IV, ST1

Buku Saat teduh 1 Bagian 5 – Part 59

by | Feb 1, 2024 | 0 comments

Hari 59

IV. Kepahitan.

Matius 5:38-48 (TB)  Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.

Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.

Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.

Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.

Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.

Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.

Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?

Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?

Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”

Kita semua tanpa kecuali pasti pernah bahkan sering disakiti atau dirugikan secara mendalam oleh seseorang di masa lalu atau bahkan baru2 saja terjadi. Dan betapa cepatnya kita bisa mengingat setiap detil peristiwa2 yang begitu menyakitkan itu. Dan rasakan bagaimana emosi kita terasa benar tersangkut didalamnya. Bahkan meski kita tahu bahwa kita harus mengampuni dan melupakannya, tetapi hampir semua orang tidak mengerti bagaimana cara mengampuni sehingga mustahil untuk melupakannya.

Bahkan seringkali orang2 yang menyakiti itu sudah lama meninggal tetapi kita masih mengingat dan menyimpan peristiwa2 penuh luka itu. Bahkan setiap kali kita dipicu mengingatnya melalui hal2 keseharian yang sering terulang, luka2 itu seperti terbuka kembali, seolah kejadian itu terulang lagi, kepedihan, penyesalan, kepahitan, kemarahan, air mata mengalir, sesak nafas, dan kepahitan masuk semakin dalam kedalam jiwa kita. Memori yang tersimpan dalam sistem limbik otak berupa trauma2 mendalam itu akan memiliki efek berkelanjutan, karena setiap kali terulang ‘rasa’ sakitnya ia memicu ketidakseimbangan hormon, merusak neurotransmiter memicu stres membuat tubuh sakit. Dan ini akan menjadi pola yang bukan saja merusak diri tetapi juga merusak orang2 yang berinteraksi dengan kita 

Betapa bahayanya kepahitan bila tidak kita selesaikan. Tuhan menyediakan 7 karakter yang akan membuat kita secara langsung atau tidak langsung akan melupakannya karena digantikan kualitas2 karakter Kristus yang akan mengubur kepahitan itu selama2nya.

Kita akan mengenali bagaimana kita mengingkari atau mengungkapkan kepahitan ? Agar kita menyadari apakah ada roh kepahitan didalam diri kita saat ini ?

Kebanyakan orang mengingkari atau tidak menyadari ikatan roh kepahitan dengan mengatakan : ‘Saya tidak pahit ………….’

  1. Saya hanya sangat tersakiti.
  2. Saya hanya marah karena apa yang mereka lakukan.
  3. Bagi saya, orang2 yang bersalah itu memuakkan.
  4. Saya tidak akan pernah bisa melupakan apa yang telah mereka lakukan.
  5. Saya selalu ingat sakit hati yang mereka timbulkan itu.
  6. Saya hanya, sangat mudah terpicu mengingat luka hati oleh penyebab yang begitu mudah.
  7. Semoga mereka menderita seperti saya.
  8. Apa yang terjadi itu sungguh2 tidak adil.
  9. Saya sukar bahkan tidak percaya lagi kepada Tuhan.

Sedangkan berikut adalah cara2 kita mengungkapkan kepahitan.

  1. Ucapan kasar dan pedas.
  2. Memutuskan hubungan secara dalam (roh) dengan orang2 yang bersalah itu.
  3. Pikiran, angan2 bahkan tindakan untuk bunuh diri.
  4. Menjadi sangat mudah tersinggung.
  5. Tidak punya pertimbangan2 panjang, sangat cepat menarik kesimpulan.
  6. Bereaksi sangat keras pada luka dan sakit hati.
  7. Mudah menghakimi sesama.
  8. Mudah merasa tersingguh dengan apa yang dialami orang2 lain.
  9. Raut muka menampilkan wajah yang keras dan tegang.

Saudaraku, kepahitan adalah stres yang begitu banyak menguasai manusia. Apalagi ketika dosa dan kejahatan semakin besar dimana hubungan antar manusia diwarnai kejahatan yang begitu keji. Dan yang sangat sering jauh lebih menyakiti adalah perilaku jahat itu dilakukan orang2 munafik yang sebelumnya sangat kita percayai.

Tetapi beberapa hari kedepan kita akan belajar karakter2 yang diajarkan Kristus yang akan mengubur dan menjadikan kepahitan itu menjadi korban bakaran yang akan habis terbakar bersamaan dengan tumbuhnya karakter2 baru dalam Kristus. Marilah kita berjalan bersama dengan saling mendoakan agar hidup kita dibebaskan dari kepahitan yang begitu merusak, mulai hidup efektif berbuah2 yang manis dan harum selagi masih ada kesempatan di bumi ini.

Tuhan Yesus memberkati.

hkw

Artikel Terkait

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 20

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 20

Hari 20 Kematian rohani. Kematian rohani lebih mengerikan dari pada kematian jasmani, orang yang mati jasmani, dia selesai, tapi orang yang mati rohaninya, mati urapannya, mati passionnya, dia akan menularkan ke yang lain, karena orang ini secara fisik masih hidup,...

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 15

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 15

Hari 15 Peperangan Rohani (2) Kemarin kita sudah belajar tentang perhitungan Tuhan dan sekarang kita akan masuk lebih dalam lagi. Zakaria 3:1=> Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah...

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 5

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 5

Hari 5 Pornografi Rohani atau Keintiman Rohani Suatu kali Tuhan menegur kepada seorang pendeta dengan berkata “Aku sudah melihat pelayananmu, sekarang apakah kamu ingin melihat pelayanan-KU?” Ada perbedaan antara aktifitas 'pelayanan' yang Tuhan kerjakan dan yang...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *