Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 11

by | Jan 26, 2024 | 0 comments

Siapa yang merenung dan menimbang-nimbang ?

Merenung dan menimbang-nimbang yang dimaksudkan adalah, “Untuk menimbang dalam pikiran, untuk menempatkan satu hal dibanding-bandingkan dengan yang lain, untuk melakukan tinjauan dalam pikiran dan perasaan, yaitu, untuk memikirkan dan memeriksa dengan cermat. “

Tujuan  Merenungkan adalah :

1. Untuk mengingat masa lalu.

2. Untuk memisahkan hal-hal tertentu agar bisa diperiksa dengan teliti.

3. Untuk membandingkan satu hal dengan yang lain.

Ketika Kita merenungkan Yesus, kita mengikuti Model Maria. Kita fokus pada Yesus untuk tahu lebih banyak tentang Dia dan memahami Dia. Untuk benar-benar merenungkan Yesus dan belajar tentang Dia, Kita akan membutuhkan kualitas-kualitas berikut yang ditemukan dalam diri Maria. Inilah keteladanan Bunda Maria yang luar biasa.

1. Maria pasrah, menyerah. Kita tidak bisa hanya memikirkan pikiran dan ide Kita sendiri tentang Yesus. Siapa Yesus adalah Yesus yang menyatakan diri-Nya hari ini. Tetapi Ia adalah Yesus yang terkait dengan bagaimana Yesus datang ke dunia, dan bagaimana Ia tumbuh sebagai anak laki-laki Maria dan Yusuf. Kita tidak dapat membuat Yesus menjadi sesuatu yang Kita “inginkan” seperti apa Dia sesuai kepentingan kita. Kita juga tidak dapat merancang kembali Juruselamat Kita menjadi sesuatu yang Kita “pikir” adalah Dia yang seharusnya. Kita harus pergi menggali apa yang Alkitab katakan tentang Yesus,  untuk mengetahui dan memahami Yesus. Serahkan pemikiran-pemikiran Kita tentang Yesus, dan renungkan apa yang Kita baca tentang Dia dalam Alkitab.

Ketika malaikat itu memberi tahu Maria bahwa dia akan menjadi ibu bagi Yesus, dia harus menyerahkan rencana, pemikiran dan logikanya untuk pernikahan dan membangun sebuah keluarga. Dia harus menderita datangnya kecurigaan dan gosip dari orang lain yang mengira dia mengandung di luar nikah. Keleluasaan hatinya bagi Tuhan digambarkan dalam doanya, “Biarlah itu terjadi pada diri saya sesuai dengan Firman” (Lukas 1:38 terjemahan yang diperluas).

2. Maria memiliki kerendahan hati. Untuk mengikuti meditasi Model Maria, Kita tidak hanya harus serahkan pra-konsepsi Kita tentang Yesus, tetapi Kita harus juga menyerahkan ego Kita, kepentingan diri Kita, dan harga diri Kita. Maria menginginkan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Dia berdoa, “Karena Dia (Tuhan) telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.”(Lukas 1:48). Doa Kita yang sejati ditemukan dalam kata-kata Yohanes Pembaptis, “Dia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil ”(Yohanes 3:30).  Bukan saya lagi yang penting, tetapi Yesus !

3. Maria diampuni. Banyak orang memiliki pemikiran yang salah tentang Yesus. Mereka membaca Alkitab, tetapi tidak mengerti intinya. Ketika seorang pria menulis surat cinta, kekasihnya membaca kata demi kata dan mengerti apa yang dia katakan. Dia membaca dengan hati untuk memahami dengan seksama isi hati penulis. Maria merenungkan dengan hati, untuk memahami hati Putranya. Renungkan Yesus dengan sepenuh hati untuk memahami hatiNya. 

Tidak seorang pun dari kita menyadari apa yang dipikirkan Maria. Dia melahirkan Juruselamatnya, Seseorang yang akan menyelamatkan dia dari dosa-dosanya adalah anak lelaki kecil yang duduk di meja makannya. Dia berdoa, “Rohku bersukacita dalam Tuhan Juruselamatku. “ Beberapa orang salah mengira bahwa Maria tidak berdosa. Jika tidak berdosa, maka dia tidak akan berdoa kepada Tuhan, Juruselamatnya. Mereka yang mengikuti Model Maria harus merenungkan siapa Yesus, yaitu, Dia Juruselamat kita, “Ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Matius 1:21).  

4. Maria bersyukur. Mereka yang mengikuti meditasi Model Maria harus bersyukur kepada Tuhan, seperti Maria berdoa, “Dia (Tuhan) yang perkasa telah melakukan kepadaku hal-hal besar. . . Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia” (Lukas 1:49, 50). 

Mereka yang bisa melihat ke belakang dengan rasa syukur, adalah mereka yang memiliki karakter hebat. Dibutuhkan orang yang tidak mementingkan diri sendiri untuk dapat menyadari bahwa orang lainlah — individu yang baik — telah menjadikan mereka pada keadaannya saat ini. Ketika Kita merenungkan Yesus, Kita akan menjadi lebih bersyukur atas semua yang telah dilakukan untuk Kita. 

Syukur adalah yang paling diingat dari semua kebajikan. 

dan Rasa syukur adalah ujian utama bagi karakter.  

5. Maria berkomitmen untuk yang terbaik. Ketika Tuhan memilih seorang wanita untuk menjadi alat bagi kelahiran Putra-Nya, bukan sembarang wanita bisa melakukannya. Dia harus dari suku Yehuda, karena Yesus dilahirkan untuk memerintah Israel dari tahta Daud. tetapi Tuhan tidakasal  memilih wanita mana pun dari Yehuda, Tuhan memilih yang terbaik. . . wanita yang luar biasa. Malaikat Gabriel memberi tahu Maria dia adalah, “Salam, hai engkau yang dikaruniai. . . diberkati di antara wanita ”(Lukas 1:28). Untuk menjadi luar biasa, seseorang harus mendedikasikan dirinya meraih yang terbaik. Maria belumlah luar biasa di saat Tuhan memilihnya (walaupun Pilihan Tuhan mengangkatnya ke posisi yang paling disukai diantara wanita). Tetapi saat itu, Maria sudah menjadi sangat baik karena dia punya komitmen keunggulan sebagai cara hidup. Dia mencari yang terbaik dan menjadi sangat baik dalam prosesnya. 

Kita akan menjadi luar biasa Setelah kita mengejar standar keunggulan. Karena pilihan kitalah untuk bisa menjalani kehidupan yang unggul.


6. Maria berkomitmen pada Putranya. Semua ibu berkomitmen untuk anak-anak mereka. Apakah mungkin bagi seorang Ibu yang akan mengandung anak sembilan bulan di tubuhnya dan tidak berkomitmen padanya ? Ibu seperti apakah yang akan melewati lembah kesakitan bayangan kematian untuk melahirkan anaknya, tidak berkomitmen padanya ? Peristiwa ini saja akan membuat seorang ibu berkomitmen pada anaknya. Tapi Maria tahu Putranya dikandung secara adikodrati dan mukjizat mengelilingi kelahiran-Nya. Karena itu dia berkomitmen sepenuh-penuhnya pada Yesus dan akan melakukan apa pun baginya termasuk berkomitmen merenungkan sifat dan tujuan-Nya. 

Di kemudian hari ketika menghadapi pesta pernikahan di Kana, Maria mengajarkan kepada para pelayan, “Apa pun yang dikatakan kepadamu, lakukanlah” (Yohanes 2: 5). Dia menyerah pada apa yang bisa dan akan dilakukan Yesus. Kapanpun Kita mengikuti meditasi Model Maria, Kita harus melakukan / menyerah untuk melakukan “Apa pun yang Yesus katakan, Kita harus melakukannya. “  

7. Maria puas. Mereka yang mengikuti Model Maria dalam meditasi tentang Yesus, harus juga mengikuti teladan kepuasannya dalam Tuhan. Dia berdoa, “Dia (Tuhan) melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar” (Lukas 1:53). 

Manusia dilahirkan untuk satu tujuan hidup. Ketika mereka mencapai tujuan itu, mereka lihat kembali perjalanan sepanjang hidup mereka dalam satu pandangan. Mereka puas menjadi seperti panggilannya. Tujuan utama kehidupan Maria adalah menjadi ibu dari Sang Kristus. Sebagai tanggapan dia berdoa, “Jiwaku memuliakan Tuhan” (Lukas 1:46). 

Saya merenungkan kehidupan pribadi saya, sepintas nampak penuh lompatan-lompatan dari satu bidang ke bidang lain yang begitu cepat. Banyak orang tidak bisa memahaminya, termasuk diri saya sendiri. Sampai pada suatu saat, benang merah itu nampak jelas dalam hati saya. Saya menemukan satu-satunya tujuan saya diciptakan Tuhan di bumi ini. Inilah yang menjawab seluruh alasan tentang perjalanan kehidupan saya. Saya bersyukur, beruntung dengan tekun dan tidak pernah menyerah saat di tengah pusaran kesulitannya. Saya puas, menemukan dan menjalankan satu-satunya tujuan diciptakannya diri saya ke dunia ini.

Ketika Kita mengingat dan merenungkan Yesus, ikuti meditasi model Maria yang merenungkan Putranya. Kita fokus pada Yesus, dengan melampaui kehidupan fisik-Nya. Kita ingat kematian Yesus untuk Kita. Kita merenungkan saat penebusan. Kita merenungkan keselamatan yang telah Tuhan berikan kepada Kita. 

Kita Merenungkan Yesus  

1. Kita bermeditasi tentang kehidupan Yesus.  

2. Kita ingat kematian Yesus.  

3. Kita mengunjungi kembali pengalaman pergantian tempat Kita oleh Yesus.  

4. Kita merenungkan keselamatan Kita. 

Bagaimana Kita Dapat Merenungkan Yesus

Kita harus merenungkan banyak esensi keKristenan, tetapi tema terbesar adalah Yesus. Kita dapat mengikuti Model Maria dalam merenungkan Yesus. Perhatikan sumber meditasi Maria. Tapi Maria menyimpan semuanya itu dan merenungkan dalam hatinya ”(Lukas 2:19). Dia merenungkan dalam hatinya, yang sangat berbeda dengan hanya mengingat mereka dalam pikiran. Sementara pikiran adalah bagian dari hati, ada banyak hal di hati. 

Orang-orang Yahudi kuno menganggap Jantung (heart) yang beratnya tidak lebih dari 14 ons (0.4 kg) adalah organ yang memompa darah ke seluruh tubuh Kita. Jantung adalah kata simbolis. Itu Orang Yahudi menganggap jantung sebagai pusat kecerdasan, emosi, dan kehendak; itu adalah sumber pengarahan diri dan persepsi diri.

Renungkan Dalam Hatimu

Hati (heart/jantung) adalah pusat kecerdasan Kita, emosi, dan kemauan. Ini adalah sumber  persepsi diri dan pengarahan diri. 

Ketika Kita merenungkan Yesus dengan hati Kita, seluruh pribadi Kita memeluk Dia. Kita mungkin punya kenangan yang menyenangkan tentang sahabat dekatmu, tetapi merenungkan Yesus lebih dari sekadar meninjau ulang kenangan dengan sahabat dekatmu itu. Kita merenungkan Yesus Kristus karena Kita mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa, pikiran, dan tubuh. Kita mungkin berpikir tentang Presiden pertama kita Sukarno yang luar biasa itu, merenungkan Yesus lebih dari sekadar berpikir tentang orang yang bersejarah, Kita menyembah Yesus Kristus. 

Meditasi Kristen, sebuah Seni dan Disiplin Spiritualitas Meditasi yang Hilang (4c)

Disunting : Dr. Ir. Heru Kustriyadi Wibawa, MSc.

Artikel Terkait

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 24

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 24

Renungan Pagi. Tempe dan Tuhan. (kisah nyata seorang ibu dari Magelang) Di suatu desa hiduplah seorg ibu penjual tempe.  Tak ada pekerjaan lain yg dpt dia lakukan sbg penyambung hidup. Meski demikian, nyaris tak pernah lahir keluhan dr bibirnya.  Ia jalani...

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 23

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 23

Kisah simson di alkitab sebenarnya sangat tragis. Jangan sampai karakter dan keadaan Simson ada dalam hidup kita. Kita harus menyiapkan diri agar keadaan Simson tidak sampai terjadi dalam hidup kita atau bahkan jangan ada yang seperti Simson. Dalam kitab Hakim - hakim...

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 22

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 22

Shalom, puji Tuhan, saya diberi kesempatan untuk sharing dengan teman2 disini, hari ini saya mau bicara tentang mungkin sebuah teguran Tuhan untuk saya, yaitu tentang sayap, dalam Amsal 1:17 => Sebab percumalah jaring dibentangkan di depan mata segala yang...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *