Hari 31
I. Kemarahan.
7. Mengembangkan sikap peduli terhadap kesejahteraan/kepentingan orang lain yang ditunjukkan dengan kebaikan : karakter yang dihasilkan RESPEK.
Matius 5:41 (TB) Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
Pada saat bangsa Yahudi dijajah bangsa Romawi, ada ketentuan hukum yang mewajibkan semua laki2 berusia 12 tahun keatas untuk membawakan seluruh peralatan seorang prajurit seberat apapun sejauh 1 mil kemanapun diperintahkan. Karena itu dapat dibayangkan betapa bencinya orang Yahudi kepada pasukan Romawi yang menjajah mereka.
Sehingga perintah Tuhan Yesus untuk berjalan dua mil itu sangat mengejutkan mereka. Bagaimana mungkin melakukan perintah musuh melebihi kewajibannya ? Misteri yang tidak dapat dipahami manusia tetapi diketahui oleh Tuhan Yesus Sang Pencipta kita. Yesus tahu siapa kita dan bagaimanakah mengubah hati manusia karena Tuhan Perancang kita. Manusia seluruh sikapnya akan berubah, hanya ketika kita melakukan segala sesuatunya dengan suka rela bukan paksaan dan kewajiban lagi.
Menerima imbalan dari mil kedua.
Kita bisa membayangkan seorang anak lelaki Yahudi belasan tahun yang diperintahkan seorang tentara Romawi berbadan kekar dan bertampang garang, untuk membawa tas militernya yang berat sejauh satu mil. Anak Yahudi ini teringat perintah Tuhannya sepanjang perjalanan itu, dan ia sangat ingin untuk melaksanakannya.
Setelah mil pertama, anak muda itu menawarkan untuk tetap membawa ransel berat itu satu mil lagi. Tentu saja sang tentara terkejut dan bertanya mengapa ia melakukannya? Dan anak itu mencoba menjelaskan apa yang diajarkan Yesus padanya. Merekapun kembali berjalan bersama dan tentara itu tiba2 hatinya merasa tersentuh oleh apa yang dilakukan anak muda Yahudi ini, mereka mulai saling tersenyum dan bercakap2 sepanjang perjalanan. Dan diujung mil kedua, tentara itu dengan hati dan wajah senang menyalami dengan ucapan terimakasih. Ketika remaja itu pulang ia menyadari apa yang baru saja terjadi, “saya berjalan satu mil untuk melaksanakan kewajibanku, tetapi saat melakukannya satu mil kedua saya mendapat seorang sahabat”.
Akh, sebuah prinsip hidup yang luar biasa ajaib dari Sang Juru Selamat. Kita hanya melihat beban entah pekerjaan atau tanggungjawab sebagai penekan yang merintangi kesenangan kita. Tetapi begitu kita mau melakukannya dengan rela dan dengan lebih sungguh2 dan lebih banyak, hati kita berubah dan orang yang kepadanya kewajiban itu dilakukan juga tergugah hatinya. Ingatlah prinsip hati manusia akan mengikuti dimana harta manusia itu berada, Mat 6:21. Bila kita menginvestasikan waktu, tenaga, pikiran, pengorbanan pada orang2 yang bersalah ataupun berbuat jahat pada kita, maka tiba2 saja hati kita akan mulai mengasihi mereka, tidak lagi ada kemarahan.
Ingatlah kita ini diutus Tuhan seperti domba ditengah kawanan serigala. Kita selalu harus berhubungan dengan para penjahat. Maka dengan melakukan satu mil pertama maka yang sedang kita lakukan adalah sekedar kewajiban tidak lebih. Tetapi bila kita bersedia melanjutkan eksta mil kedua, maka kita sedang membangun peluang hubungan yang menciptakan persahabatan untuk bisa memperbincangkan kesaksian Injil. Kesaksian Injil biasanya dimulai pada mil kedua.
Penerapan pribadi :
apakah selama ini saya melihat pekerjaan, tugas, tanggungjawab sebagai kewajiban yang membuat kesal dan marah saja ?
bagaimana saya membangun terobosan agar saya dapat melakukannya lebih dari yang diminta untuk melakukan kewajiban itu ?
apakah jawaban saya saat ditanya tentang alasan melakukan dengan sukacita di mil kedua ? Jawaban yang baik adalah, “Saya melakukan ini untuk menunjukkan kasih saya kepada Yesus dan kasih-Nya kepada anda”.
apakah ada ‘harta’ saya yang bisa saya investasikan dalam kehidupan musuh2 saya ?
Saudaraku terkasih, ke-7 karakter yang harus kita kembangkan untuk menghilangkan kemarahan ini adalah perjuangan dimulai dari dalam hati kita, siapakah Tuan dan Tuhan kita sesungguhnya, apakah diri kita sendiri atau Yesus ? Kemudian adakah kita percaya dengan cara kerja Allah yang berbeda dengan cara manusia ? Maukah kita merendahkan diri, melangkah lebih dahulu menemui musuh2 kita, mengasihi mereka untuk melakukan perbuatan2 kasih dengan kreatif. Selanjutnya kita menjalani hidup dibawah otoritas Allah dimulai dengan menghormati orang tua, dan sikap hati yang mengasihi mereka yang memusuhi kita dengan menginvestasikan harta kita pada kehidupan musuh2 kita.
Terasa berat dan mustahil bila itu dilakukan oleh manusia dengan kekuatannya sendiri. Karena semua itu adalah kualitas KASIH AGAPE yang bukan dari tatanan dunia ini, tetapi mengalir dari tahta Allah saja. Sehingga yang harus kita lakukan adalah datang pada Tuhan membawa semua kelemahan dan ketidak mampuan kita, mengakuinya dan memohon ampun atasnya, dan memohon anugerah-Nya bekerja dengan leluasa dalam hidup kita.
Sehingga pada akhirnya , hidup yang saya hidupi ini bukan lagi saya yang hidup tetapi Kristus yang hidup didalam diri saya, Gal 2:20-21. Ingatlah bahwa target akhir kehidupan kita adalah mewujudkan gambar Allah, sehingga akan muncul kembali Kristus-Kristus kecil dimanapun kita berada dalam segala aspek kehidupan dimana kita berada. Hingga kemuliaan Allah dan Tata Kehidupan Kerajaan Allah hadir di bumi yang berdosa ini, dan itu dimulai dari hati kita masing2.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments