dalam keluarga kita ?
Apakah peristiwa ini membuat kita lebih menyayangi dan memperhatikan orang2 dalam kehidupan kita ?
Apakah ini mangajarkan bagaimana melayani orang lain ?
Apakah tragedi ini memberikan pelajaran sangat berharga, bahwa ada batas waktu orang harus bertobat ? Menemukan sisi baik :
apakah tragedi ini menaksa saya mengembangkan kualitas2 karakter baru, yang selama ini belum muncul dalam kehidupan saya ?
melaluinya apakah membuka bagian2 kehidupan yang tidak pernah saya lihat (blind spot), hingga saya bisa memperbaikinya.
apakah saya menemukan pelajaran mahal dan penting melalui tragedi ini hingga saya bisa menolong orang lain yang sedang mengalaminya ?
2. Mengimpartasikan kuasa Allah kepada para musuh.
Orang yang menjadi penyebab tragedi, adalah orang2 yang tidak memiliki kasih, kebaikan, belas kasihan, pengendalian diri dan pertobatan. Apakah ada kerinduan dan belas kasihan pada mereka, agar bisa mendapat anugerah memiliki kualitas2 itu hingga mereka tidak lagi merusak tetapi mengalirkan kasih ? Dan kita bisa menggemakan kerinduan itu melalui lidah kita dengan berdoa memohon kepada Allah, Amsal 18:21a. Yang sangat menarik terjadi saat kita memperkatakan berkat pada mereka : pertama, kita mengimpartasikan kepada mereka suatu kemampuan rohani untuk mengembangkan kualitas2 kehidupan yang baru. Kedua, kedalam diri kita akan mengalir berkat2 positif yang menetralisir kerusakan negatif yang mereka timbulkan dan kita akan mengalami kemerdekaan emosi.
3. Memilih untuk mengampuni dan hidup dengan bekas2 luka itu.
Sakit hati akibat kepahitan itu bisa muncul dalam berbagai sakit fisik, tidak bisa tidur, sakit perut dan lain-lain. Itu tidak akan sembuh secara total kalau belum menyingkirkan sakit hatinya. Tindakan mengampuni adalah melepaskan orang yang bersalah yang mengikat kita secara emosional, dan kita memilih untuk hidup dengan bekas luka itu. Perhatikan teladan Yesus dengan tragedi salib, Yesus melepaskan kita manusia berdosa dari pelanggaran yang membuat Yesus mengalami tragedi bukan ? Meskipun Yesus tetap membawa luka di tangan, kaki dan lambung-Nya di tubuh kebangkitan -Nya, Yoh 20:20,25,27. Dengan membebaskan kitapun dibebaskan bahkan menerima konsekuensi baik dari tragedi itu.
Saudaraku terkasih, mungkin tidak ada seorangpun yang bisa menjelaskan mengapa tragedi itu menimpa kita ? Apalagi menemukan kebaikan darinya. Tetapi kita memiliki Bapa yang telah terbukti begitu mengasihi kita dan berjanji akan turut serta bersama anak-Nya melewati tragedi itu hingga mendatang kebaikan. Dan pintu masuknya adalah mengampuni, melepaskan pembebasan. Rangkullah erat lengan Allah yang perkasa, percayalah pada Bapa tanpa ragu sedikitpun, taati 3 langkah diatas : lihat sisi2 baik tragedi, impartasikan pada musuh anugerah Allah, dan lepaskan pengampunan dan hiduplah dengan bekas2 luka itu bersama Bapa.
Sepanjang kehidupan saya, saya menyaksikan betapa rugi hidup dalam belenggu kepahitan. Begitu banyak kesempatan yang hilang sia2, dan begitu parah kerusakan yang diakibatkan bukan saja untuk diri sendiri tetapi terutama pada orang2 terdekat. Dan ketika kepahitan itu kita selesaikan dengan mengembangkan karakter2 Kristus, justru kedalaman pengalaman batin melalui tragedi itulah, kita makin efektif dan dalam bisa melakukan perkara2 luar biasa.
Saudaraku, percayalah pada Bapa, Allah kita yang kasih-Nya tidak pernah berubah dari kekal sampai kekal itu. Jangan sekalipun kita ragu dan menaruh curiga pada Allah. Karena kasih-Nya yang begitu besar hingga memberikan Kristus anak-Nya yang Tunggal telah mati bagi kita, serta mengutus Roh-Nya tinggal didalam hati kita untuk menolong kita dan tidak membiarkan kita hidup sendirian di bumi ini.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments