Hari 100
Penutup.
Bagaimanakah kita bisa meraih pembaharuan kekuatan dari Allah ?
Penutup.
Bagaimanakah kita bisa meraih pembaharuan kekuatan dari Allah ?
Yesaya 40:29-31, “Dia (Allah) memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”
Rasanya setiap orang pernah mengalami bagaimana saat kehilangan kekuatan, harapan bahkan keputusasaan. Kita benar2 membutuhkan kekuatan Allah di saat2 seperti itu, bahkan sebenarnya sepanjang perjalanan hidup kita membutuhkannya. Firman Tuhan menjanjikan kekuatan baru bagi yang menanti2kan Allah. Tetapi bagaimanakah caranya ?
Sikap menanti2kan Tuhan.
Menanti adalah kata yang secara umum dipahami terkait dengan aktifitas pasif, tetapi dalam Tuhan pengertiannya bukanlah suatu keadaan eksistensi pasif sama sekali, tetapi suatu latihan aktif dari manusia roh untuk mengendalikan jiwa kita. Menanti2kan Allah adalah sikap hati dimana jiwa kita yang adalah milik Allah itu kita hubungkan sehingga menjadi satu, selaras dengan kehendak Allah. Sehingga kembalinya jiwa dalam otoritas Roh, adalah kembalinya jiwa pada pemilik dan penguasa yang sebenarnya. Sehingga rohlah yang memimpin jiwa dan jiwa memimpin tubuh. Roh sendiri dipimpin oleh Roh Kudus yang tinggal didalam diri kita.
Penyebab kelelahan.
Energi kita kering disebabkan stres yang dipicu oleh jiwa yang terbagi2. Pikiran kita tidak sejalan dengan emosi kita atau dengan kehendak. Ini berujung pada pikiran yang mendua, tidak fokus, mudah goyah karena mendua hati. Ingat jiwa sejak semula tidak didisain untuk memerintah, tetapi rohlah yang bisa bersekutu dengan Allah yang adalah Roh. Jiwa dengan memakan buah pengetahuan baik dan jahat, berbalik melawan roh dan berjuang dengan kapasitasnya yang rapuh dan sangat mudah dikuasai oleh iblis. Kapasitas roh setelah kejatuhan manusia telah rusak, kehilangan kapasitas untuk memimpin. Dan jiwa sudah menjadi pemberontak. Inilah yang terjadi manusia hidupnya tidak utuh, satu tapi mendua. Yak 1:8 menegaskan orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Apakah akar stres ?
Penyebab mendasar timbulnya stres dan konflik jiwa adalah dosa. Dosa mendorong jiwa mengejar keinginan2 daging dengan ekspektasi pada apapun di dunia ini kecuali Allah. Ujungnya tentu saja hanyalah frustasi, kecewa dan putus asa. Karena ketenangan itu hanya ada didalam Allah, Maz 62:5. Peristiwa Maria dan Martha bisa memberikan gambaran tentang ekspektasi yang salah ini. Martha sibuk bekerja banyak hal (kebutuhan2 dunia) untuk Yesus. Maria senang menanti2kan Tuhan (kebutuhan rohani). Martha merasa marah pada Maria dan Tuhan, kenapa tidak menyuruhnya untuk membantu.Ekspektasi Maria di tempat yang salah, berujung pada stres, marah dan kecewa.
Jiwa manusia hanya mampu berekspektasi mendapatkan apa yang diperlukan atau diinginkannya. Sedang orang yang menanti2kan Tuhan adalah menunggu dengan sukacita untuk hanya menerima apa yang dari Allah, termasuk segala yang kita butuhkan dan inginkan.
Bagaimana membedakan tekanan hidup dan stres ?
Stres muncul kapan saja, sebagai akibat ekspektasi dari jiwa yang mendua. Sedangkan tekanan hidup muncul karena tanggungjawab sehari2. Melalui tekanan hidup, Allah menggunakannya untuk memotivasi kita aktif menggunakan anugerah Allah menuntaskan pekerjaan2 besar-Nya. Berbeda dengan stres, yang akan merampok energi kita, sehingga kita terhisap kehilangan semangat dan gairah untuk melaksanakan pekerjaan2 besar.
Waspadalah saat stres ditambahkan pada tekanan hidup, atau ketika anugerah Allah ditolak, energi kita akan terkuras dengan sangat cepat.
Bahaya besar terjadi saat ekspektasi berubah menjadi hak.
Ketika hidup terus berpusat pada diri, manusia pada akhirnya akan merasa bahwa ekspektasinya berubah menjadi hak. Sehingga hidupnya akan baik bila ekspektasinya terwujud, bila tidak mereka akan marah bahkan Tuhan diukur dari apakah mereka bisa ditolong mencapai semua ekspektasinya. Manusia menjadi ‘tuhan’ bagi dirinya. Tetapi masalah baru selalu muncul dengan cara hidup ini, karena ekspektasi cepat sekali berubah dan bahkan bila telah dicapai akan muncul ekspektasi2 baru lagi. Kebutuhan manusia tidak pernah bisa dipuaskan bila berasal dari daging. Situasi yang makin merusak jiwa manusia.
Sangat bertentangan dengan sikap Yesus yang meninggalkan semua hak-Nya dan mengambil rupa seorang hamba, bahkan sampai kematian.
Perjalanan hidup maksimal penuh gairah mewujudkan Kristus.
1. Pertobatan.
Adalah langkah awal masuk dalam pemulihan persekutuan dengan Allah. Ditandai dengan : menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Dan menerima Roh Kudus masuk kedalam rohnya, membuat rohnya hidup dan memiliki kapasitas bersekutu dengan Allah dan memimpin jiwanya.
2. Transformasi jiwa.
Jiwa yang selama ini memegang kendali hidup lepas dari kendali roh yang menimbulkan kehidupan penuh hak2 semu dan ekspektasi2 yang menduakan hati, harus selangkah demi selangkah diserahkan dalam mesbah Allah. Jiwa yang hancur, menyerah hanya pada pimpinan Firman dan Roh Kudus adalah satu2nya kunci melembutkan hati, dan membuat jiwa kita beristirahat, Mat 11:28-30. Hak2 dan ekspektasi2 itu biarlah terbakar di mesbah persembahan yang hidup, kudus dan berkenan. Rom 12:1.
Kemudian kita menantikan Allah bekerja, Maz 27:14, “Nantikanlah Tuhan ! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!” Kata menantikan dari bahasa Ibrani ‘qawah’ yang berarti mengikat, mengumpulkan, menggabungkan. Kata yang sama di Kej 1:9, saat air berkumpul. Sehingga menantikan Allah adalah menantikan Allah menggabungkan elemen2 jiwa kita bersatu dibawah otoritas Firman dan Roh Kudus. Meski kita menanti2kan, tetapi secara aktif kita ‘mengosongkan’ diri kita dengan, menyangkal diri, memikul salib dan setia mengikut kemanapun Tuhan Yesus berada.
3. Menjadi sahabat Kristus.
Ketika sistem kepercayaan kita diisi hanya oleh kebenaran Firman, maka akan tersimpan kuasa Firman yang menghidupkan dan mengubahkan. Sehingga saat Roh Allah bekerja bersamanya maka dari mulut dan perilaku kita akan muncul Kristus dalam karakter kita. Ini bisa terjadi saat kita telah menyelesaikan ikatan2 stres, menyatukan jiwa dibawah kendali Firman dan Roh Kudus, sehingga setiap Firman akan masuk dengan lancar menjadi Rhema yang tertanam dalam hati dan diteguhkan oleh Roh Kudus. Saat inilah kita telah menjadi sahabat2 Kristus, pribadi dimana Kristus bisa berbagi segala kehendak Bapa-Nya, Yoh 15:15.
Kita juga bisa melaksanakan pekerjaan2 Yesus di dunia ini bahkan lebih besar, Yoh 14:12-14 karena Yesus pergi kepada Bapa dan Kristus sendiri yang melakukan apa yang kita minta melalui Roh Kudus yang diutus-Nya.
Marilah kita terus melanjutkan langkah2 iman kita hingga jiwa kita menjadi utuh dalam otoritas Firman dan Roh Kudus, stres kita akan terus dikikis hingga kita menjadi alat yang semakin mulia, 2 Tim 2:21. Hingga kita menjadi efektif dipakai Allah di bumi ini, 1 Kor 1:27-31.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments