Keluarga yang sehati dan sejiwa.
Kisah Para Rasul 4:32 (TB)
Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
Keluarga yang kita miliki bisa keluarga secara fisik tetapi juga secara rohani. Kesatuan diantara anggotanya hanya bisa kuat ketika ada kesatuan hati dan jiwa. Dan itu didasari kesadaran bahwa dapat menerima dan membagikan dengan sukacita diantara anggotanya.
Teladan cara hidup Jemaat mula-mula yang mampu menyingkirkan kepentingan diri dan kepemilikan pribadi diganti dengan kepemilikan bersama. Sehingga kehidupan masing masing keluarga kecil selalu dikaitkan dengan keluarga besar dalam jemaat.
Sehingga apa yang dihadapi setiap anggota jemaat juga menjadi pergumulan bersama, kehidupan yang terkait dan terikat satu sama lain membangun cara hidup, saling menopang, saling menanggung bahkan saling berkorban. Karena kalau salah satu jatuh maka akan membuat yang lain juga terbawa jatuh.
Saudaraku marilah kita bersyukur ketika kita telah memiliki keluarga rohani yang begitu mulia dan baik saat ini. Marilah kita menjalaninya dengan kesatuan hati dan jiwa, rela melepas kepentingan diri, dan rela memperhatikan bahkan berkorban bagi anggota yang sedang dalam kesulitan.
Kita jalani kehidupan di usia senior ini dengan keyakinan bahwa Tuhan akan menjaga dalam keluarga rohani ini, dengan saling bergandengan tangan dalam kasih didasarkan kesatuan hati dan jiwa kita.
Tuhan Yesus memberkati.
hkw
0 Comments