Hari 20
Kebohongan menyebabkan ketakutan.
Amsal 12:19 (TB)
Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk selama-lamanya, tetapi lidah dusta hanya untuk sekejap mata.
Kita akan melihat bagaimana kebohongan yang kita terima berulang2 menjadi kebenaran palsu itu akan membangkitkan ketakutan dan menjerat kita makin dalam.
- Ketika kita menerima kebohongan, karena kita mempercayai hal2 diluar kebenaran Firman, maka akan mendorong kita melakukan pilihan2 dan keputusan2 yang tidak bijaksana. Sementara setiap keputusan dalam hidup ini akan selalu ada konsekuensinya. Kebohongan2 itu membentuk sebuah keyakinan palsu, bahwa kita bebas memutuskan apapun berdasarkan pemikiran kita sendiri tentang yang benar dan salah dan tidak ada konsekuensi bila putusan itu salah. Secara keliru kita melihat Allah tidak akan peduli dengan putusan2 kita apalagi hal2 kecil, sehingga jika kita salah mengambil keputusan, pasti Allah tidak memperdulikannya. Padahal yang terjadi justru sebaliknya, Allah ingin terlibat dalam segala hal, karena setiap langkah kita penting bagi-Nya. Karenanya mengikuti kebohongan adalah kesalahan besar, yang berujung pada melawan Allah. Kebenaran Firman harus diwujudkan sekecil apapun langkah2 dan keputusan hidup kita.
- Pilihan2 tidak bijaksana akan memiliki konsekuensi. Seperti adanya hukum2 alam, grafitasi misalnya, demikian ada hukum2 yang menguasai hidup kita dan hubungan kita dengan orang lain. Salah satu dari hukum itu adalah hukum tabur tuai, apa yang kita taburlah yang akan kita tuai. Jika dalam hidup, kita taburi dengan kebohongan melawan Firman, maka kita sedang memuaskan diri kita dengan standar kehidupan rendah, maka kita akan menuai konsekuensi mental, emosional, fisik rohani dalam hidup kita, Gal 6:7-8.
- Pilihan2 salah menyebabkan rasa bersalah dan ketakutan. Begitu kita melanggar Firman yang menuntun dari dalam nurani, kita akan mulai takut akan konsekuensinya. Ketakutan ini berpengaruh besar pada sikap kita dalam hibungan dengan orang2 disekitar kita bahkan dengan Allah. Asosiasi pikiran kita akan dikendalikan oleh ketakutan bukan damai sejahtera. Arah hidup kita akan semakin melenceng jauh dari rancangan mulia Allah, hidup falam kesia2an.
- Pikiran intelek kita akan mencari2 alasan membenarkan pilihan tidak bijaksana itu. Secara naluri manusia akan bersembunyi, malu menghadap Allah saat tahu dirinya bersalah. Bahkan selanjutnya ia akan terus melawan Firman didalam nuraninya dengan membentuk pikiran2 alasan untuk membenarkan kesalahannya. Semakin jauhlah kita dari Allah dan Firman-Nya yang membuat kita semakin dalam terikat ketakutan2.
Demikian lingkaran ini akan terus membawa manusia pada jurang yang semakin jauh dari kebenaran Allah. Sama seperti yang dilakukan Adam dan Hawa pada kejatuhannya di Taman Eden. Kalau saja Adam dan Hawa bertobat, mengakui kesalahan dan dosanya serta tidak membangkit2kan pikiran melawan (menyalahkan) Allah, mungkin kejadiannya tidak akan terusir dari Eden.
Saudaraku terkasih, karena itu satu2nya cara adalah memenuhi pikiran kita dengan Firman, terima dengan rasa hormat sehingga jiwa kita menjadi lembut dan Firman itu akan masuk kedalam hati kita. Sehingga ketika ada pikiran kebohongan kita akan sanggup menolaknya dengan menggunakan senjata Firman itu. Bagaimanakah kehidupan saat teduh kita ? Jam doa ? Pembacaan Alkitab kita ? Karena itulah satu2nya cara, agar kita bisa menang terhadap kebohongan dan terhindar dari ketakutan.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments