Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 5

by | Jan 24, 2024 | 0 comments

HK

Meditasi Kristen, sebuah Seni dan Disiplin Spiritualitas Meditasi yang Hilang (1)

Dr. Ir. Heru Kustriyadi Wibawa, MSc.

Pengantar

Saya memulai perjalanan secara pribadi melalui keputusan dengan penuh kesadaran pada tahun 1982. Sejak hari itu, saya tidak pernah ragu tentang kenyataan keselamatan saya. Saya tahu secara intuitif kehadiran Kristus dalam hidup saya yang tidak dapat saya jelaskan kecuali dengan ungkapan “Kristus hidup di dalam aku” (Galatia 2:20). Meski sejak sangat kecil, saya selalu merasakan penyertaan Seorang Pribadi yang sangat peduli dan mengasihi saya. Dan saya mengenal Dia adalah Tuhan Yesus sejak tahun itu.

Hampir setiap akan mendekati Perayaan Paskah, hati saya selalu bergejolak hebat. Karena saya selalu menerima penugasan-penugasan dalam kehidupan dan pelayanan bersamaan dengan masa Paskah. Bagi saya yang memang sejak kecil mengalami, Tuhan berbicara, Tuhan menyatakan kehendak-Nya bukanlah hal yang asing bagi saya. Saya merasakan benar, dan mengenal benar cara dan suara Tuhan itu. 

Hari Minggu itu, masa Prapaskah di sebuah Gereja kecil disudut kota kelahiran, saya mengalami perasaan persekutuan yang khusus dengan Tuhan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Pada saat itu saya berkecil hati. Saya tahu saya diselamatkan dan itu Kristus hidup di dalam saya, tetapi saya masih merasa kecil hati. Saya merenungkan apa arti Firman Kristus untuk hidup di dalam saya.

“Aku telah disalibkan dengan Kristus; bukan lagi aku yang hidup, melainkan Kristus hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”. – Galatia 2:20

Saya mencoba merenungkan apa arti kedua frasa itu, “Aku disalibkan bersama Kristus” dan yang kedua frase, “Aku hidup, tetapi Kristus hidup di dalam aku.” Kemudian saya mulai menyadari bahwa arti sebenarnya dari Paskah adalah lebih dari pada Kristus mati untuk dosa-dosa saya, Yesus bangkit pada hari Minggu pagi pertama itu dan sekarang Dia hidup — Dia hidup di hatiku. 

Hari itu adalah Paskah dimana Allah membukakan sebuah panggilan dan perintah yang sangat jelas dan kuat dalam hidup saya. Yesus yang selama ini saya rasakan kehadiran-Nya dalam hidup saya itu seakan berdiri di depan saya. Saya memiliki perasaan yang luar biasa tentang kepenuhan-Nya. Saya mengalami- Kehadiran Nya bekerja di saya. Ketika saya berdiri di bawah sinar matahari pagi yang hangat, saya memperbarui komitmen saya untuk Kristus, menyerahkan diriku kembali kepada Tuhan. Panggilan itu adalah “menghidupi Kristus yang hidup didalam diri saya”. Saya tertegun, menangis dan dengan seluruh tubuh bergetar hebat, saya memohon pada Tuhan Yesus Kristus untuk memberi saya kekuatan dan kemenangan dengan menjalankan tugas dan tanggungjawab seumur hidup ini yang sangat tidak mudah bagi saya. 

Kemudian perjalanan mewujudnyatakan Kristus itu makin saya hayati di waktu-waktu berikutnya. Teringat bahwa, Tuhan Yesus Kristus tidak pernah memandang rendah dan berkecil hati terhadap keterbatasan saya, dan saya tertatih-tatih mencoba untuk selalu bangkit dari keputusasaan dalam hidup saya sendiri. Saya memiliki pribadi yang rapuh, sangat mudah hancur dan sangat mudah dibingungkan oleh perubahan-perubahan yang cepat dan keras di sekitar saya yang sering tidak bisa saya hindari. Saya telah berdoa kepada Tuhan untuk kebutuhan keseharian saya sebagai seorang mahasiswa yang untuk membeli buku saja tidak memiliki uang. Tetapi hari itu, saya meminta lebih. Karena Yesus yang hidup didalam diri saya, saya akan bisa mendapatkan yang lebih baik. Saya ingin realita kehadiran-Nya menaklukkan segala keterbatasan dan kekhawatiran saya. Saya sepenuhnya menyerah kepada Yesus Kristus dan mengubah hidup saya untuk dia.

Apa yang saya alami pagi itu sangat nyata. Saya tidak berlutut dalam doa atau menutup mata. Saya hanya berbicara kepada Yesus dan menyerahkan segalanya kepada-Nya. Saya meminta Dia untuk menjalani hidup-Nya didalam dan melalui saya. Di pagi masa PraPaskah itulah, untuk pertama kalinya saya mengalami makna hidup kebangkitan. Sebelum kejadian itu, kebangkitan dalam pengertian saya tidak lebih dari fakta sejarah. Sekarang Paskah adalah realitas batin. Kristus yang bangkit hidup dalam hidup saya. Saya tahu perasaan batin tentang kehadiran Kristus akan diuji, tetapi pagi itu kehadiran-Nya sedemikian menguasai saya, jauh lebih dari semua kekhawatiran pada keadaan yang harus saya hadapi di dunia. Saya mengalami iman Kristus.

Sejak hari ini, pemaknaan setiap langkah kehidupan saya perlahan tetapi pasti semakin berubah. Saya tidak pernah sekalipun meninggalkan kesempatan untuk bersama Kristus yang hidup didalam diri saya, menjalankan seluruh tugas dan tanggungjawab saya sehari-hari, sekecil apapun itu. Karena apa yang telah saya alami dalam hidup saya sendiri melalui disiplin persekutuan pribadi, saya ingin menuliskan itu untuk membantu orang lain mengalami terobosan spiritual mereka sendiri. Saya percaya banyak Orang Kristen menginginkan hubungan yang lebih dalam dan lebih bermakna dengan Kristus. Tapi mereka belum pernah diajarkan cara merenungkan Yesus Kristus. Ketika mereka mencari bantuan untuk membimbing pemikiran mereka, sangat sedikit bantuan itu. 

Orang percaya baru cenderung berpikir seperti yang mereka pikirkan di hari-hari mereka yang belum selamat. Bahkan orang-orang percaya, pikirannya bisa dikuasai hal yang sama, bila tidak bisa mendisiplinkannya. Apa yang ada dipikiranlah yang akan mengontrol hidup mereka.

Apa yang Mengontrol Pikiran Kita?

Tekanan Keuangan,  Sekularisme, Mengejar Promosi dan Kemajuan Karier, Kesenangan, Seks, Kemenangan, Masalah Keluarga, Mengejar kepentingan diri ?

Meskipun disiplin persekutuan pribadi (meditasi) telah memainkan kontribusi penting bagi orang Kristen hidup sejak hari-hari pertama gereja, sangat sedikit yang melakukannya lagi hari-hari ini. Saya pernah bertanya seorang anggota gereja, apa yang dia pikirkan tentang Kristus ?

“Aku tidak terlalu memikirkannya,” adalah jawabannya.

Itu mungkin deskripsi yang akurat dari kebanyakan orang Kristen. Mereka tidak terlalu sering berpikir tentang Kristus mereka, juga tidak banyak berpikir tentang gereja. Bahkan ketika orang modern menulis dan membahas tentang meditasi di berbagai media, itu bukan meditasi Kristen. Sebagian besar dari apa yang kita dengar berbasis di Mistisisme Hindu, Buda, kejawen, kaum spiritualis. Juga, para praktisi New Age telah menciptakan istilah dan penerapan baru meditasi non Kristen ini dalam berbagai aplikasi dalam kehidupan menggantikan  menghidupi “manusi roh” melalui disiplin kehidupan spiritual Kristen yang kuat berpusat pada Kristus yang merupakan meditasi alkitabiah.

Orang-orang muda diajari untuk mengambil posisi lotus dengan menyilangkan kaki dan memegang jari ke atas. Mereka melantunkan, “Oh-o-o-o-o. . ., ”Dan coba kosongkan pikiran mereka dari semua pikiran. . . untuk menjadi satu dengan Tuhan. . . untuk mengalami Nirvana. Mereka melantunkan mantra atau berlatih yoga. Tapi ini bukan praktik Kristen. 

Meditasi Kristen bukan tentang metode apa yang kita gunakan, juga bukan tentang posisi apa yang kita yakini, juga bukan tentang apa yang kita nyanyikan, atau bagaimana kita fokus. Meditasi Kristen adalah tentang Tuhan, meditasi yang akan mengubah hidup kita karena kita fokus pada Tuhan, dan ketika kita mengalami perjumpaan dan hadirat Tuhan, maka Tuhanlah yang akan mengubah kita. 

Tulisan ini adalah upaya untuk mulai memperbaiki ide-ide keliru tentang meditasi, tidak dengan membahas pengertian-pengertian meditasi non Kristen yang ada disekitar kita saat ini. Tulisan ini akan fokus pada ide alkitabiah tentang  meditasi, dan ide-ide positif dari Tuhan ini akan mengusir yang negatif. Beberapa teladan meditasi yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Alkitab yang sangat menarik untuk kita pelajari. Mereka yag berada dalam kurun waktu dan situasi berbeda membuat cara berpikir dan cara melakukan meditasi, persekutuan intim dengan Allah juga berbeda. 

Beberapa orang yang berbeda dan bagaimana masing-masing bermeditasi pada Tuhan akan kita pelajari bersama. Namun tetap kita temukan kesamaan dalam semua pendekatan mereka, karena hanya ada satu Tuhan. Kita akan melihat garis besar prinsip-prinsip Alkitab yang tumbuh dari masing-masing tokoh tersebut, dan menyarankan langkah-langkah praktis untuk melakukannya membantu kita mempraktekkan meditasi ke dalam hidup kita. 

Meditasi Kristen lebih dari sekadar menggunakan nama Yesus sebagai mantra atau formula, seperti yang sebagian orang kembangkan selama ini. Meditasi Kristen adalah proses dinamis yang mengubah kehidupan pemikiran kita sebagai langkah pertama dalam mengubah keseluruhan hidup manusia. Meditasi akan membantu kita mengembangkan persekutuan yang lebih dalam dengan Tuhan dan akan mendorong pertumbuhan karakter kita (yaitu, buah Roh Kudus) dan pelayanan.  

Apa yang akan kita pelajari ketika kita mempelajari disiplin meditasi ?  “Allah mencari orang yang bersungguh-sungguh hati mencarinya”, itulah kuncinya, bukan menemukan metode yang terbaik. Menghidupi disiplin meditasi adalah elemen kunci kita untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi kemuliaan-Nya. Para pemimpin Kristen yang hebat sepanjang sejarah telah bermeditasi dan menemukan terobosan kerohanian mereka sendiri. 

Saya mengundang kita untuk bergabung dengan saya dalam pencarian saya untuk bergabung dengan barisan mereka. Karena sekali kita hidup dan itupun cepat sekali berlalu, karena itu carilah dan temukan yang terbaik kemudian hidupi dengan sepenuh hati. Agar kita tidak akan pernah menyesal saat harus mengakhirinya.

Selamat bergabung para putra-putri Kerajaan Allah  !

Meditasi Kristen, sebuah Seni dan Disiplin Spiritualitas Meditasi yang Hilang (2)

Disunting : Dr. Ir. Heru Kustriyadi Wibawa, MSc.

Artikel Terkait

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 24

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 24

Renungan Pagi. Tempe dan Tuhan. (kisah nyata seorang ibu dari Magelang) Di suatu desa hiduplah seorg ibu penjual tempe.  Tak ada pekerjaan lain yg dpt dia lakukan sbg penyambung hidup. Meski demikian, nyaris tak pernah lahir keluhan dr bibirnya.  Ia jalani...

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 23

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 23

Kisah simson di alkitab sebenarnya sangat tragis. Jangan sampai karakter dan keadaan Simson ada dalam hidup kita. Kita harus menyiapkan diri agar keadaan Simson tidak sampai terjadi dalam hidup kita atau bahkan jangan ada yang seperti Simson. Dalam kitab Hakim - hakim...

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 22

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 22

Shalom, puji Tuhan, saya diberi kesempatan untuk sharing dengan teman2 disini, hari ini saya mau bicara tentang mungkin sebuah teguran Tuhan untuk saya, yaitu tentang sayap, dalam Amsal 1:17 => Sebab percumalah jaring dibentangkan di depan mata segala yang...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *