Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 1

by | Jan 24, 2024 | 0 comments

Jubah kesulungan

Shalom semua, ya hari ini saya mau sharing tentang jubah kesulungan..

2 Raja – raja 2:9-15 => 9. Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: “Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu.” Jawab Elisa: “Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu.” Berkatalah Elia: “Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi.  Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai. Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: “Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!” Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan. Sesudah itu dipungutnya jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi sungai Yordan.  Ia mengambil jubah Elia yang telah terjatuh itu, dipukulkannya ke atas air itu sambil berseru: “Di manakah TUHAN, Allah Elia?” Ia memukul air itu, lalu terbagi ke sebelah sini dan ke sebelah sana, maka menyeberanglah Elisa. Ketika rombongan nabi yang dari Yerikho itu melihat dia dari jauh, mereka berkata: “Roh Elia telah hinggap pada Elisa.” Mereka datang menemui dia, lalu sujudlah mereka kepadanya sampai ke tanah.

Sebenarnya kata “dua bagian” ini berarti dua pertiga daripada rohnya. Ini sebenarnya sebuah ungkapan yang hanya dipakai untuk menunjuk kepada sesuatu yang namanya “hak kesulungan”. Karena anak sulung mendapatkan dua pertiga bagian dari warisan ayahnya. Ketika Elia berkata “Apakah yang engkau minta? Maka Elisa ingin berkata “Bapa, aku ingin mendapatkan hak kesulunganku, lihatlah ada 50 orang nabi yang mengabdi padamu. Aku ini hanya pelayanmu, dan tidak ada seorangpun yang berkata bahwa aku ini nabi. Tetapi karena engkau bertanya “apa yang kau minta?” maka aku minta berikan kepadaku dua bagian dari rohmu, jadikan aku anak sulungmu”

Ada banyak orang yang tidak menyadari bahwa hak kesulungan ini sebenarnya luar biasa. Secara naturalnya diberikan kepada anak laki –laki yang lahir pertama kali. Dalam tradisi bangsa Yahudi hanya anak laki – laki pertama yang berhak mendapatkan hak  kesulungan. Tetapi jika kita membaca Alkitab, penuh dengan cerita bagaimana anak laki laki pertama dalam keluarga tertentu, seharusnya mereka menerima hak kesulungan, tetapi ternyata mereka gagal mendapatkannya. Coba kita urutkan beberapa cerita, kita mendengar nama Kain, jelas bahwa Kain anak laki2 pertama, seharusnya dua pertiga dari ayahnya, jatuh kepadanya. Tapi Kain berakhir menjadi seorang pembunuh. Kita juga membaca kisah Ruben, dia anak pertama dari Yakub dan seharusnyalah Ruben ini yang mewarisi hak kesulungan ayahnya. Tapi kita mengerti Ruben tidak pernah mendapatkannya. Bahkan hak kesulungan itu jatuh pada adiknya, Yusuf. Kita juga tau tentang Esau, bagaiman ia memandang rendah hak kesulungan itu serta menjualnya. Pada akhirnya kita mengerti bahwa Esau meraung raung tetapi tetap tidak bisa mendapatkan kembali apa yang sudah hilang. Kita juga membaca kisah Gehazi, bujang Elisa, ia yang berada di posisi Elisa saat bersama Elia, tapi ia berakhir dengan kusta dan tidak pernah mendapatkan jubah kenabian dan hak kesulungan.

Kalau kita membaca perjanjian baru, ada orang yang terdahulu menjadi yang terakhir, kita juga membaca kisah anak sulung dan bungsu. Si sulung mengaku dirinya selama bertahun tahun melayani bapanya dan tidak pernah melanggar perintahnya. Tetapi pada akhirnya yang menikmati pesta dan jubah maha indah justru adiknya sendiri.

Lalu apa hebatnya jubah kesulungan? Ketika Elisa meminta  hak kesulungan maka yang ditinggalkan Elia adalah jubahnya. Apa arti jubah disini? Dalam bahasa Ibrani mempunyai berbagai macam arti dan saya gabungkan pengertiannya adalah : sesuatu yang luas, sesuatu yang lebar, sesuatu yang sangat terkenal, sesuatu yang sangat baik, sesuatu yang megah dan mulia. Begitu jubah ini jatuh kepada seseorang dan dikenakan dalam hidup seseorang maka perubahan yang terjadi adalah tiba – tiba semuanya menjadi begitu besar dan menakjubkan. Selama hidup Elia dia membuat 7 kali mujizat besar. Selama hidup Elisa, dia membuat 13 kali mujizat besar dan satu lagi ketika tinggal tulang, ada mayat yang tersentuh kepada tulangnya, mayat itu bangkit dan hidup kembali. Elisa membuat mujizat 2 kali lipat. Yesus berkata “Jika engkau percaya, engkau akan melakukan yang Aku lakukan, bahkan yang lebih besar.” Apa itu? Jubah kesulungan 

Lalu apa yang perlu kita lakukan? Kita sama2 belajar

Maleakhi 1:1-5 => Ucapan ilahi. Firman TUHAN kepada Israel dengan perantaraan Maleakhi. “Aku mengasihi kamu,” firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?” “Bukankah Esau itu kakak Yakub?” demikianlah firman TUHAN. “Namun Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau. Sebab itu Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah pusakanya Kujadikan padang gurun.”Apabila Edom berkata: “Kami telah hancur, tetapi kami akan membangun kembali reruntuhan itu,” maka beginilah firman TUHAN semesta alam: “Mereka boleh membangun, tetapi Aku akan merobohkannya; dan orang akan menyebutkannya daerah kefasikan dan bangsa yang kepadanya TUHAN murka sampai selama-lamanya.”Matamu akan melihat dan kamu sendiri akan berkata: “TUHAN maha besar sampai di luar daerah Israel.”

Kita tau Maleakhi adalah kitab terakhir di Perjanjian Lama. Setelah kitab Maleakhi tidak ada kitab apapun di Perjanjian Lama. Kemudian baru muncul injil Matius. Yang menarik adalah antara Maleakhi dengan Matius, penulisannya tidak beda 1 atau 2 bulan, atau setahun dua tahun. Melainkan ada jarak 400 tahun. Jadi ketika kita selesai membaca kitab Maleakhi, diteruskan ke Matius, sebenarnya kita sedang melewati masa 400 tahun yang vakum. Four hundred years of silent, tidak ada apapun yang Dia katakan, baru 400 tahun kemudian injil matius diberikan buat anak – anakNya. Jadi kitab Maleakhi ini seperti sebuah kitab untuk perpisahan dalam waktu yang cukup panjang, seperti Tuhan berkata “Ini sebuah bekal, ini sebuah patokan Aku berikan kepadamu sebelum nanti 400 tahun kemudian, Aku akan menyapamu kembali”. Jadi kita tau betapa penting sebenarnya kitab ini. Kitab Maleakhi bukan dimulai dengan perpuluhan walaupun yang terkenal Maleakhi 3:10. Tapi ada satu hal yang lebih penting yang Dia ucapkan pertama kali sebelum Tuhan diam 400 tahun.

Dia berkata “Aku mengasihi Yakub tetapi membenci Esau. Betapa mengerikannya ketika Pencipta kita mengatakan “Aku membenci kamu!” Siapa yang bisa menolong ketika Pencipta berkata “I hate you!” Akibatnya itu berat bagi hidup Esau. Alkitab mengatakan “Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah pusakanya Ku jadikan padang gurun.”

Apa artinya? Ini sebuah pemelaratan yang luar biasa. Kepada orang yang Dia katakan “Aku benci kamu!’ tanah pusakanya dijadikan padang gurun lalu berubah menjadi gunung karang yang kering dan tidak ada kehidupan.

Sebelum 400 tahun Dia diam, Dia ingatkan pertama yang menjadi keprihatinan hatiNya soal Yakub dan terutama soal Esau Mengapa Tuhan sampai berkata “Aku mengasihi Yakub tetapi membenci Esau?”

Kejadian 25:29-34 => Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. Kata Esau kepada Yakub: “Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah.” Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom.Tetapi kata Yakub: “Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu.”Sahut Esau: “Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?”Kata Yakub: “Bersumpahlah dahulu kepadaku.”Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.

Ini awal dari masalahnya. Orang seperti Esau mendapatkan hak kesulungan sebenarnya tanpa bekerja. Dan orang itu lahir sebagai Anak laki – laki sulung merupakan pemberian Tuhan, anugerah Tuhan, keputusan Tuhan. Dia tidak bisa memilih, siapapun tidak bisa memilih harus lahir sebagai anak keberapa.

Ketika Tuhan berkata “Engkau laki laki, anak pertama” Maka Tuhan berkata “Kepadamu kuberikan hak kesulungan” Tetapi orang ini menganggap ringan akan apa yang Tuhan sediakan dalam hidupnya. Kenapa sih hanya karena itu sampai Tuhan berkata “Aku membenci Esau?” Orang yang tidak mengerti seberapa besar efek dari hak kesulungan ini, maka orang itu dengan mudah menganggap ringan apalagi ditambah dengan kesombongan2 dalam hidupnya. Maka dengan mudah ia berkata “Aku gak perlu itu”.

Esau merasa dirinya seorang pemburu yang hebat. Dia bisa bekerja, dia kuat, dia ahli menggunakan senjata. Sedangkan Yakub anak rumahan, jadi berbeda sekali. Karena itu dia merasa “Aku bisa kog, buat apa begitu2, ayahku kaya”

Dan pada akhirnya ia menangis maraung2, dia menyesali apa yang hilang dari hidupnya. Sebab menurut saya belakangan dia sadar bahwa blessing itu tenyata luar biasa. Ketika kita tidak bisa mengerti akibatnya seperti apa, maka kita termasuk orang2 yang mengalami kerugian secara luar biasa.

Yakub mengerti harga dari jubah kesulungan ini, itu sebabnya ia memakai segala cara untuk mendapatkannya, memang soal tipuannya Tuhan tidak suka, tetapi pengertiannya tentang betapa berharganya itu, itu yang membuat Tuhan suka. Mungkin ada yang berkata “Masak hanya karena menganggap ringan, Tuhan benci?” Tapi pernahkah anda punya barang yang begitu precious, begitu berharga dan anda ingin berikan kepada seorang namun orang itu menganggap ringan dan berkata “Buat apa, semua ini?”

Kita ini diangkat menjadi anak – anak Allah melalui darah Yesus yang mahal, bukan dengan barang yang fana. Esau ini Tuhan beri lahir sebagai anak pertama, cucu dari sahabatNya, Abraham, dia anggap ringan. Dan pada waktu Tuhan melihat Yakub, menginginkan hak itu, caranya memang salah, tapi Tuhan berkata “Nah, ini lho, ngerti yang Aku mau!

Masalahnya sekarang : yang seperti itu harus sangat diingini, tidak cukup kita berkata “Ya, aku mau, pokoknya aku mau” kita harus jadi spons untuk air kehidupan itu bisa terserap, kalau kita datang seperti sebongkah besi, maka tidak akan terjadi apa –apa.

Soal perkara ilahi, Tuhan itu sangat sensitif, jika itu bukan sesuatu yang kita ingini, maka hal itu tidak akan pernah turun dalam hidup kita.

Lukas 24:28-29

Tuhan sebenarnya tidak sungguh sungguh ingin meneruskan perjalanannya. Dia berbuat seolah – olah hendak meneruskan perjalanannya. Dia menemani 2 orang ini bicara, sampai di Emaus, Dia berkata “Udah ya, kamu udah sampai, saya mau pergi” Tapi hatiNya ingin berkata begini “Jangan biarkan Aku pergi” karena itu kalimatnya berkata “Dia seolah – olah, artinya Di tidak sungguh – sungguh ingin pergi. Bagi oran yang tidak mengerti pasti berkata “Oh, ya sudah, sampai jumpa lagi” Yesus seolah olah ingin meneruskan perjalanannya, tetapi hatiNya berkata “Dont let me go!” Dua orang ini mengerti, hati mereka berkobar dan berkata “kami ingin dengar yang lebih lagi” alkitab berkata “Mereka sangat mendesakNya” reaksi itulah yang ditunggu Tuhan sebenarnya. Mungkin ada yang berkata “Masa  Tuhan jual mahal begitu?” bukan begitu. Sebab Dia selalu mengukur “ketamakan kita”, “kerakusan kita” akan perkara yang rohani. Jika tidak cukup dalam, Dia tidak akan masuk. 

Setiap orang punya ukuran kedalaman yang berbeda. Kitab Yehezkiel mencatat “ada yang semata kaki, ada yang sepinggang, bahkan ada yang sampai tenggelam”. Jadi seberapa kita mengingini yang dari Tuhan itu, Dia mengukur. Jika sampai sangat mendesak, Dia masuk. Seandainya mereka tidak mendesak, maka mereka tidak akan melihat Yesus yang sudah bangkit. Tapi seringkali kita ini tidak cukup punya kedalaman, sehingga Tuhan berkata “Aku ingin lemparkan diriKu ini semuanya masuk kedalam kolammu, tapi Aku terbentur tembok kolammu yang terlalu dangkal airnya. Bagusnya buat spa ikan saja.” Dan Tuhan tidak bisa memasukkan yang lebih besar. Semakin kita punya kedalaman, maka akan semakin besar pula yang Tuhan ingin masukkan dalam kehidupan kita.

Kita buka di Matius 14:22-33

Apa yang berbeda dari Petrus? Ketika ada perkara supranatural terjadi, semua teriak “hantu!” mungkin seperti di film horor. Kita bisa bayangkan dalam satu perahu ada 12 orang, yang 11 ketakutan hanya 1 yang berani berkata “Kalau itu Engkau Tuhan, suruh aku datang, jangan berenang tapi jalan di atas air! Perlu iman yang cukup gila untuk berkata seperti itu. Banyak dari kita mengkhotbahkan “mengapa petrus tenggelam” daripada mengkhotbahkan bagaimana ia jalan di atas air. Hari ini juga banyak yang berkata “itu hantu!” Tuhan bekerja luar biasa, kita sibuk teriak “setan!” tapi adakah kita seperti Petrus yang mau berkata “suruh aku, Tuhan..”dan jika ini kuat dalam hidup kita, sekalipun kita terseok seok, percayalah Tuhan menghargai itu. Dia ukur sampai dimana kedalaman “kerakusan” kita akan hal yang rohani.

Kita baca satu kisah lagi yang terakhir supaya kita makin mengerti Yohanes 1:35-39

Dua orang berjalan ikut Tuhan. Yesus tau ada yang mengikutiNya, dan Dia berhenti, berbalik dan bertanya “What do you want? Apa yang kamu mau? Mereka berkata “Guru dimana Engkau tinggal?” Tuhan berkata “Kamu mau tau dimana Aku tinggal? Come, you see! Apapun yang mereka inginkan hari itu, mereka dapatkan lebih lagi, bukan hanya melihat dimana Tuhan tinggal, tapi mereka tinggal bersama sama dengan Tuhannya. Hari ini Tuhan bertanya kepada anda “sudah sekian waktu anda ikut Yesus, what do you want? Apa yang kau inginkan?

Kita lihat wanita yang 12 tahun pendarahan, begitu banyak orang yang menghalangi, badannya lemah, hartanya habis, lalu dia berkata “Asal kujamah saja jumbai jubahnya, aku akan sembuh” wanita itu merangkak dan menerobos banyak orang, sebab ia mengerti akan perkara ilahi yang akan memulihkan hidupnya, hari itu dia sembuh.

Kita baca tentang Bartimeus, seorang buta, ketika Yesus lewat, ia tanya “Siapa itu?” orang menjawab “Yesus dari nazaret” tapi Bartimeus tidak teriak “Yesus dari Nazaret” Ia berteriak “Yesus Anak Daud, kasihanilah aku! Sebab ia tau, ini bukan sekedar orang dari Nazaret, Ini Mesias, sang juruselamat, orang suruh diam, makin dia keras berteriak. Dan akhirnya Tuhan berkata “Bawa dia kemari” dan saat Tuhan memanggil, ia tanggalkan jubahnya, tanda bahwa ia tidak buta lagi sejak hari itu, bahkan sebelum Tuhan berbuat apa2. Dia mengerti ketika dia bertemu Yesus, maka hidupny akan berubah, masa depannya berubah dan semuanya berubah

Tuhan tetap mengukur kedalaman, kehausan, kerakusan dan ketamakan kita akan hal yang rohani. Maka itulah Yesus yang tau bahwa bartimeus buta, tetap berkata “apa yang engkau mau?” karena mungkin ada orang yang tidak mengingini apa yang dari Tuhan. Tetapi Tuhan berkata “Jika itu menjadi kerinduan hatimu, Aku berikan”

Itu sebabnya Tuhan berkata “Kalau kamu berdoa, masuk kamar, kunci pintunya” Dia berkata “masuk keruang rahasiamu, dalam hati kita ada satu rongga pribadi khusus buat Tuhan, dimana setiap saat kita bsa mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Dan disitu apapun yang kita nikmati dengan Dia, itu adalah sesuatu yang sangat pribadi, dan mungkin tidak ada yang lain yang bisa mengerti.

Segala sesuatu yang ilahi yang dari Tuhan, harus begitu sangat diingini. Jika kita tidak mengingini akan apa yang dari Tuhan sebegitu luar biasa, maka itu tidak akan pernah turun dalam hidup kita. Orang boleh tidak punya apa2, boleh tidak bisa apa2 dan boleh sangat terbatas kemampuannya. Tetapi selama kita sangat mengingini perkara2 yang ilahi lebih dari apapun di dunia ini,maka kita akan mendapatkan apa yang dari Tuhan.

Artikel Terkait

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 24

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 24

Renungan Pagi. Tempe dan Tuhan. (kisah nyata seorang ibu dari Magelang) Di suatu desa hiduplah seorg ibu penjual tempe.  Tak ada pekerjaan lain yg dpt dia lakukan sbg penyambung hidup. Meski demikian, nyaris tak pernah lahir keluhan dr bibirnya.  Ia jalani...

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 23

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 23

Kisah simson di alkitab sebenarnya sangat tragis. Jangan sampai karakter dan keadaan Simson ada dalam hidup kita. Kita harus menyiapkan diri agar keadaan Simson tidak sampai terjadi dalam hidup kita atau bahkan jangan ada yang seperti Simson. Dalam kitab Hakim - hakim...

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 22

Buku Renungan Harian FB Bagian 7 – Part 22

Shalom, puji Tuhan, saya diberi kesempatan untuk sharing dengan teman2 disini, hari ini saya mau bicara tentang mungkin sebuah teguran Tuhan untuk saya, yaitu tentang sayap, dalam Amsal 1:17 => Sebab percumalah jaring dibentangkan di depan mata segala yang...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *