Hari 51
III. Nafsu.
Bagaimana mengubah nafsu menjadi dinamika kasih sejati.
Mazmur 119:11 (TB) Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
Mengendalikan hasrat (nafsu) pikiran dan daging itu sama mustahilnya dengan mengendalikan perkataan lidah, yang dikatakan dalam Yak 3:8. Kita harus memahami benar urutan (mekanisme) yang terjadi dalam diri kita : isi ‘sistem kepercayaan’ didalam hatilah yang mengalir keluar melalui perkataan dan perbuatan, sehingga hanya ketika kita menundukkan hati kita kebawah otoritas Firman dan Roh Kudus, kita akan dapat mengendalikan nafsu dari pikiran dan daging yang kita wujudkan melalui perkataan dan perbuatan. Inilah yang dilakukan Daud, dengan menyimpan Firman dalam hati yang akan menjaga tidak melakukan dosa.
Jadi pembaharuan kehidupan TIDAK pernah bisa dilakukan dari luar melalui pengawasan, larangan bahkan ancaman hukuman. Tidak bisa juga mengatur apa yang boleh dan tidak boleh masuk dalam pikiran, perasaan dan kehendak kita yang begitu mudah berubah-ubah. Tetapi Allah menentukan bahwa perubahan itu hanya bisa dilakukan dari dalam. Menghidupkan kembali Roh, agar bisa bersekutu dengan Allah sebagai hubungan anak-Bapa, kemudian transformasi jiwa, dan baru mempersembahkan tubuh.
Jadi pembaharuan hidup harus dimulai dari membangun ‘sistem kepercayaan’ dalam hati yang terbentuk dari kebenaran Firman. Dan proses penanaman itu terjadi bila kita dengan sengaja, niat dan minat diserta hormat dan tunduk pada otoritas Firman dengan mematikan (menyangkal) jiwa, menerima Firman sebagai kebenaran yang berotoritas.
Menjaga hati.
Alkitab memberikan perintah sangat jelas bahwa kitalah yang harus menjaga hati kita dengan penuh kewaspadaan, Amsal 4:23. Sehingga dapat kita bayangkan hati kita adalah sebuah rumah yang memiliki ruangan2 dan pintu2 serta gerbang yang harus kita jaga. Agar tidak ada yang masuk ataupun keluar yang akan merusak kehidupan kita.
Saudaraku terkasih, penjaga hati kita itu adalah Rhema (bukan Logos) yang hidup dan berkuasa yang kita terima sebagai suatu instruksi pribadi dari Allah. Rhema adalah Logos yang kita hormati, kita rindukan, kita meditasikan serta kita tunduk pada otoritas-Nya. Rhema akan menjaga setiap pintu hati yang akan tepat sesuai dengan kebutuhan kita, hingga kita bisa menawan pikiran2 jahat dan mengalahkan segala pencobaan.
Tuhan Yesus sendiri mendemonstrasikan mekanisme ini saat dicobai iblis di padang gurun, Mat 4:1-11. Untuk setiap pencobaan yang iblis gunakan, Yesus menggunakan kutipan Firman (Rhema) yang tepat. Didalam memori (hati) Yesus tersimpan Firman (Rhema) dan dengan itu Yesus menaklukkan dengan tepat pencobaan iblis. Disinilah kita harus memiliki persekutuan yang benar dengan Sang Firman, hingga Firman dengan kuasa-Nya dapat masuk kedalam hati kita (ingat saat berhadapan dengan Firman kita sedang berhadapan dengan Tuhan Yesus sendiri). Firman yang kita hormati dan junjung otoritas-Nya.
Karenanya analogi proses pembangunan tembok Yerusalem oleh Nabi Nehemia adalah seperti usaha kita membangun dan menjaga hati kita, Nehemia 2-4. Musuh2 Allah datang sesuka hati mereka dan menjarah rakyat dengan segala kekayaan, karena tembok2 runtuh dan gerbang2nya terbakar. Dan perhatikan pada saat Nehemia memulai usaha membangun tembok2 dan memperbaiki pintu2 gerbangnya, selalu ada usaha untuk mengancam dan menggagalkannya. Tetapi dengan menempatkan penjaga di pintu2 masuk, maka pengamanan kota serta pembangunan bisa diselesaikan dengan cepat dan baik.
Saudaraku jangan pernah menyerah pada musuh dan bebagai kerusakan didalam hati kita, kita sadar akan keterbatasan kita. Tetapi ada Firman dan Roh Allah yang akan terus bekerja mengisi kita dengan kuasa yang tak terkalahkan hingga kita akan menang. Menempatkan penjaga2 adalah kunci, itu adalah dengan membaca, menerima dengan kerendahan diri, menghafal untuk memeditasikannya setiap saat adalah cara satu2nya untuk mempersiapkan diri menghadapi musuh yang pasti akan datang. Konfrontasikan dengan kebenaran Firman (Rhema) dan kuasa Roh Kudus untuk menolak dan mengalahkan pikiran2 salah yang mendekati hati kita.
Berikut ayat2 Firman yang secara khusus dapat kita renungkan dan hafalkan untuk menghadapai berbagai tantangan iblis :
- Kemarahan (Ef 4 : 31-32).
- Rasa bersalah (1 Tim 1 : 19).
- Hasrat (hawa nafsu) (Mat 5 : 27-32).
- Kepahitan (Ibr 12 : 15).
- Ketamakan (1 Tim 6 : 6-11).
- Ketakutan (2 Tim 1 : 7).
- Kedengkian (Amsal 14 : 30).
- Keangkuhan (Mat 5 : 27-32).
- Keputusasaan (Yos 1 : 8).
- Musik sensual (Ef 5 : 18-20).
- Kedengkian (Amsal 14 : 30).
- Membuang-buang waktu (Ef 5:15).
Dari semua peralatan senjata perang rohani, hanya satu yang bisa kita pakai untuk menyerang musuh yaitu Pedang Roh adalah Firman. Semua yang lain adalah untuk bertahan, karenanya tanpa Firman kita tidak akan pernah bisa menenangkan peperangan rohani. Selamat berjuang untuk meraih kemenangan kita bersama Firman Kristus.
Besok kita akan mulai belajar 7 karakter yang diajarkan Tuhan Yesus untuk mengalahkan hawa nafsu.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments