III, ST1

Buku Saat teduh 1 Bagian 5 – Part 55

by | Feb 1, 2024 | 0 comments

Hari 55

III. Nafsu.

4. Memilih hidup tetap di jalan sempit : karakter yang dihasilkan KETEGASAN.

Matius 7:14 (TB)  

karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”

Salah satu prestasi pemerintahan Jokowi adalah pembangunan jalan tol ribuan kilometer. Jenis jalan ini memberikan keleluasaan besar bagi penggunanya, bebas hambatan. Dan seperti itulah gambaran kehidupan manusia akhir zaman, yang menyediakan seluruh kemewahan, hiburan dunia dan kenikmatan yang memanjakan syahwat. Semua berpusat dari apa yang baik, enak, menyenangkan dan mendatangkan kenikmatan diri sendiri. Manusia merasa punya hak untuk menikmati apapun yang menyenangkan dan diinginkannya. Bukankah saat ini norma, hukum bahkan kehendak Allah dianggap sebagai pengekang yang harus dilawan oleh kebebasan ? 

Manusia tidak mau tunduk dan menghormati aturan bahkan aturan dari Tuhan, Alkitab dan pengajaran harus disesuaikan dengan keinginan hidup kaya dan nikmat duniawi. Tidak ada lagi JALAN SEMPIT, dan tidak ada yang mau lagi melewatinya. Bahkan yang paling mengerikan para elit dan pemimpin agama Kristen pun tidak lagi mengenal jalan sempit penuh penderitaan dan pengorbanan ini lagi. Mereka tidak lagi mau hidup meneladani kehidupan Tuhan Yesus lagi yang penuh kesederhanaan dan pengorbanan.

Henokh memilih jalan sempit itu.

Henokh melakukan yang tidak seperti dilakukan oleh orang lain pada zamannya, Alkitab menjelaskan bagaimana Henokh hidup bergaul dengan Allah. Keakraban dan kekariban hidup Henokh bersama Allah sehingga Dia dipindahkan ke sorga tanpa melawati kematian, Kej 5:24.  Apakah rahasianya ?

Dalam bahasa Ibrani, nama Henokh berasal dari akar kata ‘chanakh’ yang berarti ‘menyempit’, yang memiliki arti ‘mengajar, mendedikasikan, mengkhususkan’. Sehingga Henokh adalah pengajar kebenaran yang mendedikasikan hidupnya khusus bagi Allah. Henokh memilih hidup untuk berada lekat dengan Allah, berada didalam terang hadirat Allah. Sama dengan yang disampaikan Rasul Kasih, Yohanes di 1 Yoh 1:7, yaitu jika kita hidup didalam terang sama seperti Allah didalam terang, maka kita akan bisa bersekutu satu sama lain, dan dalam penyucian atas srgala dosa. Pilihan hidup benar dan dalam pertobatan adalah pola hidup Henokh. Bukan sekedar jalan sempit yang susah, tetapi jalan sempit menuju pemurnian dan kehidupan tanpa dosa. Karena seketika menyadari dosa, akan segera mengakui dan memohon pengampunan. Kemelekatan pada Allah adalah satu2nya kerinduan dan gairah hidupnya.

Yusuf juga memilih jalan sempit. 

Yusuf yang muda semestinya memiliki seribu alasan untuk mengikuti kemauan istri Potifar jatuh dalam hubungan asusila dengannya. Ia adalah budak yang dibeli dan bisa diperlakukan sebagai apa saja, istri tuannya yang mendesak melakukan, ia juga telah terusir dan ditolak kerabatnya sendiri, dan hukum larangan berzinah juga belum diturunkan di zaman Yusuf. Segala situasi dan gejolak nafsu anak muda seolah memojokkan Yusuf, tetapi Yusuf memilih untuk tidak memuaskan nafsu sesaat itu kenapa ? Karena Yusuf sejak muda telah mengikuti VISI dari Allah dan mendedikasikan hidupnya untuk mewujudkan visi itu. Tidak ada apapun yang akan dilakukan untuk meninggalkan panggilan dan kemuliaan yang telah Allah janjikan akan ia alami itu.

Yusuf yang hidup melihat jauh lebih panjang dari sekedar kenikmati ragawi yang palsu. Karena sejak muda Yusuf melihat dirinya bukan untuk sekedar hidup untuk diri sendiri, tetapi ada tujuan2 Allah yang sangat mulia yang akan terjadi dalam dirinya. Karena itu Yusuf hidup jauh lebih besar dari siapa dirinya, termasuk saat dijebak pada godaan istri Potifar. Bahkan Yusuf bisa mengampuni kakak2nya, melewati dengan sangat baik hidup di penjara dengan tuduhan palsu, ia bahkan menjadi keoercayaan kepala penjara karena tetap memilih jalan sempit itu, ditengah kekerasan dan ketidak adilan kehidupan. Visi Allah yang ditaruh dalam hidup Yusuf memberikan kedewasaan dalam memilih, berpikir dan bersikap serta berkata2 hikmat.

Ketika kita menyadari bahwa Allah menciptakan kita dengan sangat serius dan memiliki tujuan mulia yang telah disiapkan sebelumnya, Ef 2:10. Seharusnyalah kita tidak bermain2 dan hidup serampangan lagi. Kita seharusnya memandang jauh kedepan dimana Kristus dengan segala kemuliaan menantikan hasil dari yang dirindukan kita lakukan di bumi ini. Hidup ini adalah perlombaan kehidupan yang ketat dan keras, jangan pernah memalingkan pandangan dari trek sempit sebagai satu2nya jalur menuju kemenangan.

Saya teringat bila seorang pencipta membuat sebuah master piece, tentu hanya ketika ciptaan itu berfungsi sesuai dengan kerumitan, keseriusan, dan kesegenapan hati saat mencipta, Sang Maestro menanti2kan berfungsinya ciptaannya yang dibanggakan itu bukan ? Dan apa yang terjadi saat ciptaan itu memilih tidak melakukan yang terbaik, justru memilih melakukan yang rendah, menjijikkan dan merusak dirinya ? Maka pastilah Sang Pencipta itu akan membuangnya dan mengatakan, hai hambaku yang jahat, engkau tidak layak memasuki kemuliaan-Ku.

Penerapan pribadi :

apakah saya memiliki visi dari Allah untuk saya hidupi dan perjuangkan sampai titik darah penghabisan dengan sepenuh hati dan kekuatan saya ?

apakah saya memiliki tekad untuk menjadikan hidup saya seperti perlombaan bekejaran dengan waktu dan kesempatan yang makin tipis, sehingga saya akan singkirkan setiap beban dan dosa yang merintanginya ?

apakah saya hidup dengan standar2 yang jauh lebih tinggi, hingga saya tidak hidup serampangan tetapi mengejar hadiah mahkota dari Allah ?

apakah saya tetap penuh gairah dan sukacita, meskipun saya tidak bisa seperti orang2 lain yang bebas menikmati kesenangan dan kenikmatan bagi diri sendiri ?

Saudaraku terkasih, jalan yang sempit bukanlah pembatas kebebasan tetapi proteksi kesuksesan yang lebih mulia dan kekal. Lihatlah seorang pelari yang terus bertahan di treknya, ia akan bisa memenangkan hadiah hanya ketika ia berlari sekencang2nya di jalan sempit itu saja. Ingatlah bahwa semakin kita hidup melekat pada Firman dan Roh Kudus maka semakin terang cahaya-Nya bersinar melalui hidup kita, dan kita akan memasuki jalan yang makin sempit. Inilah penderita mulia yang sementara harus kita jalani, yang tidak ada artinya dibandingkan kemuliaan yang disediakan Allah bagi kita, Roma 8:18 ; 2 Kor 4:17.

Karena itu saudaraku tetap konsisten dan persisten memilih jalan sempit yang menuju kemenangan. Tuhan Yesus memberkati.

hkw

Artikel Terkait

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 21

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 21

Hari 21 Jubah kesulungan (1) Shalom semua, hari ini dan beberapa hari kedepan kita akan sharing tentang jubah kesulungan.. 2 Raja – raja 2:9-15 => 9. Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: “Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu,...

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 13

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 13

Hari 13 Perzinahan Shalom, hari ini saya ingin membagikan tentang perzinahan, banyak orang terikat dosa oleh kelemahan di bidang seks atau perzinahan. Kita mau sama2 belajar kenapa seseorang bisa jatuh dalam perzinahan, bahkan tiga orang Ter ….. dalam Alkitab bisa...

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 3

Seri Warna Sari Kehidupan Bersama Allah – Part 3

Hari 3 SAYAP Shalom, puji Tuhan, hari ini saya mau berbagi tentang sebuah teguran Tuhan untuk saya, yaitu tentang sayap, dalamAmsal 1:17 => Sebab percumalah jaring dibentangkan di depan mata segala yang bersayap,Dikatakan “segala yang bersayap” itu, tidak bisa...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *